36. Kepulangan

78 7 0
                                    

Dengan langkah lesu Putri berjalan memasuki kamar hotel yang di sewa oleh suaminya itu.

Sudah hampir satu hari penuh dirinya mengelilingi sebagian kecil Negara Turki sekarang waktunya dirinya beristirahat, di esok hari nya mereka akan melewati perjalanan pulang kembali ke Indonesia kota kelahiran nya.

Sudah lama sekali mereka tidak menginjak tanah bumi Indonesia sudah rindu rasanya mereka merasakan makanan asli Indonesia dengan suhu panas di kotanya.

Keramaian kota Jogja menjadi salah satu alasan mereka tidak bisa melupakan kerinduan mereka.

Suasana nya yang berbeda semakin menambah daya tarik ingin datang ke tempat itu.

Gus Ridho yang menatap istrinya itu hanya tersenyum dan mengambil tentengan di tangan istrinya itu.

"Bawa ke sini Ning." Ujar Gus Ridho menunjuk tangan Putri.

"Apanya Gus?" Tanya Putri bingung.

"Kresek nya Ning, Ning nya pasti capek kan biar saya aja yang bawa." Ujar Gus Ridho.

"Saya aja Gus, Gusnya juga banyak tentengan." Ujar Putri menolak halus.

"Nggak papa Ning." Ujar Gus Ridho.

"Saya juga nggak papa Gus, jadi saya aja yang bawa soalnya dari bentukannya aja Gusnya yang butuh bantuan." Ujar Putri melangkahkan kakinya.

Gus Ridho menghembuskan nafasnya kasar.

"Ayo Gus." Teriak Putri. Gus Ridho melanjutkan langkahnya.

Rasa lega terdengar di telinga Putri dengan satu kartu akhirnya mereka bisa masuk ke kamar hotel nya.

Putri langsung membaringkan tubuh nya tanpa ia sadari dirinya tengah masuk ke alam bawah sadarnya.

Gus Ridho hanya tersenyum dan melepas khimar yang membalut surai hitam milik istrinya itu.

Setelah membersihkan diri Gus Ridho pun ikut tertidur di samping istrinya.

Hingga pagi hari tiba, kesibukan mulai terdengar di unit hotel tempat Putri dan Gus Ridho. Hari ini mereka di jadwalkan terbang sekitar 2 jam kedepan sekitar pukul 8 pagi.

Jam saja sekarang sudah menunjukkan pukul 05.56 satu jam kedepan mereka harus hadir di bandara agar tidak ketinggalan pesawat.

Mereka juga harus sarapan di lantai bawah Resto hotel itu. Rasanya cukup waktu yang di butuhkan mereka untuk pulang menuju kampung halaman mereka.

"Gus, mau pergi sekarang?" Tanya Putri.

"Nggak papa Ning, tapi udah beres semua, nggak ada yang perlu di packing lagi." Ujar Gus Ridho.

"Kayaknya nggak ada Gus, udah beres semua." Jawab Putri menatap sekelilingnya.

"Yaudah ayo Ning." Ujar Gus Ridho meninggalkan pekerjaan nya yang telah selesai.

"Ya Gus." Ujar Putri melangkah kan kakinya.

"Saya bakal kangen sih Gus sama suasana indahnya kota ini." Ujar Putri di dalam lift.

"Kapan-kapan saya ajak Ning nya lagi ke sini." Ujar Gus Ridho.

"Saya juga nggak yakin Gus, sebenernya saya juga mau kuliah, Kira-kira saya bisa lulus di sini nggak Gus?" Tanya Putri.

"Kemungkinan bisa Ning, lagi pula hafalan Ning nya juga udah 10 juz jauh lebih baik dari sebelumnya Ning." Ujar Gus Ridho.

"Tapi kendalanya nanti saya di Indonesia Ning nya di sini." Ujar Gus Ridho.

"Emang Gusnya nggak bisa pindah tugas ya ke sini." Ujar Putri.

"Bisa tapi saya kan juga harus ngurus pesantren Ning." Jawab Gus Ridho.

THE SECRET PURI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang