Author Pov
Poker hanya membeku untuk sesaat saat membuka pintu rumahnya setelah bel berbunyi. Di depan pintunya kini berdiri Edward dan kekasihnya Airin.
" Aku tidak di persilahkan masuk ? " seru Edward yang di hadiahi cubitan kecil di lengan dari Airin. Airin tampak lebih menyadari bahwa manusia di depannya ini sangat tidak nyaman dengan kedatangan mereka.
Poker hanya bergeser dari pintu dan berdiri menyamping kemudian. Otomatis itu caranya mempersilahkan mereka berdua masuk. Edward tentu saja dengan tanpa beban masuk sementara Airin bingung harus pada siapa keranjang buah yang dibawanya harus diberikan. Poker tampak sangat tidak ramah. Saat sampai ruang tamu barulah pandangannya menemukan sosok perempuan cantik yang memakai celemek di dapur sedang memasak makan malam sepertinya. Saat mata mereka bertemu, Airin mengangguk sambil tersenyum pada yang di dapur.
" Hai.. " sapa Pevita dari dapur.
" Kita pernah bertemu. "
" Tentu aku ingat. Saat itu kekasihmu menyuruh pemungutku membawamu kembali padanya. "
Airin tersenyum sedikit malu juga sedikit menunduk. Wajah Edward berubah masam karena merasa di ejek. Poker? Jangan di tanya ! Tentu saja datar, aspal yang sempurna.
" Aku harus menaruh ini dimana ? " Airin sedikit mengangkat keranjang buahnya bertanya pada Pevita.
" Kupikir tadi tuan rumah membukakan sendiri pintu untuk kalian, kenapa tidak langsung bertanya ? "
" Aku takut dia akan memakanku. "
Pevita tertawa sedikit lepas. Lalu melirik Poker yang hanya berdiri dengan tangan bersedekap.
" Hei sayang.. " Edward merangkul pinggang kekasihnya " Poker sudah jinak sejak aku memeliharanya. "
Airin tampak sekuat tenaga menahan tawa tak berani bahkan melirik pada Poker. Dia melepaskan rangkulan kekasihnya lalu berjalan menuju dapur dan meletakkan sekeranjang buah disana.
" Adakah yang bisa kubantu.. "
" Pevita. Panggil saja Pevita.
" Baiklah. Aku Airin. "
" Kalau begitu kamu bisa menata buah itu disini. " Pevita meletakkan sebuah wadah di dekat Airin. " Kita akan menyajikannya nanti saat makan malam.
" Baiklah. " Airin mulai menata buah " bagaimana kamu bisa tinggal dengan orang seperti itu ? Maksudku.. dia agak.. horor ?? " Airin berbicara dengan suara pelan sekali.
Pevita kembali melirik Poker. Saat ini perempuan berkacamata hitam itu hanya duduk di sofa meminum sekaleng bir dengan bos nya.
" Aku justru dulu menganggap kekasih mu lebih horor. "
" What ?? Edward sangat menggemaskan asal kamu tahu. "
" Ya. Ya. Ya. Tentu saja dia kekasihmu. "
Sementara di sofa.
" Apakah kamu tidak punya cukup uang untuk mengajak kekasihmu makan malam di restoran? "
" Aku punya tentu saja. Aku hanya ingin makan juga bersamamu dan gadismu. "
" Aku tidak mengharapkan tentu saja. "
" Yahh ! Lepaskan kacamata hitam itu. Seberapapun terbiasa itu tetap akan mengurangi penglihatan jelasmu ! " suara Edward agak meninggi jadi yang di dapur jelas mendengarnya.
Pevita tidak dapat melihat raut wajah Poker karena perempuan itu membelakanginya. Hanya saja dia mendengar Poker merespon sahabatnya pelan " begini saja.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDS SHIT [ GL ]
RomanceKarya iseng pertama. Tapi percayalah isinya tidak se iseng niatnya 😉 Karya orisinil Bukan terjemahan, bukan hasil plagiat, dan se antek-anteknya. ... Tentang seorang gadis cantik bermata coklat, Pevita Daisy Roses yang terjebak di tangan seorang ma...