21. Merasa bersalah

85 8 0
                                    

Hari demi hari sekarang telah berganti menjadi bulan usia kandungan Putri sudah memasuki usia Tujuh bulan, tinggal beberapa bulan lagi Putri akan merubah statusnya menjadi seorang ibu suasana hati Putri juga sering berubah-ubah terkadang ia membenci Gus Ridho tanpa tahu sebab, dan terkadang Putri menangis sendiri tanpa tahu apa yang di tangisinya.

Gus Ridho hanya pasrah menerima perlakuan istrinya, Gus Ridho yakin alasan istrinya yang sering berubah juga karena putra yang ada dalam kandungannya.

Oh iya satu bulan lalu Putri melakukan USG dan dari pengamatan dokter di dapat hasil bahwa kandungan Putri kembar dan berjenis kelamin laki-laki, awalnya mereka bingung selama ini tidak ada yang menyadari bahwa kandungan Putri kembar kenapa sekarang mereka malah sadar bahwa Putri mengandung anak kembar, ah aneh saja.

Tapi tak dapat di pungkiri kandungan Putri baru menginjak usia tujuh bulan namun sudah menyerupai ibu hamil berusia sembilan bulan, bukan mereka tak ingin bahkan mereka bersyukur namun berkali-kali mereka menatap foto USG namun nihil hasilnya tetap sama, mereka lebih memiliih percaya.

Bukan hanya itu, kepergian Nazia masih menjadi pikiran besar dari kedua manusia itu. Sudah lebih dari lima bulan namun Nazia tidak pernah bisa di hubungi, Putri tahu bahwa kehadiran Nazia bisa saja menghacurkan rumah tangga mereka namun tetap saja hal itu membuat khawatir Nyai Ainun yang sudah menganggap Nazia sebagai anaknya, karena jujur setelah kepergian ibunya, Nyai Ainun ingin menjadi sosok ibu yang dapat menggantikan almarhum sahabatnya yang sudah meninggalkan dunia 10 tahun yang lalu.

Tanpa Nyai Ainun sadari bahwa orang yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri ternyata mengagumi, tidak bukan lagi mengagumi tapi sekarang anak itu mencintai putra sulungnya.

Awalnya Nyai Ainun ragu menyampaikan pesan bahwa Nazia mencintai anaknya makanya Nyai Ainun merahasiakan hal itu, hingga Nazia datang dan melamar anaknya yang sudah beristri Nyai Ainun sudah melarang kedatangan Nazia namun manusia itu tetap datang jadilah Nyai Ainun pasrah terhadap apa yang akan terjadi dalam keluarganya.

"Umi, Abah mau ke masjid dulu." Kyai Sholeh menyadarkan Nyai Ainun dari lamunannya.

"Eh iya Bah hati-hati." Kyai sholeh menatap istrinya dengan tatapan aneh, memang dari semenjak Nazia pergi dari kehidupan mereka Nyai Ainun lebih sering diam dan melamun. Kyai Sholeh melanjutkan saja langkahnya jika terus di perhatikan Nyai Ainun tidak akan pernah habisnya melamun dengan tatapan kosong.

"Umi malam ini bikin apa ya?" Putri menghampiri pintu kamar mertuanya yang di sana terdapat Nyai Ainun yang sedang melamun di pinggir ranjang.

Namun suara keras yang di hasilkan Putri tidak mampu menyadarkan uminya, ia melangkahkan kaki memasuki kamar berbau aroma terapi itu.

"Mi." Putri menggoyangkan bahu mertuanya itu.

"Eh iya Put." Nyai Ainun beristighfar, entah sudah berapa kali ia melamun seperti itu.

"Malam ini masak apa ya Mi?" Putri mengulang kalimatnya.

"Kayaknya kamu nggak usah masak deh, umi takut kamu kenapa-kenapa." Nyai Ainun menggeleng, seketika Putri mengerucutkan bibirnya.

"Tapi umi masak Putrinya diam aja uminya yang masak, kan yang menantunya Putri." Putri menatap mertuanya berbinar.

"Nggak papa kok, biar Umi aja nanti umi panggil abdi ndalem buat bantu." Nyai Ainun tersenyum hangat, Putri pun mengangguk pasrah.

''Kalo gitu Putri pergi dulu umi." Ujar Putri yang mendapat anggukan dari Nyai Ainun.

Putri melangkahkan kakinya yang sudah mulai membengkak, terkadang Putri menangis juga karena badannya yang setiap hari remuk hanya karena beban di perutnya, namun Gus Ridho selalu ada di sampingnya yang membuat Putri bisa semangat menjalani harinya meski entah apa ceritanya Putri bisa saja marah yang tidak berkesudahan, euh memang hormon orang hamil.

THE SECRET PURI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang