Bab 23 : Serumah

25 16 0
                                    

Pagi harinya, Aylin bangun dan mengerjapkan matanya beberapa kali saat melihat Hasbi sedang duduk di sofa dan fokus pada laptopnya. Ia sangat kaget karena ia hanya memakai kemeja Hasbi saja.

"Kak Abi gantiin baju aku ya ?" Tanya Aylin.

"Hm," sahut Hasbi sehingga Aylin langsung menyilang kedua tangannya di depan dada karena merasa sangat malu.

"Tenang aja Ay, aku nggak liat apa-apa kok. Nanti aja kalo udah nikah," ucap Hasbi sehingga Aylin berusaha keras untuk menahan senyumnya. "Udah terlanjur juga, mau gimana lagi. Marah juga nggak ada gunanya," ucapnya.

"Tumben pintar," ucap Hasbi. "Di atas meja ada paper paper bag yang isinya baju, cepat ganti sana ! Ntar aku khilaf," ucap Hasbi lalu Aylin langsung berdiri. "Astaga," teriaknya saat melihat ada noda darah di sprei.

"Kenapa ?" Tanya Hasbi dengan panik lalu dia terdiam saat melihat Aylin semakin malu karena ada darah di kasur.

"Perasaan aku belum merawanin kamu deh, kenapa ada darah ya ?" ucap Hasbi sehingga Aylin langsung menabok lengan cowok itu.

"Aku bocor Kak Abi," ucap Aylin dengan kesal.

"Oh gitu ya, soalnya aku gak pernah mens sih makanya gak tau. Nanti aku suruh pelayan buat beliin popoknya," ucap Hasbi dengan canggung.

"Popok ? Aku nggak pakai popok, tapi pembalut." Teriak Aylin yang makin kesal. Apakah cowok yang berada di depannya itu benar benar sepolos itu atau hanya pura pura tidak tau saja ?

"Itu maksud aku, sana pergi ke kamar mandi !" Ucap Hasbi.

"Spreinya gimana ?" Tanya Aylin.

"Nanti pelayan yang gantiin," jawab Hasbi lalu Aylin segera pergi ke kamar mandi dengan malu-malu, takut darahnya netes ke lantai. Bisa bisa ia makin malu kalau itu sampai terjadi.

"Berasa punya istri," gumam Hasbi sambil tersenyum lalu kembali fokus pada laptopnya. Ia sangat sibuk meneruskan perusahaan kakeknya karena hanya dia lah cucu laki-laki.

Setelah 30 menit di kamar mandi, Aylin keluar menggunakan baju yang sudah dibelikan oleh Hasbi itu lalu duduk di kasur sambil memeluk guling. Tentunya spreinya juga sudah diganti.

"Minjem HP dong, mau nelpon bang Gempa." Ucap Aylin lalu Hasbi menunjuk hp-nya yang berada di atas nakas. "Sandinya apa ?" Tanyanya.

"Tanggal lahir kamu," sahut Hasbi sehingga Aylin jadi salting dan pipinya pun jadi memerah seperti memakai blash on. Bahkan wallpapernya saja juga memakai foto dirinya.

Aylin menelpon Gempa.

"Halo bi, gimana keadaannya Aylin ? Dia baik baik aja kan ?" Tanya gempa di seberang telpon sana.

"Ini aku, aku baik-baik aja kok. Kalau keadaannya Kak Gama gimana ? Dia udah sadar belum ?" Tanya Aylin.

"Iya, dia baik-baik aja kok." Sahut Gempa

"Jangan bohong bang ! Dari suara abang aja aku tau kalau dia nggak baik-baik aja," ucap Aylin sehingga Gempa tidak bisa menahan tangisnya lagi dan Vanny yang berada di sampingnya pun langsung memeluknya.

"Lebih baik kamu jujur Gem !" Ucap Vanny pada Gempa sehingga Aylin semakin khawatir.

"Kak Gama kenapa ? Kasih tau aku atau aku yang ke sana !" Teriak Aylin sehingga Hasbi segera menenangkannya.

"Kak Gama koma lin," sahut Vanny karena Gempa tidak sanggup untuk berbicara lagi sehingga air mata Aylin langsung keluar begitu saja. Nafasnya juga terasa sesak, "aku mau ke sana !" Tangisnya.

"Jangan ! Mama lagi kacau banget, kalau lo ke sini bisa bahaya." Ucap Vanny lalu Airin langsung matikan telponnya. "Kak  Abi," tangisnya lalu Hasbi kembali duduk ke sofa.

"Duduk sini !" Ucap Hasbi sambil menepuk pahanya sehingga Aylin langsung duduk di pangkuannya. Ia menangis sejadi-jadinya di sana, sambil menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik Hasbi.

"Tenang Ay, Gama pasti baik-baik aja. Jangan berhenti doain dia," ucap Hasbi sambil mengurus-ngulus punggung Aylin.

"Aw," ringis Aylin tiba-tiba sambil memegangi perutnya sehingga Hasbi langsung panik. "Kenapa Ay ?" Tanyanya.

"Perut aku sakit," sahut Aylin.

"Gara-gara mens ?" Tanya Hasbi lalu Aylin mengangguk.

"Yaudah sini aku elusin, siapa tau mendingan." Ucap Hasbi lalu mengelus-elus perut Aylin dengan lembut. "Udah mendingan belum ?" Tanyanya.

"Sakitnya masih sih, tapi rasanya  nyaman kalau di elusin kek gini. Dan bikin ngantuk," jawab Aylin dan tangisnya pun mulai mereda.

"Tidur aja bocilnya Kak Abi, nanti aku bangunin kalau ada kabar lagi tentang Gama." Ucap Hasbi lalu Aylin pun mulai memejamkan matanya, bahkan dengan mudahnya ia bisa langsung tertidur.

"Dasar kebo," ucap Hasbi lalu mencium puncak kepala gadisnya itu.

Tak terasa sudah satu jam mereka berada dalam posisi seperti itu, tiba-tiba hp-nya Hasbi berdering tapi ia tidak bisa mengambilnya karena tidak ingin membangunkan Aylin meski badannya sudah pegal.

"Telponnya nggak diangkat ?" Tanya Aylin dengan mata yang masih tertutup.

"Kan kamu tidur di pangkuan aku, gimana aku mau ngambil hp-nya ?" ucap Hasbi lalu Aylin bergumam tidak jelas sambil berdiri dan berjalan untuk mengambil hp-nya. Sehingga membuat Hasbi merasa sangat gemas melihatnya.

"Halo," ucap Aylin setelah menjawab telpon yang ternyata dari Gempa.

"Gue Vanny, kalau lo mau jenguk Kak Gama cepet ke sini ! Mumpung Mama lagi pulang, anak-anak NERAKA juga udah ada." Ucap Vanny sehingga mata Aylin langsung segar mendengar nya.

"Oke, aku ke sana sekarang." Ucap Aylin segera mematikan telponnya.

"Kita jenguk Kak Gama ya," ucapnya pada Hasbi.

"Iya, tapi cuci muka dulu sana !" Ucap Hasbi.

"Aku baju ini aja ya," ucap Aylin karena ia hanya memakai kaos putih crop top lengan pendek dan celana jeans yang juga pendek.

"Terserah, selagi kamu nyaman." Sahut Hasbi

"Kak Abi nggak so sweet ih, harusnya tuh Kak Abi larang aku pakai baju seksi keluar rumah. Kayak cowok-cowok di novel gitu," ucap Aylin tapi Hasbi malah tertawa.

"Denger ya Ay, setiap orang itu beda-beda dalam nunjukin perhatiannya. Mungkin cowok lain marah kalau ceweknya pakai baju seksi, tapi kalau aku sih terserah aja yang penting nggak kelewat batas. Karena kamu manusia Ay, bukan boneka yang bisa diatur-atur. Aku seneng kalau kamu bahagia dan nyaman dengan diri kamu yang apa adanya," ucap Hasbi sehingga membuat Aylin terharu. Tidak semua cinta ditunjukkan dengan perhatian, posesif, ataupun larangan. Tapi ketidakpedulian itu pun juga ada cinta yang tidak diperlihatkan, tapi dipahami.

"Ya ampun, cowok fiksi aja kalah sama Kak Abi. Pokoknya Kak Abi itu cowok paling pengertian di dunia, lope-lope deh." Ucap Aylin lalu segera pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah.

"Sejak kapan dia jadi alay dan lebay kayak gitu," gumam Hasbi sambil menatap kepergian nya Aylin.

My guardian Angel  [ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang