Bab 19 : Khawatir ?

37 24 14
                                    

Gama dan yang lainnya sudah sampai di tenda, bahkan regu yang lainnya pun juga baru sampai.

"Ada yang liat Aylin nggak ?" Teriak Gama tapi tidak ada yang melihat Aylin.

"Aylin hilang ?" Tanya Pak Agus.

"Kalau dia sama saya, saya gak akan nanya dia ke kalian !" Teriak Gama karena jika ia sudah mencemaskan Aylin, maka ia akan singa yang kehilangan mangsanya.

"Kenapa bisa kalian lalai ?" Tanya Pak Jamal.

"Gue harus nyari Aylin lagi," ucap Gama.

"Jangan gegabah Gama ! Kita panggil tim SAR saja, kalau kamu yang mencarinya nanti kamu juga ikutan hilang." Larang Bu Acha

"MAKSUD IBU SAYA HARUS DIEM AJA GITU ? TIM SAR KE SINI AJA ITU PERLU WAKTU, SEDANGKAN AYLIN SENDIRIAN DI TENGAH HUTAN SANA. SAYA GAK BISA BIARIN DIA SENDIRIAN APALAGI INI UDAH HAMPIR MALAM," Teriak Gama sehingga semua orang jadi terdiam.

"Tapi bahaya Gama !" Larang Bu Acha lagi.

"Sebahaya apapun, saya nggak peduli kalau itu menyangkut tentang Aylin." Ucap Gama lalu pergi begitu saja meski semua orang telah melarangnya.

"Kita ikut !" Ucap Vino lalu pergi menyusul Gama.

"Bener, kita nggak bisa biarin mereka." Ucap Kenzo

"Gue ambil senter dulu," ucap Dew.

"Yaudah, kalau gitu kami semua akan ikut." Ucap Pak Agus

***

"Aylin !" Teriak Gama sambil melihat lihat kanan kiri lalu dia menemukan tas Aylin yang tersangkut di ranting jurang.

Sedangkan Aylin tergeletak tak sadarkan diri di jurang yang untung nya tidak terlalu dalam. Ia mulai membuka matanya saat mendengar Gama meneriaki namanya.

"Aku di sini," ucap Aylin tapi dengan sangat pelan dan ia juga tidak bisa banyak bergerak karena sekujur tubuhnya terasa sakit.

"Gue yakin Aylin pasti ada di bawah," gumam Gama lalu mulai turun dengan perlahan.

Setelah sampai di bawah sana, Gama menyalakan senternya dan melihat Aylin terbaring di sana.

"Aylin !" Teriaknya lalu menghampiri Aylin dan menaruh kepala gadis itu di pangkuannya.

"Aku takut," ucap Aylin lalu memeluk Gama dengan sangat erat.

"Gue udah ada di sini, gue nggak akan biarin lo kenapa-napa." Ucap Gama lalu membalas pelukannya Aylin tak kalah erat seolah-olah tidak ingin pergi jauh darinya lagi.

"Ay takut, Kak Abi lama banget. Ay sendirian disini," tangis Aylin dengan mata yang masih tertutup.

Sedangkan Gama jadi terdiam, hatinya terasa sakit saat Aylin menyebut nama cowok lain padahal dirinya sudah seperti orang gila saat tidak menemukan gadis itu.

Gama bingung harus melakukan apa, karena dia tidak bisa naik kembali ke atas dengan menggendong Aylin. "Kayaknya gue ikuti aja deh jalur sungai ini, mungkin bisa sampai ke sungai dekat tenda." Gumam Gama lalu menggendong Aylin ala bridal style dan berjalan mengikuti jalur sungai.

Untung saja bulannya terang, jadi ada sedikit cahaya karena senter yang ia bawa tadi sudah hilang entah kemana.

Sudah cukup jauh Gama berjalan, tapi tenda belum menemukan tenda mereka. Jadi, Ia memutuskan untuk istirahat saja dan akan melanjutkan kembali perjalanan saat sudah pagi.

Ia membaringkan Aylin yang kembali pingsan, lalu menyelimutinya dengan jaketnya. "Apa ini yang namanya cinta ? Gue nggak pernah setakut ini kehilangan cewek, tapi kalau Aylin sakit sedikit aja gue seakan-akan bisa ngerasainnya juga." Gumamnya lalu berbaring di samping Aylin dan menaruh kepala gadis itu di lengannya. "Good night my queen," bisiknya di telinga Aylin lalu mencium puncak kepala gadis itu cukup lama.

Matahari sudah bersinar terang sehingga membuat Aylin terbangun dan mengerjapkan matanya beberapa kali saat melihat Gama tidur di sampingnya.

Ia bangun dan sedikit meringis karena badannya terasa sakit sehingga Gama terbangun lalu langsung duduk saat melihat Aylin sudah. "Kamu butuh sesuatu Yang ? Apanya yang sakit hm ?" Tanyanya dengan panik.

"Badan aku sakit semua, rasanya kaya remuk." Ucap Aylin

"Kalau gitu, kita lanjut jalan lagi biar langsung ke rumah sakit." Ucap Gama

"Santai Kak Gama, aku nggak apa-apa kok. Paling juga dipijit dikit udah sembuh, gak perlu ke rumah sakit." Ucap Aylin sehingga Gama langsung memijitnya.

"Nggak usah kak Gama, kamu pasti juga capek." Tolak Aylin

"Aku gak capek Yang, aku nggak suka liat kamu kesakitan." Ucap Gama sehingga Aylin langsung menatapnya. "Ternyata Kak Gama baik ya," ucapnya.

"Baru nyadar hah ?" Sahut Gama sambil menarik hidung Aylin.

"Eh Yang, kenapa lo bisa jatuh ke jurang ?" Tanya Gama sehingga Aylin jadi terdiam. "Apa gara-gara Shella ?" tanyanya lagi.

"Enggak kok, aku kepeleset gara-gara jalannya licin banget." Ucap Aylin yang berbohong.

"Makanya jangan ngeyel kalau dibilangin. Kalau aja tadi lo pegangan sama gue, lo nggak bakal jatuh." Ucap Gama

"Maaf ya, aku selalu nyusahin." Ucap Aylin dengan menundukkan kepalanya.

"Enggak Yang, masalahnya itu tentang keamanan lo. Untung lo Selamat, kalau dimakan binatang buas gimana ? Atau mati di tempat gimana ?" Gama mengomel dan Aylin malah tersenyum. "Kalau aku mati, nggak akan ada yang peduli juga." Ucapnya sehingga Gama langsung menutup mulut Aylin dengan tangannya.

"Banyak orang yang sayang sama lo, contohnya papa, Gempa, teman-teman lo, dan juga Hasbi. Jadi, jangan ngomong gitu lagi !" Peringat Gama.

"Kalau kamu ? Nggak sayang sama aku ?" Tanya Aylin lalu Gama menatap matanya. "Kalau lo kenapa-napa, maka gue juga kenapa-napa. Jadi, menurut lo itu gimana ?" Ucap Gama tapi malah mengingatkan Aylin  pada Hasbi.

"Gama ! Aylin !" Teriak Dew dari jauh sana sehingga Gama dan Aylin langsung menoleh ke arah sumber suara itu.

"Aylin dan Gama ada di sana !" Teriak Kenzo pada yang lainnya sehingga mereka semua berlari menyusul Aylin dan Gama.

"Aylin !" Teriak Vanny, Lisa dan Evlyn sambil berlari menghampiri Aylin lalu memeluknya.

"Lo nggak papa kan ?" tanya Evlyn.

"Ada yang sakit gak ?" Tanya Lisa.

"Kenapa lo bisa gini ? Siapa yang dorong lo ke jurang ?" Tanya Vanny sehingga Shella menjadi tegang dan panik.

"Nggak ada yang ngedorong aku kok, aku cuman kepleset gara-gara jalannya licin." Ucap Aylin tapi ekspresi para sahabat nya seperti tidak percaya.

"Nggak bohong kan ?" Tanya Vanny menginterogasi.

"Enggak kok kakak ipar bawel," ucap Aylin.

"Jangan bahas itu ih !" Sahut Vanny sehingga Aylin jadi tertawa.

"Kalian mau bercanda di sini aja atau balik ke tenda hah ? Kasihan Aylin," ucap Pak Agus.

"Iya kami balik ke tenda, tapi kami juga mau pelukan sama Pak bos." Ucap Dew lalu mereka semua memeluk Gama, bahkan Vino juga ikut karena dipaksa oleh yang lainnya. Sedangkan Gama merasa kegelian karena dipeluk oleh teman-temannya itu.

My guardian Angel  [ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang