Author Pov
Alex sampai di rumah sakit siang itu. Dengan langkah tergesa dia langsung memasuki lorong-lorong rumah sakit. Sampai dia berhenti di sebuah ruangan yang di depan ruangan tersebut berdiri sosok-sosok yang dia kenal.
Airin dan ayah dari Edward yang selalu dia panggil tuan.
" Tuan. " Sapanya dengan badan membungkuk sedikit.
" Lihatlah.. lihatlah putraku, Alex.. "
Saat Alex melihat ke dalam dari jendela kaca yang ada di dekat pintu. Rahangnya seketika mengatup rapat. Disana terbaring satu-satunya bajingan yang dia anggap sahabatnya dengan perban di kepalanya dan banyaknya alat medis yang mesra di badannya.
" Siapa yang melakukannya? "
" Kelompok mafia Douglas. "
Tangan Alex mengepal kuat. Buku-buku jarinya nyaris keluar. Pastinya kelompok itu akan langsung menargetkan Edward karena Edward sangat jauh dari keahlian yang berhubungan dengan kekerasan. Satu-satunya yang membuat Edward ditakuti dan kelompoknya semakin besar adalah Alex dan jagoan-jagoan didikan Alex.
...
Airin duduk termenung di sebuah bangku panjang yang berada di depan kamar rawat Edward. Belum ada yang boleh masuk ke dalam. Semuanya hanya bisa melihat dari jendela kaca. Ayah dari Edward keluar entah kemana.
Airin menatap sebotol air mineral di hadapan wajahnya sekarang.
Setelahnya pandangan nya terangkat untuk melihat siapa yang membawakannya. Dia tidak mengambil air itu.
Alex kemudian menaruhnya disamping Airin duduk, dia juga menaruh burger di sisi air mineral. Kemudian mengambil duduk berjarak dari Airin.
" Tolong makan dan minum lah meski sedikit. Ed akan membunuhku saat sadar dan mendapatimu sakit. "
" Seolah Ed adalah pria hebat sehingga dia bisa membunuhmu.. " suara gadis itu seakan tak bernyawa. Matanya merah dan bengkak.
" Dia tidak perlu menjadi hebat untuk membunuhku. Cukup dia memintaku mati dan aku dengan senang hati menyerahkan nyawaku. "
" Persahabatan yang bodoh.__ Bolehkah aku meminta sesuatu? "
" Katakan. Jika yang kamu inginkan adalah nyawa Douglas maka tanpa kamu minta aku pasti mencabut nyawanya dengan atau tanpa persetujuan malaikat maut. "
" Yang kuminta adalah jangan membunuh atau bahkan menyerang balik Douglas. "
Mata Alex melebar dari dalam kacamata hitamnya " Omong kosong. Aku tidak akan diam saja tanpa membalas sekecil apapun luka yang dia berikan pada bajingan yang sedang tidur nyenyak itu. "
" Sebelum penyerangan itu Ed melamarku. Tentu saja aku menerima nya kamu pasti tidak repot-repot berpikir. Dia katakan ' sebelum secara resmi menikahimu aku akan menyelesaikan beberapa urusan. Aku harus memecat secara tidak terang-terangan Alex. Aku sengaja mengirimnya untuk menangani pabrik legalku di Semarang. Itu juga agar dia terbiasa dengan pekerjaan orang normal. Pabrik itu adalah pesangon dariku untuknya. Aku tahu dia kembali jatuh cinta tapi dia menyangkalnya. Setelah dia cukup berani menerimanya, sebelum itu aku ingin dia menjalani kehidupan manusia normal. Dia tidak boleh lagi menjadi anjing negara yang bahkan ketika istrinya di sandera, negaranya tidak repot-repot membantunya. Dia juga tidak boleh jadi anjingku dan memiliki banyak musuh yang berkemungkinan menyakiti gadis yang dicintainya, gadis yang merupakan kelemahannya. Karena jika dia harus kehilangan orang yang dicintainya lagi karena kematian, bahkan bila Tuhan mengutuknya hidup seumur hidup, dia akan selalu mencari cara untuk mati setiap detiknya. Dia harus memperbaiki dirinya sebelum resmi memulai hubungan baru. Tentu saja. Setelah mengatasi bajingan itu, akupun juga akan berhenti. Mari menikah di Barcelona, hidup disana, memiliki keluarga kita sendiri disana, aku bahkan akan bekerja sebagai pelayan disana untuk menghidupimu dan calon anak kita. Aku berhenti menjadi big bos. Kamu akan menjadi satu-satunya big bos di masa depan.. ' (Hikz) tolong.. akhiri semua kekerasan ini untuknya (Hikz).. " Airin terisak hebat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS SHIT [ GL ]
RomanceKarya iseng pertama. Tapi percayalah isinya tidak se iseng niatnya 😉 Karya orisinil Bukan terjemahan, bukan hasil plagiat, dan se antek-anteknya. ... Tentang seorang gadis cantik bermata coklat, Pevita Daisy Roses yang terjebak di tangan seorang ma...