Kebetulan yang disengaja

52 6 0
                                    

Keesokan harinya, Jumat pukul 15.00 WIB

Seorang pria bertubuh tinggi memasuki ruangan, lalu disambut dengan... 

"Parah banget si ninggalin gw" ujar gadis cantik berambut panjang, menghampirinya.

"Parah banget ngajak jalan tapi gak ngasih makan" balas pria berkulit putih dengan bulu mata lentik nan cantik.

"Yaelah, jahat banget kesel dibales kesel" ujar gadis itu dengan mengerucutkan bibirnya.

"Sorry deh, ya ? Ya ? Maafin ya ?" bujuk gadis itu dengan menggenggam  tangan pria yang berdiri dihadapannya.

"Ok" jawab pria itu, lalu menepis pelan sehingga genggaman itu terlepas.

Kemudian pria itu berjalan menghampiri kursinya lalu duduk.

"Nih, yang kayak gini nih, gw udah bilang sorry juga masih aja gini" ujar gadis itu sembari mengikutinya dari belakang.

"Males ge berdebat sama lo, gak guna, ngabisin emosi gw" balas pria itu.

"Mingdep jadwal UAS, lo gak lupa kan ?" sambungnya.

"Emmm..." gadis itu, Chelsi berpikir keras. 

"Oh iya, yes...yes..." ujarnya meninggikan sedikit suara dengan mengepalkan kedua tangan menandakan kegembiraannya.

"Gausah seneng dulu, ntar nangis " ujar pria itu.

"Sensi amat si pak, pms lo ?" ujar gadis itu.

Seketika suhu diruangan itu turun drastis, sangat dingin menembus pakaian tebal yang digunakan oleh gadis itu. Kemudian ia memalingkan wajahnya, tampak mata tajam menatapnya dalam seakan ingin melahapnya hidup - hidup.

"Sorry za, jangan liatin gw gitu nape, merinding nih gw" ujar gadis itu, takut.

Melihat raut wajah gadis itu, Ezza menghentikan tatapan nya kembali ke mode normal.

"Inget minggu depan itu minggu terakhir kita UAS, semester depan kita udah magang, jangan buat kesalahan" ujar pria itu.

"Iya...iya...gw tau, gw tau kok lo bakal bantu gw, kita kan besti hahaha" balas gadis itu dengan tawa kecil diakhirnya.

"Gada besti-bestian, lo harus bisa sendiri" tegas Ezza.

"Siap tuan, hamba paham" ujar gadis itu sembari menundukkan kepala, layaknya pelayan istana.

"Serah lo deh, dosen dateng tuh" balas Ezza.

Gadis itu mempercepat langkah menuju kursinya yang berada 2 baris dari belakang.

Seorang pria paruh baya memasuki ruangan, seketika kelas menjadi senyap, perkuliahan pun berlangsung. Selama 3 jam lebih mahasiswa duduk memperhatikan dengan seksama mengenai materi yang diberikan oleh dosen,  tanpa berani mengeluarkan suara sekecil apapun. 

Tibalah pada puncak dimana mereka mulai letih, sebagian diantaranya telah berulangkali menundukkan kepala lalu tersadar kembali, sebagian lagi menjaga dirinya tetap terjaga dengan memegang kelopak matanya agar tidak menyatu hingga tertutup. 

Tiba - tiba,,,

Cinta ku bertepuk harap yang tak ada, Rintihan nada asmara,

Ingin ku kembali kemasa remaja, serasa gali dan ratna.

Ringtone tersebut membangunkan semua siswa yang hendak terlelap. Kemudian dosen mengambil lalu mematikannya.

"Baiklah kita cukupkan sampai disini" ujar dosen tersebut.

"Minggu depan jadwal kalian UAS, menunggu hingga nilai keluar dan kalian sampai disemester depan menjalani magang kurang lebih 3 bulan. Baik fakultas maupun prodi telah mempersiapkan tempat magang, kalian hanya perlu melapor pada bu Uci mengenai  pembagiannya, namun jika kalian memiliki niat magang diluar dari tempat yang talah ditentukan harap melapor ke bagian prodi, agar surat diterbitkan dan proses magang kalian berjalan lancar hingga akhir" jelas pak Hatta.

PELANGI TANPA WARNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang