Magang #2

24 9 2
                                    

"Setuju, belum lagi orang baru tadi, definisi laki – laki cantik seutuhnya" balas Cia dari belakang Kia, yaps mereka berdua ialah resepsionis.

"Boleh bawa balik gak si, pengen tak karungin" sambung Cia dengan tatapan memohon manja.

Plak...

"Jangan mimpi" ujar Jerssy, dengan kepuasan semata setelah memukul kening salah satu sahabatnya itu, Cia.

Ya mereka adalah CIKINY (CIa, Kia, gINa dan jerssY), beranggotakan 4 perempuan cantik yang bersahabat, walaupun berbeda bidang pekerjaan, mereka tak pernah lupa dan saling menjaga satu sama lain, Gina sebagai Ketua Tim Designer dan Jerssy sebagai Ketua Tim Creative. Sirahop Company merupakan perusahaan yang bergerak dibanyak bidang. Selain itu, mereka juga terkenal dikalangan pekerja dasar hingga lantai 15, karena bakat serta kebaikan yang mereka lakukan. Hanya saja, untuk lantai 16 tempatnya CEO berada, tidak pernah terdengar sedikitpun nama geng mereka atau nama lainnya disebut karena "16 = Ketenangan" ya itulah julukan yang akan menyambut Anda.

..

"Silahkan masuk, Pak Jo telah menunggu anda" ujar Tutor setelah mengetuk, lalu mempersilahkan Ezza masuk ke dalamnya.

"Oh, oke" balas Ezza, kemudian ia perlahan membuka pintu lalu melangkah masuk, pandangan nya tertuju pada kursi besar yang berada didepannya.

"Ma-af pak, sa-ya Altezza Supamongkon, izin melapor bahwasanya ini hari pertama saya magang" ujarnya terbata – bata dan ditengah kalimat, perkataannya melaju begitu saja.

El yang berada dibalik kursi kebesaran tersebut hamper saja tak dapat menahan tawa akibat pengucapan kekasih nya tersebut.

"Apakah begini cara anda memperkenalkan diri" ujarnya dengan nada yang berat agar Ezza tak mengenalinya, karena ia ingin menjahili prianya.

Sementara dibelakang, Ezza mulai panas dingin, tangannya tak henti mengeluarkan air (berkeringat), kakinya mulai gemetar, ia tak lagi memperdulikan sekeliling, bahkan nama yang tertera di atas meja.

"Kemari" sambungnya dengan tangan yang mengisyratkan untuk ia maju.

Ketika ia perlahan maju, tiba – tiba El menarik tangannya, membuat Ezza jatuh ke dalam pangkuannya.

"Cabul..Cabul...Cabul..dasar CEO Cabul" ujar Ezza dengan terus memberontak dalam dekapan CEO, ia tak berani membuka mata nya, sejak saat tangan nya di tarik, ia terus memberontak hingga,

Cup...

"Ini El nya Al tau, masa pacar sendiri dikatain cabul" ujar sang CEO dengan nada yang manja, sembari mengusap – usap tangannya yang sakit akibat pukulan sang pria nya.

"Habisnya kamu sih, aku kan gatau kalau itu kamu" ucap Ezza dengan meniup tangan kekasihnya lalu menekan nya pelan demi mengurangi sedikit rasa sakit.

"Lagian, kamu kenapa gak baca papan nama yang ada di meja dan yang izinin kamu buat magang di sini kan aku, jadi apa yang harus kamu takutin Al ?" tanya El dengan lembut, sembari menciumi bahu pria nya.

"Aku kira kayak di perusahaan lain, pemimpin ada 2, lagian kamu, kenapa kamu... kenapa kamu... kenapa kamu kenapa gak bilang ? Kalau kamu yang bakal aku temuin nanti dikantor" jawab Ezza yang masih dengan pengulangan kalimat, sebab ia memiliki sedikit rasa takut karena telah memukul kekasihnya.

"Makanya" sentil El pada kening pria nya.

"Kamu jangan main turun aja dari mobil" sambungnya.

"Yaudah, maaf ya" mengulurkan kelingking, lalu El menerima dengan cap stempel ibu jari keduanya.

"Oke" tidak menyia-nyiakan kesempatan, itulah El.

Ezza telah berada dalam dekapannya, tangannya kini bersama dengan tangan pria nya, ketika wajah mereka berdekatan, El tidak mampu menahan cantiknya warna merah jambu berkilau itu, tanpa sadar melumatnya hingga dalam, semakin dalam sampai ia kehilangan air dan kering.

"El...." teriak Ezza.

"Apa sayangku ? Aku disini loh, kamu gak perlu teriak gitu" goda El.

Ezza bangkit dari pangkuan sang CEO, dan berkata

"Mesum" lalu pergi meninggalkan El yang masih tersenyum sendirian diruangannya

"Manis banget cowo gw" gumamnya.

Ya, begitulah hari pertama Ezza berlalu.

PELANGI TANPA WARNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang