34. Haji

64 8 0
                                    

Hadir di padang Arafah pada waktu yang telah di tentukan sudah menjadi rukun haji, dan sudah di tetapkan oleh para ulama.

Tidak sah haji seseorang jika tidak mengerjakan yang namanya wukuf. Dalil yang mengatakan tentang wukuf adalah sabda Nabi Muhammad SAW berikut:

"Haji itu hadir di padang Arafah. Barang siapa yang datang pada malam hari, jam'in (10 zulhijjah sebelum terbit fajar) maka sesungguhnya ia masih mendapatkan haji." (HR. At-tarmidzi dari Abdurrahman bin Ya'mar RA)

Begitu juga hari ini kedua manusia itu tengah mengikuti khutbah wukuf setelah selesai menjamak qasar taqdim sholat dzuhur dan Ashar.

Tepat hari ini di mulai lah ibadah haji mereka, lantunan merdu sholawat terdengar memenuhi penjuru padang Arafah hari itu.

Tangis haru Putri jatuh menimpa bumi, harapan bagi setiap orang untuk bisa datang memenuhi panggilan nya untuk datang ke Baitullah, sholat di masjid Nabawi dan Masjidil haram.

Bersalaman langsung dengan Allah melalui Hajar Aswad, titipan sejak kehidupan manusia di awali.

Hadiah dari malaikat Jibril, untuk mengobati rasa rindu nabi Adam terhadap surga, tempat tinggal awalnya.

Gema sholawat terus saja mengiringi perpindahan matahari yang tergelincir itu.

Tangis haru pecah begitu saja saat berakhir lah rukun haji kedua setelah ihram dan disertai niat.

Secara bersamaan ribuan manusia pergi meninggalkan tempat itu.

Dengan semangat hari itu Putri siap melaksanakan sholat berjamaah di masjid nabawi.

Ucapan istighfar setiap waktu terus saja terlantun dari bibir Putri.

Gus Ridho pun hanya bisa tersenyum melihat bagaimana perubahan istrinya itu.

"Saya kagum sama seorang wanita Ning." Ujar Gus Ridho. Menatap Putri yang sibuk memasang khimar pasmina hitamnya.

"Kagum," Beo Putri. "Ternyata ada ya yang lain selain saya." Sindir Putri. "Truss Gusnya nyesel nikahin saya." Ujar Putri.

"Gimana saya mau nyesel Ning, wanita yang saya kagumi ada di hadapan saya." Ujar Gus Ridho yang membuat merah pipi Putri.

"Oh gitu toh." Balas Putri.

"Kok iramanya aneh ya Ning?" Ujar Gus Ridho menatap teliti wajah Putri.

"Nggak ada Gus." Ujar Putri menahan senyuman nya.

"Yah kok nggak ada Ning, saya butuh jawaban." Ujar Gus Ridho tersenyum.

"Udah Gus." Kesal Putri.

"Pengen saya gigit kamunya Ning, pipinya kamu kayak kepiting rebus." Balik Gus Ridho.

"Mana ada." Tolak Putri.

"Kan bener, makin merah lagi." Teriak Gus Ridho.

Putri menjauh dan mengambil mukenah nya berusaha membuat wajahnya normal kembali setelah beberapa kalimat yang keluar dari mulut suaminya itu.

"Ning, kenapa pergi ya, sini dulu saya mau lihat humaira nya saya." Ujar Gus Ridho.

"Saya haus Gus." Ujar Putri berbohong dan mengambil minuman di dapur kecil di kamar hotel dengan 12 lantai itu.

"Minumannya di sini Ning, nggak ada di sana." Ujar Gus Ridho mengambil sebotol air mineral yang terletak di dalam kulkas kecil di sebelah kaca besar.

"Oh iya." Ujar Putri kembali mendekati suami yang sebelumnya di hindari.

"Tuhkan salah tingkah aja sih Ning." Goda Gus Ridho.

"Siapa yang salah tingkah?" Tanya Putri sibuk menutup botol mineral nya.

THE SECRET PURI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang