Friends Shit 05

3K 223 5
                                    

Author pov

" Mmhh hon... "

Lumatan demi lumatan pada kedua bibir yang bertemu itu semakin bergairah. Gadis yang bertubuh lebih kecil itu semakin mengeratkan lingkaran tangannya pada perempuan jangkung yang sedang menindihnya.

" Aahh hon... " Desahan kembali lolos dari bibir si gadis lebih kecil.

" Sakit ? " Si perempuan jangkung mengusap lembut bibir gadis yang lebih kecil, bibir yang tampak lebih merah dari sebelumnya.

Si gadis yang lebih kecil mengangguk " tapi aku menyukainya hon.. "

" Bagaimana dengan ini ? " Si perempuan jangkung mencumbu leher si gadis yang lebih kecil, kecupan- kecupan basah menghujani leher jenjang yang tanpa cacat itu.

Nafas si gadis yang lebih kecil tersengal-sengal. Dia membuka mulutnya seakan ingin menangkap udara untuk di masukkan ke paru-paru nya. Sentuhan perempuan yang berada di atas tubuhnya itu membuatnya gila.

" Oh hoooon... " Rintihnya saat perempuan jangkung menghisap kecil lehernya.

Perempuan jangkung itu seakan tenggelam dalam aktivitas memabukkannya.

Dalam tidurnya nafas Poker memburu. Keringat membasahi seluruh wajahnya. Sesekali bibirnya mengulum senyum. Dalam jarak yang begitu dekat Pevita memandang wajahnya. Poker yang terbaring di sofa dan Pevita yang berdiri membungkuk di dekatnya.

Apa kamu sedang bermimpi indah ? Jika iya. Tidurlah sedikit lebih lama.

Apa kalian berjumpa di mimpi ? Puaskanlah memandanginya sebelum terjaga.

Pevita menyapukan jemarinya pada kacamata hitam yang dikenakan Poker. Lalu perlahan melepaskan kacamata itu dari matanya. Poker tampak gelisah sementara matanya masih terpejam. Gerakan-gerakan penuh kegelisahan dapat Pevita tangkap dan..

" Elea.. !! " Teriak Poker. Ketika mendapati seorang gadis di dekatnya tanpa menyadari siapa gadis itu dia langsung menariknya dalam pelukannya " Kamu kembali Elea.. kamu kembali.. "

Pevita mengelus punggung Poker lembut. Berharap ritme nafas Poker memelan. Agar nafas perempuan itu kembali normal. Benar saja, perlahan nafasnya berhembus teratur, tubuhnya tidak lagi tegang meskipun kekuatan pelukannya tidak sedikit pun berkurang.

Poker menghirup aroma gadis di pelukannya. Ekspresi wajahnya berubah. Kekecewaan memenuhi kedua matanya.

Ini bukan aroma gadisku.

Poker menjauhkan tubuhnya dan tubuh gadis yang dia peluk perlahan. Ke empat bola mata itu kembali bertemu untuk kedua kalinya.

Your eyes make my heart feel warm. Poker.

Nothing makes me sink more than your hazel eyes. Pevita.

" Maaf.. "

" It's okey.. " Pevita mengambil kacamata hitam yang dia taruh di meja kemudian memakaikannya pada Poker " sekarang giliranku meminta maaf.. " karna dengan lancang melepas kacamata hitammu.

Poker beranjak dari sofa dan berjalan ke arah dapur. Seperti biasa dia duduk di kursi favoritnya. Menyelipkan rokok diantara bibirnya. Menghisapnya mungkin sepanjang malam.

" Mau teh hangat ? " Tawar Pevita yang sudah memasuki area dapur.

" ... "

" Diam berarti ya. "

FRIENDS SHIT [ GL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang