31. Berubah

72 8 0
                                    

Pintu geser rumah sakit itu bergeser pertanda ada sosok yang menariknya dengan tangannya.

Gus Ridho pun hanya bisa menatap pintu itu, yang memunculkan sosok Nyai Ainun dan Kyai Sholeh yang datang dengan wajah khawatir nya.

Ingin saat itu juga Gus Ridho membangunkan Putri, namun di dahului oleh Nyai Ainun yang datang menghampiri nya.

Dengan lari yang cepat Nyai Ainun tepat sampai di hadapan menantu dan anaknya itu.

Dan setelah melihat menantu nya itu tertidur Nyai Ainun pun hanya bisa tersenyum dan bernafas lega.

"Apa yang sebenarnya terjadi Ridho?" Tanya Kyai Sholeh, memecah keheningan di ruangan itu.

"Putri di ancam bah, Teman Putri waktu SMA yang melatar belakangi apa yang sebenarnya terjadi." Gus Ridho menjeda ucapannya.

"Putri di ikat di kursi di bangunan tua dekat pasar, dan saat Ridho sudah sampai Putri dalam keadaan pingsan, dan ruangan itu sudah menyebar api di dalamnya. Untung waktu itu Ridho berhasil keluarin Putri dari sana kalo nggak kemungkinan besar kami berdua akan meninggal di sana." Terang Gus Ridho yang hanya mendapat anggukan kepala dari Kyai Sholeh.

"Gimana sama teman Putri yang kamu maksud?" Tanya Kyai Sholeh.

"Saat ini polisi dalam proses pencarian, polisi udah datang dan nanya langsung sama Putri tentang kejadian sebenarnya. Ke empat temannya saat ini sedang di cari." Balas Gus Ridho.

"Alhamdulillah kalo semuanya baik-baik aja." Ujar Kyai Sholeh.

Putri memelas pelan, dan bangun dari tidurnya. Namun setelah melihat keberadaan mertuanya membuat dirinya menyembunyikan wajahnya dan mencoba biasa saja. Sungguh ucapan ibu-ibu di angkot itu sangat membekas dalam fikiran Putri.

Bagaimana mungkin orang sehalus dan selembut tutur kata seperti Nyai Ainun membunuh nyawa tidak bersalah?

Nyai Ainun yang merasakan Putri yang terbangun dari tidurnya pun mulai menghampiri menantu nya itu.

"Putri kamu udah bangun?" Tanyaa Nyai Ainun halus.

"Udah." Jawab Putri ketus.

"Mau makan, atau mau minum? Mau umi ambilkan?" Tanya Nyai Ainun antusias.

"Nggak usah." Jawab Putri.

"Kamu kenapa put, ada yang sakit? Mau umi panggil kan dokter." Ujar Nyai Ainun yang hanya mendapat hembusan nafas kasar dari Putri.

"Saya nggak mau ngapa-ngapain biarkan saya sendiri." Ketus Putri menggema di ruangan itu.

Nyai Ainun pun hanya bisa mundur menjauhi menantunya itu.

Gus Ridho yang menyaksikan gerak gerik umi dan perkataan istrinya pun menghampiri Putri.

"Ada apa Ning?" Tanya Gus Ridho.

"Nggak ada Gus." Ujar Putri menggeleng dan menatap tajam Nyai Ainun.

"Trus kenapa teriak sama Umi?" Tanya Gus Ridho.

Putri terdiam setelah mendengar pertanyaan dari suaminya itu.

"Kenapa Ning?" Tanya Gus Ridho kembali.

Kyai Sholeh yang menyadari akan ke privasi an putra nya itu pun mengajak istrinya keluar dari ruangan dua brankar itu.

Putri hanya menghembuskan nafas kasar.

"Apakah saya harus menjelaskan apa yang terjadi pada saya dan bisikan orang-orang tentang Umi?" Putri menjeda ucapannya.

"Apa?" Tanya Gus Ridho.

THE SECRET PURI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang