#Jangan Pergi

54 7 1
                                    

"Makan dulu" ujarnya.

Mereka berdua menyatap habis setiap masakan yang tersaji.

"El kok gak langsung berpakaian" tanya Ezza yang sedari makan tadi memperhatikan pakaian yang dipakai pria nya itu.

"Perasaan aku gak punya sihir deh, kok kamu bisa gak liat aku udah berpakaian" jawab El.

"Maksud aku itu kemeja sama jas kamu mana, kok malah pakai kaos oblong gini" ujarnya.

"Karena semua kerjaan udah aku tangani, khusus hari ini aku free" ujarnya dengan harapan sang pria nya itu peka, lalu mengajaknya keluar.

"Baguslah" ujarnya yang langsung dipotong oleh El

"Bagus kenapa ?" tanya El penuh harap.

"Karena kamu bisa istirahat seharian, soalnya kemarin kamu gada istirahat sama sekali" ujarnya.

Perkataan Ezza membuat El murung.

"Kenapa ? Kok wajahnya jadi gitu ?" tanya nya.

"Gapapa" jawab El kepada pria yang duduk didepannya.

"Ouh, yaudah" ujarnya sembari membereskan piring makan mereka.

"Y" ujar El dengan datar.

Ezza hanya tersenyum, lalu ia menghampiri pria nya.

"Maksud aku, waktu free kamu dipakai buat istirahat sama aku, kita gak perlu keluar disini aja" ujarnya dengan senyum.

Seketika wajahnya berubah menjadi bersemangat, El memeluk Ezza. Ezza melingkarkan kedua tangannya pada leher lelaki itu, juga kaki nya melingkar tepat memeluk badan prianya, lalu sang pria membawanya menuju kamar, ia menurunkan prianya dengan lembut diranjang. Lalu mulai mendaratkan sebuah kecupan dikening prianya, mencium pipinya, hingga bibir keduanya bersentuhan, El melumat bibir prianya dengan lembut, lidah mereka saling bermain selama 15 detik, kemudian El kembali melumat bibir prianya itu dengan ganas terakhir sebelum lumatan itu dilepaskan El menyerap semua hingga mulut prianya kering.

Kemudian ia mulai membuka bajunya juga baju prianya, ia mendaratkan sebuah ciuman pada dada bidang prianya dan mulai memberi kecupan serta tanda kepemilikan diseluruh tubuh prianya itu. Tangannya menerogoh pada bagian bawah prianya, kembali membuka 2 lapis hingga menemukan Ezza kecil, tangannya bermain sebentar mempertemukan El dan Ezza kecil dilubang kecil sedikit elastis tersebut.

"Ahhh"

"Ahhh"

"Ahhh"

Begitulah rintihan Ezza selama proses perayaan resminya hubungan mereka, El tidak memberi jeda sedikitpun ia yang tadinya lambat mulai mempercepat gerakannya, ia begitu larut dalam cinta yang membara, melupakan keadaan tubuh prianya, beruntung prianya dapat menerima dan menahan segala gerakan berbeda yang diberikan oleh prianya itu selama 3 jam lebih.

"Ahhh" ujarnya merebahkan diri.

"Kamu baik – baik aja kan ?" sambungnya.

"Menurut kamu ? Bagian bawah aku sakit tau" ujar Ezza.

"Maaf ya, aku gabisa tahan lagi, sampai aku kebablasan dan buat kamu sakit, maaf ya" pintanya kepada pria yang berbaring bersamanya.

"Iya gapapa, tapi lain kali jangan gitu ya" pinta Ezza.

"Iya, makasih Al" merentangkan kedua tangannya, Ezza pun masuk dalam pelukan prianya.

"Jangan pergi dari aku ya Al, aku sayang banget sama kamu, Elal forever" ujarnya.

"Iya" jawab Ezza.

..

Keesokan harinya, El pergi bekerja setelah sarapan tak lupa ia meminta kecupan dari prianya itu.

"Hati – hati ya" ujar Ezza.

"Loh ? Kok diem ? Kamu gak berangkat kerja ?" tanya nya heran.

El tak menjawab, ia hanya menggeleng – geleng kan kepala nya.

"Trus kenapa gak berangkat juga ?" tanya Ezza dengan heran sekali lagi.

El kembali menggeleng – gelengkan kepalanya dengan menunjuk ke arah bibirnya beberapa kali. Ezza yang mengerti maksud dari gerakan itu,

Cup

"Hati – hati ya" ujarnya.

Rutinitas sebelum berangkat kerja selama di Thailand tidak pernah terlewat sekalipun bahkan saat Ezza masih tidur akibat malam yang melelahkan, El pasti menghampirinya lalu mengecup bibir prianya, terkadang ia melumatnya sendiri sampai Ezza terbangun dan menghentikannya.

..

Empat hari kemudian, malam pun tiba terlihat dua pasang insan manusia sedang terbaring diatas ranjang, satu tangannya menjadi sandaran kepala sang kekasih, mereka saling mengobrol.

"Maaf ya, selama empat hari berturut – turut aku selalu gada waktu buat kamu" ujar El.

"Gapapa kok, kalau kamu ada waktu terus aku nya bakal capek ngeladenin kamu" balas Ezza.

"Ouh gitu..." jawab El.

Ezza tersenyum.

"Maksud aku gak seperti yang kamu pikirin ya, maksud aku bukan gitu, aku cuma itu..." belum sempat ia menyelesaikan perkataannya, El memotongnya.

"Iya aku paham kok, maaf juga selama ini aku mainnya suka kebablasan sampai kamu ngerasa sakit" jelas El.

"Oh iya, besok kan sabtu tuh, kamu suka ngedaki gak ?" tanya El.

"Gak suka, emang kenapa ?" Ezza melemparkan pertanyaannya kembali.

"Sama aku juga gak suka" jawab El dengan cepat diakhiri tawa.

"Kalau gitu ngapain nanya ?" ujar Ezza.

"Hehehe, besok ke pantai yuk ?" ajak El.

"Oke" jawabnya.

"Yaudah, tidur ya" ujar El.

Cup

Satu kecupan mendarat dikening El dari sang kekasih.

..

Pantai yang indah, udara begitu segar, angin sepoi – sepoi menyejukkan diri, terlihat dua insan manusia sedang berbaring diatas pasir putih nan halus sedang berbagi momen. Mereka berbicara, bercerita dengan tawa menggambarkan suasana hati yang baik diantara keduanya.

"Kamu haus gak ?" tanya pria dengan baju Hawaii berwarna putih pada pria yang ada disampingnya.

"Iya, kalau gitu aku beli minum dulu ya" tawar El, perlahan bangun dan hendak berdiri.

"Gausah, kamu tunggu disini aja, aku ke sana bentar" Ezza bangun lalu berdiri dan pergi.

"Ok, kabarin kalau ada apa – apa ya" pinta El. Dibalas anggukan oleh sang kekasih.

Ketika Ezza berjalan menuju café, dari kejauhan ia melihat pungung seorang wanita yang sangat akrab, namun ia belum dapat mengambil kesimpulan siapa orang tersebut, hingga kedua wanita itu berbalik,

"Itu bukannya Lisa ya ?" gumam nya.

"Loh, bukan nya dia di Korea ya ?" tanya nya untuk ke dua kali nya pada dirinya sendiri.

"Tapi...Itu siapa ?" sambungnya, ia terkejut melihat adegan yang terjadi didepan matanya, walau itu berada jauh dari tempat nya, ia masih bisa melihat dengan jelas adegan ciuman itu. Ia mengeluarkan gawai yang berada disaku celananya lalu memotret momen tersebut, bukan untuk memberitahu pihak keluarganya namun sebagai bukti suatu hari nanti jika ada hal diluar dugaan.

Ezza kembali, memberikan minuman pada El, lalu mereka berdua duduk menghadap air laut yang begitu biru, menikmati pasang surut juga air laut menyentuh kaki, sangat menyegarkan. Ezza bersandar dibahu sang kekasih. Mereka menikmati sunset yang luar biasa cantik dikala senja tiba.

Keesokan harinya, pukul 15.00 mereka take off menuju Indonesia, sesampainya dirumah pukul 20.15 WIB. 

PELANGI TANPA WARNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang