Friends Shit 02

3.9K 231 1
                                    

Pevita pov


Pada akhirnya kami melangkah bersama memasuki gereja. Tentu saja bukan untuk menikah. Tidak ada siapapun di gereja ini. Hanya kami berdua. Langkah kami terhenti tepat di hadapan patung yesus yang tersalip di atas. Aku melirik perempuan di sampingku ini. Dia bahkan tak melepas kacamata hitamnya meski di hadapan Tuhan.

Aku memisahkan diri darinya. Duduk dibangku barisan terdepan. Entah apa yang ingin manusia jahat itu lakukan di rumah Tuhan ini. Apa dia meminta bantuan Tuhan untuk membunuh iblis yang bersemayam dalam tubuhnya ? Entahlah.

" Hai Tuhan... "

Apa aku tidak salah dengar ? Dia berbicara dengan Tuhan seperti Tuhan adalah teman masa kecilnya saja.

" Hari ini ulang tahunnya. Sebenarnya, aku ingin menghadiahinya semua berlian indah di dunia. Semua hal mewah yang di dambakan semua perempuan. Tapi kau tahu Tuhan, aku tidak bisa mengirimkannya ke surga yang katanya kerajaanMu. Tidak ada satupun kurir di bumi ini sanggup. Tuhan, tolong berikan hadiah terbaik untuknya di kerajaanMu. Atau jika memungkinkan Kau bisa mengembalikan istriku ke sisiku lagi. Sebagai hantu pun aku tak masalah. "

Istrinya ? Sudah meninggal ?

Dia kini berlutut, memejamkan mata sambil menggenggam kedua tangannya. Entah doa apa yang dia lantunkan. Tapi terasa begitu dalam. Kedalaman yang tiba-tiba saja membuatku tenggelam.

Aku tersentak saat dia sudah duduk di sisiku menghadap lurus ke depan.

" Kamu benar-benar ingin tinggal disini ? "

" Hah ? "

" Kamu tidak ingin pulang ? "

Pulang ? Ke rumahku ?

" Pulang ke ? "

" Rumahku. Kamu wanita simpananku. "

" Luar biasa. Di hari ulang tahun mendiang istrimu kamu membawa wanita simpanan pulang ke rumah. "

Dia tersenyum. Tipis sekali. Hampir tak terlihat.

" Istrimu... sudah lama meninggal ? " Kenapa aku harus menanyakan itu ? Bagaimana jika itu membuatnya mengamuk ? Ah sudahlah. Mulutku terlanjur menanyakannya.

" Mari !! Pulang ke rumah. Home sweet home... " Dia beranjak dari duduknya.

Aku tersenyum melihatnya kemudian ikut berdiri dari tempat dudukku. Seharusnya aku merasa takut pergi ke rumahnya. Bukankah disana nanti aku harus menghangatkan tempat tidurnya ? Seumur hidup hal paling jauh yang pernah kulakukan dengan pacarku adalah berciuman. Aku tidak punya pengalaman sama sekali menghangatkan ranjang seseorang apalagi perempuan.

>>>>>>>>>>

Kupikir aku akan dibawa ke sebuah mansion megah dengan halaman seluas lapangan sepak bola dan pohon-pohon yang tumbuh di sekeliling jalan. Aku justru berdiri disini. Di rumah sederhana 1 lantai yang tidak terlalu besar. Terlihat timpang sekali jika mobil sport hitam terparkir di depan rumah ini. Rumah ini lebih cocok sebagai rumah karyawan pemilik mobil sport ini.

Tapi,
Bagiku seperti inilah seharusnya rumah. Karena di rumah seperti inilah selama 22 tahun aku dibesarkan.

Dia membuka pintu rumahnya dan dengan santai aku memasukinya seolah-olah ini bukan kandang singa betina yang siap kapan saja menerkamku.

Tempat pertama yang dia tuju untuk membawaku adalah sebuah dapur yang bergaya minimalis modern. Dapurnya sangat luas, bersih dan nyaman. Terdapat beberapa kursi berjejer di sekitar bagian luar meja dapur.

" Tempat favoritmu ? "

Dia tidak menjawabku. Hanya membuka kulkas dan mengambil 2 kaleng minuman soda. Juga mengeluarkan roti sobek dari dalam sana.

FRIENDS SHIT [ GL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang