Bayi ?

36 6 5
                                    

"Gausah sok baik, aku udah muak liat kamu, pergi kamu dari sini" usir Jennie, dengan menunjuk arah gerbang pemakaman.

"Kak ?" tanya Lisa, seakan tak percaya pada apa yang iya dengar.

"Apa? Apa kamu fikir aku bodoh, aku tau sifat busuk kamu, aku denger semua obrolan kamu sama mama tadi" bentak Jennie, seketika ia tertawa "Hahahaha".

"Siapa sangka ? dibalik muka polos kamu tersimpan begitu banyak kebohongan, mau aku sebutin, pertama, sejak kelahiran kamu mama berubah semua focus dan perhatian mama kamu renggut, aku tau itu bukan sepenuh nya kesalahan kamu, tapi apa ? kamu memanfaatkan nya demi keuntungan mu sendiri, perihal kamu yang tidak pulang selama kurang lebih 6 bulan, itu sama dia kan, kamu tinggal bareng dia dan gak mikirin kami berdua" tujuk Jennie pada Rose yang sedari tadi hanya menangisi makam El.

"Sekarang, kamu cerita semua tentang Ezza dan Jo, tanpa memberikan kesempatan untuk mereka berdua mengobrol secara pribadi dengan mama dan ayah, kamu mencuri start duluan, aku mendengarnya dengan jelas, bagaimana kamu membuat mama berpihak dengan memanfaatkan perasaan mama dan lagi - lagi demi keuntungan kamu, aku selalu menutup mata akan keserakahan kamu, tapi sekarang ? Liat akibat dari perbuatan kamu ? Liat...." bentak Jennie, melampiaskan semua emosi yang telah ia simpan selama ini.

"Akibat perbuatan kamu, merenggut nyawa orang yang paling aku sayangi, hahahaha" lagi, perasaan Jennie berubah - ubah, dari marah, lalu tertawa hingga akhirnya ia menangis.

"Apa ? Ini semua ulah kamu Sa ?" tanya Rose tak percaya.

"...." Lisa hanya diam tak menjawab nya.

"Apa kamu tau ? Bahwa orang yang menyakinkan papa untuk merestui hubungan kita berdua adalah Kak Jo, orang yang selalu baik sama keluarga aku juga Kak Jo, apa kamu tau bahwa selama ini kehidupan Kak Jo hanya di isi oleh berkas dan berkas, senyum yang dia tunjukkan pada kalian itu adalah senyum terlebar yang per-nah aku liat, mata nya yang dulu suram berubah menjadi penuh warna dan itu semua berkat Kak Ezza, aku bersyukur ketika tau Kak Ezza lah yang mengubah hidup Kak Jo dan Kak Ezza juga merupakan kakak kandung kamu, aku sangat senang saat itu, namun sekarang ? Keserakahan kamu menghancurkan kebahagian Kak Jo dan juga hubungan kita" jelas Rose dengan penuh kekecewaan, ia tak menyangka bahwa wanita yang selama ini ia cintai akan menjadi perenggut nyawa seorang penyelamat keluarga nya, kakak yang telah ia anggap kakak nya sendiri.

"Maksud kamu apa ?" Lisa menarik tangan Rose, menghentikan langkkahnya.

"Kita selesai, gada maksud apapun lagi" ujar Rose dengan berat hati, menepis tangan wanita nya.

"Tapi, kenapa ?" tanya Lisa dengan cemas, bagaimana bisa kedua wanita yang saling mencintai dan merancangkan masa depan cerah berakhir seperti ini ?

"Kenapa ? Anda harusnya mengembalikan pertanyaan itu ke diri Anda, saat melakukan cara kotor untuk mendapakan segala yang Anda ingin kan, apa Anda pernah berfikir jika seseorang melakukan hal demikian maka dampak seperti apa yang akan menimpa Anda?" tanya Rose, ia diselimuti dengan keraguan antara orang yang dicintai dan orang yang telah melindungi keluarga nya selama ini, namun perkataan nya sekarang tidak lagi merujuk pada hal demikian melainkan tentang seorang adik dan kakak.

"Tapi Rose, aku melakukan semuanya untuk kita berdua, kenapa kamu malah memberi respon diluar jangkauan ?" tanya Lisa, mencoba menyakinkan diri bahwa semua nya baik - baik saja.

"Teruslah berada dalam Zona aman mu, jangan pernah menghubungi atau mencariku lagi, karena sekali Anda melakukan nya, maka saya sendiri yang akan menyeret mu ke penjara" ancam Rose.

"Kak Jennie, maaf sudah mengecewakan kakak dan membuat keadaan menjadi sangat buruk seperti sekarang ini, juga terima kasih banyak telah menerima Kak Jo dengan baik" ujar Rose lalu membungkuk menandakan penghormatan paling dalam sebelum akhirnya ia benar - benar pergi.

"Rose" teriak Lisa, lalu Ibu menghampiri nya dan mencoba menenangkan nya.

"Semua nya cukup sampai disini, ayah maaf Jennie gabisa lagi tinggal dirumah itu, Jennie mohon pamit" ujar Jennie, menyalami tangan ayah nya.

"Iya sayang, maaf ayah untuk kalian berdua" ujar ayahnya, mengelus kepala anak perempuan pertama nya, lalu Jennie perlahan berjalan menjauh tanpa menghiraukan adik serta Ibu nya.

"V, saya titip Jennie sama kamu, tolong jaga dia dan bahagia kan dia, sudah terlalu banyak sakit yang ia alami, jangan biarkan hal seperti ini menimpa nya kembali" pesan ayah kepada V, kekasih putri nya.

"Baik om, kalau begitu kami pamit dulu" ujar V, mempermisikan mereka berdua, lalu berlari menyusul Jennie.

"Kamu mau ke rumah aku atau gimana ?" tanya V dibelakang Jennie.

"Ke apart aja, aku mau nenangin diri dulu" pinta Jennie. V menuruti permintaan kekasihnya, setelah mengantarnya ia lekas pulang dan memberi ruang untuk Jennie menyendiri.

"Za, kenapa kamu harus ninggalin kakak secepat ini, kenapa Za ? kenapa ?" ujar Jennie sembari memandangi sebuah bingkai besar seukuran setengah badan nya, yang didalam nya terdapat foto adik lelaki nya.

Sepanjang malam, Jennie terus saja menangisi mendiang adik nya, ia belum mampu mengikhlaskan kepergian adik tercinta nya. Sementara itu, diluar apartment terlihat seorang pria yang tengah duduk membelakangi pintu, mengamati sekitar nya dan terus mendengarkan perkataan yang berasal dari dalam apartment. Ia adalah V, kekasih Jennie tadi nya pergi sebentar membeli makanan untuk mereka berdua, namun karena ke khawatiran nya lebih besar, ia rela menikmati makanan di depan pintu tanpa menekan bell, hanya mengirimkan pesan singkat pada kekasihnya.

Keesokan hari nya, handphone milik Jennie berdering, lalu ia menjawabnya.

"Apakah benar ini dengan Nona Jennie Supamongkon ?" tanya seorang pria disebrang telepon.

"Iya dengan saya sendiri" jawab Jennie.

"Saya dari pihak Rumah Sakit Pelita Harapan, ingin memberitahukan pada nona bahwasanya, bayi telah siap untuk dibawa pulang" ujar salah seorang pria petugas Rumah Sakit.

"Bayi ? Saya gak punya bayi atau melahirkan bayi ataupun semacamnya, mungkin bapak salah orang" bantah Jennie.

PELANGI TANPA WARNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang