3: Sekutu

64 6 0
                                    

"Mengalahkan sekitar delapan ratus lebih Rider tanpa melukai Mereka? Apa kau gila?" tanya Michinaga setengah bingung setengah kaget saat ia, Eiji, Keiwa, Ace, Tsumuri dan Neon berkumpul di rumah Ace.
"Kita tidak punya pilihan lain," sahut Ace, "Lagipula mereka tidak seharusnya menjadi Rider," tambahnya
"Hanya kita berlima? Mungkin bertujuh kalau Ziin dan Kyuun juga ikut. Lagipula kalaupun Lopo, Nudge Sparrow dan Hakubi ikut kita tetap kalah jumlah!" sergah Michinaga
Hening cukup lama, tak ada satu orang pun yg berbicara.Eiji dan mungkin yang lain juga sependapat dengan perkataan Michinaga, mereka bisa bertarung tapi mustahil untuk tidak melukai apalagi membunuh seorangpun.
"Kalian lupa ya kalau Jyamato selalu ada untuk memeriahkan Game?" Isuzu Daichi tiba-tiba muncul bersama Sae dan tiga Jyamato.
"Sulit untuk mengatakan ini, tapi Daichi benar. Jyamato bisa membantu kita mengatasi Para Rider di luar sana," ujar Ganaha Sae
Ketiga Jyamato memutari Daichi dan Sae dengan riang, setangkai mawar ditangan mereka masing-masing. Menyanyikan lagu dalam bahasa Jyamato yang sulit dimengerti.
"Kurasa mungkin yang dikatakan Daichi dan Sae itu benar. Lagipula dengan bantuan Jyamato kita bisa menutupi kekalahan jumlah dipihak kita," kata Tsumuri sambil mengamati Neon yang mulai menari sambil menyanyi bersama ketiga Jyamato
"Jya... Jya.. Jyamato... Jya... Jyama... Eh, anoo maksudku, aku juga setuju," seru Neon sambil terus menari
Michinaga hanya mendesah sambil garuk-garuk kepala.
"Kalau begitu, bagaimana menurutmu Ace?" Keiwa memandangi Ace penasaran
"Baiklah, semua persiapan aku serahkan padamu Nudge Sparrow," kata Ace pada Daichi, "Sementara menunggu persiapan selesai, kita yang lain akan menghindari para Rider sebisanya dan bergerak dalam kelompok dua orang," tambahnya sambil memandang rekannya yang lain.
Satu persatu mulai meninggalkan tempat itu setelah Sae dan Daichi pergi. Hanya tinggal tersisa Tsumuri, Eiji dan Neon, sementara Ace hilang entah kemana.
"Ngomong-ngomong tumben hari ini Kyuun tidak bersamamu," kata Eiji dengan nada bertanya pada Neon
"Ah, dia bersama Ziin dan Win katanya sedang menyelidiki sesuatu tentang Destiny Game," sahut Neon sambil memutar-mutar setangkai mawar yang diberikan Jyamato padanya
"Win yang kau maksud ini, Hareruya Win si bintang rock terkenal itu? Apa dia juga Rider?" tanya Eiji sambil menerka-nerka
"Ping pong! Benar, dia Hareruya Win dan dia seorang Kamen Rider Punk Jack," kata Neon membenarkan
Eiji hanya mengangguk paham.

"Apa tidak apa-apa kau keluar sendirian?" Eiji menanyai Neon saat mereka menuju lokasi pemotretan keesokan harinya.
"Santai saja, aku ini kuat kok. Lagipula ada Eiji bersamaku," sahut Neon sambil tersenyum
"Oh iya ku lihat Ben dan John juga tidak pernah mengawalmu lagi," Eiji melanjutkan
"Mereka ikut bersama ayahku ke Amerika, sepertinya sebuah bisnis penting," Neon menjawab santai
"Bisa-bisanya meninggalkan tuan putri tanpa pengawal," gumam Eiji
"Santai saja, kan sudah ku bilang aku ini kuat," kata Neon sambil nyengir.

Sesi pemotretan dimulai dengan pakaian-pakaian casual, lalu berlanjut dengan gaun-gaun dan pakaian modis lainnya. Eiji memperhatikan Neon yang berpose dengan sangat luwes dan photograper yang tidak hentinya memuji Neon sembari terus memotret.
"Ok hari ini sampai disini saja, terima kasih kerja kerasnya!" Seru si photograper pada kru-nya
Neon mendekati Eiji yang sudah menunggunya, Eiji memberikan Kopi hangat pada Neon.
"Kerja bagus hari ini," puji Eiji
"Ah biasa saja," sahut Neon sambil tersenyum
Selagi mereka bercakap-cakap, sang photograper mendekati mereka.
"Anoo, Neon-chan aku ada sebuah permintaan pada kalian berdua," kata photograper
"Apa yang bisa kami bantu?" tanya Neon
"Maukah kalian mati disini?" tanya photograper sembari mengeluarkan sesuatu dari tasnya
Eiji dengan sigap menarik Neon menjauhi si photograper yang kini telah berubah menjadi Rider Camar, dengan dua buah cakar di tangannya.
"Tak kusangka selama ini kau adalah Rider. Kru yang lain juga," Eiji melihat sekeliling mereka, sekitar enam Rider sial menyerang mereka.
Eiji menggandeng Neon meninggalkan tempat itu. Tetapi makin banyak Rider yang menghalangi mereka.
"Tidak ada pilihan lain," kata Eiji, ia dan Neon mengenakan Desire Driver mereka

Magnum! Ready? Fight!

Beat! Ready? Fight!

"Henshin!" teriak Eiji dan Neon bersamaan, mereka berubah menjadi Kamen Rider Sirius dan Na-Go
Sirius dengan sigap menembak Rider-Rider yang mendekati mereka dengan Magnum Shooter 40X miliknya sementara Na-Go mengayunkan Beat Axe-nya tanpa ampun, menumbangkan semua yang mencoba memukul mereka.
Semakin keras mereka melawan, semakin tersudut pula mereka dalam gelombang serangan lawan yang seperti tiada habisnya
"Eiji aku ada ide! Hancurkan ID Core mereka, dengan begitu mereka tidak akan bisa menjadi Rider lagi!" seru Na-Go saat mereka mulai terpojok
"Apa kau yakin?" tanya Sirius
"Harusnya sih begitu," sahut Na-Go sembari memasang Fantasy Buckle pada slot lain Desire Driver-nya

Dual on! Beat! Fantasy! Ready? Fight!

Na-Go menarik Sirius menembus kerumunan yang mengelilingi mereka seakan menembus asap.
Na-Go menciptakan puluhan pedang dengan kemampuan Fantasy Buckle miliknya.
"Sekarang!" teriak Na-Go meluncurkan pedang-pedangnya menargetkan ID Core penyerang mereka Sirius pun melancarkan serangan dengan menargetkan ID Core lawan.
Hampir secara bersamaan para Rider penyerang mereka perubahannya terlepas dengan hancurnya ID Core mereka.
Kata "Mission Failed!" Menggema saat satu persatu Rider yang menyerang Na-Go dan Sirius menghilang.
"Tidak! Seharusnya mereka 'retire' dan kembali ke kehidupan normal mereka!" seru Neon yang telah melepaskan perubahannya.
"Apa maksudnya?" tanya Eiji
"Itu berarti kita telah membunuh mereka semua!" kata Neon jatuh berlututdidengarnya
Eiji tidak percaya dengan apa yang telah didengarnya.
"Jadi itu alasan Ace memilih mundur waktu itu?" tanya Eiji kepada dirinya sendiri
Eiji segera menarik Neon berdiri sambil melihat ke sekeliling mereka. Setelah memastikan keadaan aman, mereka segera meninggalkan tempat itu.

Eiji dan Neon tiba di rumah Ace, seperti biasa banyak anak-anak dan remaja datang untung berdoa di kuil di belakang rumah itu.
"Dewa Rubah Putih tolong sembuhkan ibuku," seorang gadis kecil berdoa di depan altar patung rubah putih.
Eiji mendekati anak itu, "Ku lihat kau sering sekali datang kemari," tegurnya
"Iya kak, kata temanku dewa rubah putih bisa mengabulkan segala keinginan kita. Makanya aku selalu kemari untuk mendoakan ibuku yang sedang sakit," sahut si gadis kecil.
Neon menghampiri mereka, "Kalau begitu kita juga harus berdoa disini," ujarnya sembari berdoa.
Daichi datang bersama tiga Jyamato yang bersamanya beberapa waktu yang lalu. Ditangannya ada sebuah tabung labu dengan semacam terrarium dan sesuatu yang sangat kecil bergerak-gerak lincah.
"Persiapan sudah selesai," kata Daichi sambil mengangkat tabung labu ditangannya sambil tersenyum puas.
Sementara itu Keiwa, Michinaga, Sara dan Sae datang bersamaan.
"Mari kita diskusikan strategi kita," seru Ace yang keluar dari rumah bersama Tsumuri.
Eiji melihat teman-temannya, secercah cahaya harapan seakan memancar dari masing-masing sekutunya itu.

Kamen Rider Geats : Destiny GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang