Keesokan harinya seperti biasa jalanan Jakarta selalu macet, itu sebabnya mereka mempersiapkan diri dan berangkat pukul 08.00 WIB sesampainya di Bandara pukul 09.50 WIB, mereka pun bergegas lalu boarding dan sebagainya, take off pukul 11.00 WIB.
Selama dipesawat mereka tidak berbicara satu sama lain sebab El masih merasa kecewa dengan kejadian kemarin, sementara Ezza memakai earphone dan tertidur, perlahan jatuh ke pundak El, membuat segala rasa kecewa dan gelisah lenyap dari batinnya.
Sesampainya di Negeri Gajah Putih tersebut, mereka mengantri untuk mengambil barang kemudian keluar , tampak sebuah mobil mewah Rolls Royce Phantom berwarna hitam juga seorang supir yang berdiri disebelahnya.
Dan terjadi lagi, disepanjang jalan menuju apartment suasana diantara keduanya tidak buruk hanya saja tidak berbicara satu sama lain, namun tangan Ezza terus memegang tangan pria yang ada disebelahnya hingga pria tersebut menggenggam kembali tangannya, terpancar senyum manis antara keduanya.
Sesampainya di apart Ezza merapikan baju nya juga milik El, sementara El bergegas mandi dan berbenah lalu pergi untuk bertemu klien serta mengurus beberapa pekerjaan diperusahaan nya. Setelah selesai merapihkan Ezza berbenah kemudian tertidur.
Jam menunjukkan pukul 22.00 Ezza terbangun dari tidurnya, ruangan yang begitu besar namun hanya memiliki satu jiwa membuat segalanya terdengar
"Suara apaan ya ?" gumamnya .
"Lah iya ya, gw kan belum makan" sambungnya.
Ezza beranjak dari ranjang, dengan perlahan ia mulai menurunkan kaki kanannya sembari mengumpulkan nyawa dari tidurnya. Baru beberapa langkah, gemuruh petir begitu keras serta kilatan cahaya seakan membawa siang kembali berhasil menyadarkannya, Ezza berlari dan melompat ke ranjangnya, dengan cepat menutupi dirinya menggunakan selimut lalu menutup kedua telinga nya.
..
Sirahop Company
Disisi lain, seorang pria sedang mempresentasikan sebuah proyek perencanaan demi memenangkan tender dari CEO Sirahop yakni Jonathan Immanuel yang mana hal tersebut dihadiri oleh beberapa perusahaan lainnya. Namun di tengah – tengah presentasi tersebut, El merasa sesuatu yang buruk telah terjadi, kekhawatiran mulai menyelimuti fokusnya terbagi, akhirnya ia keluar tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Membuat semuanya tercengang,
"Silahkan dilanjutkan kembali" ujar asisten CEO, mengejutkan semuanya.
Presentasi pun dilanjutkan, El yang seharusnya menggunakan lift akhirnya menggunakan tangga darurat dan berlari menuju lantai dasar hingga keluar, mobil tepat berada didepannya. Ia melaju dengan kecepatan maksimum meninggalkan supirnya ditempat.
"Untuk keputusannya nanti akan kami hubungi" ujar sang asisten.
"Silahkan lewat sini" sambungnya sembari membungkukkan diri dan mengayunkan tangannya mengarah pada luar ruangan
"Baik, terima kasih" jawab semua perwakilan perusahaan lain.
Sirahop Apartment
Ketika ia membuka pintu, melihat pria yang ia sayangi sedang ketakutan dibalik selimut, hatinya tertegun dengan cepat menghampirinya.
"Al" panggilnya sembari mengguncang tubuh prianya.
Pria yang dipanggil belum merespon apapun, masih menutup mata dan kedua telinganya dengan tangannya.
"Al" panggilnya kembali dengan cara yang sama, El menarik selimut dari Al.
Pria itu tetap dengan keadaan semulanya, tak menjawab maupun merespon.
"Al" panggilnya ketiga kali dengan cara yang sama sembari meninggikan volume suaranya.
Akhirnya pria itu tersadar dari pikiran yang mengembara. Melihat kedepan dan menatap dalam pria yang ada didepannya, setelah ia mengkonfirmasi bahwa itu ia langsung menjatuhkan dirinya kedalam tubuh pria itu lalu memeluknya dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PELANGI TANPA WARNA
RomanceAltezza yang kerap di panggil Ezza/Al merupakan pria cantik nan rupawan, memiliki 2 saudara perempuan serta orang tua yang baik, semua nya tampak baik sampai suatu ketika pertemuan itu mengubah hidup Al dan El. Akan kah mereka mendapat restu dari o...