Ezza bangkit dari tempat duduknya, hendak meninggalkan bandara, siapa sangka seseorang sedang terburu – buru menabraknya hingga ia jatuh terduduk ditempatnya semula.
" Hati – hati dong pak " teriaknya.
" Kayaknya gw nabrak sesuatu deh, tapi apaan ya ? " gumam nya dengan terus berjalan
Melihat hal tersebut membuat Ezza sangat kesal, kemudian dia berjalan cepat menyusul pria itu lalu sengaja menabrak bahu pria itu dari belakang dan berkata...
" Sorry sengaja " mempercepat langkah kakinya, cukup jauh dari pria tersebut.
" Dasar anak muda zaman sekarang, tidak ada sopan santun nya " ujar pria itu.
Ternyata keramaian bandara tidak menjadi penghalang atas kata – kata pria tersebut.
" Jadi orang tua jangan bersikap seenaknya dong, mau dihormatin tapi gak menghargai " balas Ezza meninggikan sedikit suara nya lalu melambaikan tangan tinggi – tinggi pada pria itu.
Tidak hanya tidak marah, pria itu justru tertawa kecil, akan hal tersebut. Ia menyadari atas kesalahan yang lebih dulu ia perbuat, pikirnya teguran yang pria barusan lakukan adalah cara yang tepat.
Altezza merupakan mahasiswa jurusan management disebuah Universitas Negeri ternama, meskipun demikian ia juga bermimpi menjadi seorang fotografer.
Tiga hari setelah kejadian dibandara lalu, Ezza memutuskan untuk keluar mencari objek foto sebab sudah seminggu dia belum menyerahkan gambar pada atasannya.
Pucuk dicinta ulan pun tiba, siapa sangka Ezza dan juga pria yang ia temui beberapa hari lalu dipertemukan kembali dengan kejadian ???
" Bukannya itu cowo yang dibandara kemarin ya ? " gumam pria itu pada dirinya sendiri.
Setelah mengeluarkan kata itu, terlihat 2 orang anak kecil sedang berlari mengejar satu sama lain menuju tempat Ezza berdiri, lalu...
" Dapet " ucap pria itu dengan camera ditangannya.
Kejadian singkat itu membuat Ezza syok hingga terdiam,,,
" Ini camera nya " ucap pria itu sembari menepuk bahu Ezza untuk menyadarkannya.
" Ah, iya makasih " balas Ezza
" Duduk dulu deh disitu " tunjuk pria itu pada kursi taman yang ada dibelakang mereka.
" Oh, ok " balas Ezza sembari mengikuti arahan
" Gapapa ? " tanya pria itu.
" Enggak, cuma kaget dikit " jawab Ezza tanpa memalingkan wajah kearah pria itu, tatapan kosong.
" Minum dulu " memberikan air mineral yang telah dibuka kepada Ezza
Ezza pun meminumnya, air itu menyadarkan ia kembali dari tatapan kosong .
" Sekali lagi saya berterima kasih ya om, kalau gada om saya gatau harus gimana seandainya camera saya jatuh trus rusak " jelas Ezza
" Iya, gapapa kok, tapi..." balas pria itu.
" Nama saya Jonathan Immanuel Sirahop, tahun ini berusia 22 tahun, saya belum setua itu untuk dipanggil om – om " sambung pria itu.
" Ouh, begitu rupanya. Saya Altezza Supamongkon, berusia 20 tahun menjelang 21 om, eh salah, maksud saya kak " jelas Ezza.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI TANPA WARNA
RomanceAltezza yang kerap di panggil Ezza/Al merupakan pria cantik nan rupawan, memiliki 2 saudara perempuan serta orang tua yang baik, semua nya tampak baik sampai suatu ketika pertemuan itu mengubah hidup Al dan El. Akan kah mereka mendapat restu dari o...