5.Pengadilan

89 10 0
                                    

Suara riuh terdengar dari lapangan yang menghubungkan antara masjid dengan kelas, ricauan ada yang mengatakan pesantren saat ini sedang tidak aman dan ada yang mengatakan penjagaan di Ponpes Nurul Huda sudah mulai lalai dan masih banyak lagi suara yang terdengar.

Kyai sholeh yang terkenal dengan kekuasaannya terhadap Pesantren Nurul Huda mulai melangkahkan kaki menuju tempat yang sudah ramai dengan suara riuh warga pesantren, bukan hanya santri maupun santriwati yang berkumpul namun seluruh ustadz dan ustadzah juga ikut menyaksikan kejadian yang akan terjadi beberapa menit kemudian.

Seorang pria asing tak di kenal dengan beraninya memasuki pesantren, entah dari mana pria itu lewat namun yang jelas pagar pesantren sangat lah tinggi mustahil orang bisa memanjat pagar itu secara tinggi nya saja sudah mencapai tinggi 2 lantai sebuah gedung  jika ada yang bisa memanjat suudah di pastikan saat sampai di bawah ia telah kehilangan nyawa.

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Tegas Kyai Sholeh dengan nada menggelegar membuat semua orang diam setelah mengucapkan kata yang tidak tahu arah.

"Saya tidak akan menghukummu di sini saya tidak bisa bertindak dengan satu pihak, saya akan menyerahkanmu kepada polisi terserah kepada badan pengamanan itu apa yang akan dilakukannya padamu." Ujar kyai meninggikan nada bicaranya hingga beberapa menit kemudian mobil dengan cat hitam itu mulai memasuki area pesantren.

Beberapa orang di dalam mobil bermerk polisi itu mulai keluar. Seluruh orang di pesantren mulai ketakutan namun ada beberapa dari mereka yang mengatakan bahwa pria kurang ajar itu berhak di dalam penjara karena perlakuannya.

Ia menarik pria yang bersimpuh tak berdaya di lapangan itu dengan paksaan.

"Maaf kan kami kyai sebenarnya pria ini adalah tahanan kami yang berhasil lolos sekitar 1 minggu yang lalu." Ujar bapak polisi memohon dengan mengangkat kedua tangannya meminta maaf. "Karena kurang maksimalnya penjagaan kami ia membuat kegaduhan di sini." Ujar bapak polisi yang langsung mendapat gelangan kepala dari Kyai Sholeh.

"Bapak tidak bersalah semua sudah terjadi dan tidak ada kesalahan siapapun di sini." Ujar Kyai Sholeh sambil tersenyum.

Di lain sisi Putri sebagai korban hanya bisa merenung di kamarnya memikirkan bagaimana jika semua orang tahu jikalau dirinya lah yang sebenarnya hampir di lecehkan oleh pria mata keranjang itu. Dari sejauh ini hanya Gus Ridho lah yang tahu perkara hal yang terjadi beberapa jam lalu.

Dan sejak itu ia merenung untung saja ia sedang berhalangan setelah sholat tahajud tadi jika tidak mungkin Ustadzah Rika akan menyiramnya di tengah lapangan dan di saksikan oleh sekian banyak orang yang menjadi santri di Pondok Pesantren Nurul Huda ini.

Perkataan sosok Gus Ridho tadi kembali membuat tanda tanya besar di dalam kepalanya 'kenapa sejauh ini hanya itu si Gus yang berani natap gua padahal kan katanya natap lawan jenis yang bukan mahram itu dosa zina mata.' Gumam Putri. 'Bukan hanya itu dia bilang habibi apaan lagi arti habibi gua nggak paham.' Lanjut Putri dengan raut wajah berfikir. Tanpa ia sadar teman kamarnya yaitu Nayza, Zahra dan Lia menatap Putri heran.

"Mbak nggak kenapa-kenapa kah?" Ujar Zahra memegang bahu Putri, Putri terlonjak kaget karena ada sesuaru yang menyentuh bahunya.

"Hah?" Ujar Putri menatap Zahra bingung.

"Mbak jangan bengong nanti kesurupan, kami nggak bisa ngobatin orang kesurupan." Ujar Zahra dengan raut wajah memberi nasehat.

"Iya deh Zar gua lagi kangen sama abi dan bunda." Ujar Putri tersenyum padahal di balik senyumnya terdapat kebohongan yang hakiki.

"Baru satu hari loh Put kamu di pesantren masak udah kangen sama orang tua kamu." Ujar Lia dari belakang Zahra.

"Ya nggak tahan juga sih, soalnya aku selalu bercanda sama abi dan bunda makanya kangen kalo satu hari aja nggak ketemu mereka." Ujar Putri dengan senyuman yang tidak luntur dari wajahnya.

"Iya kamu enak punya keluarga yang bisa mendampingi kamu, harusnya kamu bersyukur dan bisa banggain mereka bukan jadi beban di Ponpes ini." Ujar Nayza dengan raut wajah menyindir.

"Kok lo ngomong gitu sih!" Ujar Putri dengan nada yang sedikit meninggi.

"Jangan pernah banggakan orang tua kamu di sini, kami nggak butuh orang tua kamu. Yang terpenting kamu harus ngikut aturan di sini, pahamm!!" Ujar Nayza yang menekankan suaranya.

"Lo punya masalah apa sama gua?" Ujar Putri berdiri dari duduk nya, Zahra dan Lia yang mendengar semua ucapan mereka hanya bisa diam.

"Saya tidak punya masalah sama kamu, kami di sini tidak butuh orang yang hanya membanggakan dirinya seakan dirinya yang paling baik di dunia ini." Ujar Nayza dengan tatapan tajam menatap Putri yang terdiam mendengar ucapan Nayza. Setelah menyelesaikan kalimatnya Nayza langsung meninggalkan keramaian kamarnya hingga Nayza hilang dari pandangan Putri.

"Napa tu orang bingung gua?" Ujar Putri menduduki kasurnya kembali.

"Jangan bahas masalah orang tua Put di hadapan Nayza." Ujar Lia tanpa menghentikan aktivitas melipat kainnya, Putri menatap bingung Lia.

"Nggak usah di bahas Li." Zahra menahan Lia agar tidak menceritakan tentang Nayza.

"Kenapa nggak boleh bahas orang tua di hadapan Nayza?" Tanya putri menatap heran kedua temannya itu.

"Nggak papa mbak lanjut aja mikirnya." Ujar Zahra sambil tertawa cengengesan.

"Gua nanya kenapa nggak ada yang jawab?" Ujar Putri dengan raut wajah sedikit marah.

"Itu anu mba." Ujar Zahra dengan raut wajah bingung jika tidak di beri tahu mungkin Putri akan marah padanya namun jika ia memberi tahu ia akan mengungkit masalah yang selama ini telah ditutup rapat oleh Nayza.

"Udah bilang aja Zar." Lia menyenggol tangan Zahra yang tidak berada jauh dari dirinya.

"Iya mbak, Nayza punya masalah sama orang tuanya. Ayah Nayza pengusaha kaya di Bali dan ibunya seorang desaigner terkenal yang udah mendunia karyanya. Tapi semua itu nggak menjamin kehidupan Nayza mbak, ayahnya selalu pulang larut dan setiap pulang pasti mabuk dan selalu saja menampar ibu Nayza setiap pulang. Bukan hanya itu Nayza juga selalu di pukul dan tidak di anggap seorang anak oleh ayahnya dia bilang ibu Nayza udah berzina sama salah satu temen ibu Nayza hal itu bikin Nayza kabur dan lari ke pesantren ini mbak." Jelas Zahra panjang lebar.

"Astagah maafin gua, kenapa kalian nggak bilang masalah itu." Ujar Putri merasa bersalah karena mengangkat suara pada Nayza.








Kembali lagi dengan readers tercinta ku gimana seru ga udah tahu kan huubungan Putri sama Gus Ridho nggak spesial lagi dong yaudah nggak papa

SPAM LIKE ❤❤❤❤❤

#PILIHANTERBAIK

Ig: @amel_lia4894
@lemailev







Tannah Datar, 5 Oktober 2023

THE SECRET PURI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang