11. Hujaman Luka

79 9 0
                                    

Dengan perasaan takut Putri menjadi narasumber untuk presentasinya hari ini meski semua orang di kelasnya ini sinis menatapnya yang santai berbicara di depan kelas.

Mungkin ia merasa iri dengan Putri makanya ia melihat Putri dengan tatapan itu, tapi itu sudah tidak menjadi masalah lagi bagi Putri.

Jika dahulu segala orang yang berani menatapnya dengan sinis menjadi masalah bagi Putri tapi tidak sekarang, ia belajar untuk bersabar dan tidak berkata kasar.

Banyak sekali perubahan yang terjadi pada Putri selama di Pesantren.

"Terima kasih kepada teman semua yang sudah mau mendengarkan saya menyampaikan hasil diskusi kelompok kami, apakah diantara teman-teman ada yang ingin bertanya terkait masalah hukum seseorang yang melakukan zina." Putri menatap teman-temannya dengan senyuman yang tidak luntur dari wajah cantiknya.

"Saya ingin bertanya." Ujar seorang mengangkat tangannya, Putri mengenal nya dia adalah Fira orang yang selalu memandang Putri dengan tatapan jijik ingin bertanya pada dirinya.

"Ya silahkan." Jawab Nayza sebagai moderator.

"Apakah jika seseorang menatap lawan jenisnya dan dengan sengaja menyentuh tangan lawan jenis yang bukan mahramnya merupakan dosa?" Selama pertanyaan itu ia layangkan pada Nayza dan Putri mata Fira menatap tajam Putri. "Saya ingin pertanyaan itu di jawab langsung oleh saudari Putri." Tegas Fira menatap Putri penuh emosi.

Putri yang mendapat tatapan tajam itu kembali menatap Fira dengan tatapan mata yang halus.

"Saya akan menjawab, seseorang yang menatap lawan jenisnya dan dengan sengaja menyentuhnya sudah sama saja dengan melakukan zina secara terang-terangan karena zina sebenarnya di mulai dari hal kecil seperti itu baru kemudian di lakukan dengan hal besar dan menatap lawan jenisnya sama saja dengan zina mata." Jawab Putri dengan mata yang kembali menatap Fira tajam.

"Lalu jika kau sudah tahu lalu mengapa kau menyentuh tangan laki-laki dengan sengaja, tidak kau bukan lagi menyentuh namun kau sudah menggenggam tangannya." Ujar Fira menatap Putri dengan tatapan merendahkan.

Semua orang di ruangan itu mulai berbisik mengatakan hal yang buruk tentang Putri.

"Apa maksudmu mengatakan hal itu?" Tanya Putri dengan suara yang memenuhi ruangan itu.

"Jangan pernah mengelak dan mengatakan semua yang saya katakan adalah kesalahan." Tegas Fira.

"Apa bukti diriku telah melakukan zina wahai saudari Fira." Hati Putri sudah tidak baik-baik saja ia sudah berusaha tenang namun tetap saja manusia satu ini ingin memojokkan dirinya.

"Apa yang kamu lakukan 2 hari yang lalu di ndalem? Bukankah kau sedang berduaan dengan Gus Ridho makan bersama di sana tertawa dan bercengkrama sambil berpegangan tangan." Ujar Fira dengan mulut yang tidak bisa ia jaga karena emosi setelah melihat kejadian 2 hari lalu di ruang makan ndalem.

Putri mengingat kejadian saat dimana Gus Ridho menggenggam tangannya, dan ia berusaha melepaskan genggaman tangan itu.

"Bukankah benar apa yang ku katakan? Apakah kamu menggoda Gus Ridho agar mengajak mu makan di ndalem, apakah kamu tidak memiliki rasa malu sebagai wanita, jangan merasa dirimu adalah wanita terbaik jika menjaga diri saja kamu tidak bisa, apakah kamu akan menjual dirimu kepada pria dengan jabatan tinggi agar kamu mendapat kedudukan tinggi. Dan bodohnya Gus Ridho tidak tahu kedok dirimu." Mata Putri saat ini sudah berkaca-kaca dan siap untuk menjatuhkan air yang telah bendung di matanya.

"Manusia menjijikkan seperti dirimu tidak pantas menjelaskan perkara zina, ingat itu." Air mata Putri sudah tidak bisa di bendung lagi, ia berlari keluar dari kelas tanpa menghiraukan teriakan Nayza yang khawatir terhadap keadaan sahabatnya itu.

THE SECRET PURI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang