11: Persiapan Pulang

51 3 0
                                    

Gedung-gedung tinggi menjulang bagaikan hutan beton dengan. Mobil-mobil dan kendaraan terbang lain berlalu lalang. Win dan Tsumuri berjalan menyusuri kota, tujuan mereka sebuah gedung megah yang kini tampak terbengkalai.
Tidak tampak adanya penjaga satupun dimana-mana.
"Apa kau yakin kita akan menemukan sesuatu disini?" tanya Win saat mereka mengendap masuk.
"Entahlah, tapi seharusnya kita bisa menemukan sesuatu di perpustakaan," sahut Tsumuri saat mereka menaiki tangga
"Sepertinya kau familiar dengan tempat ini," kata Win yang mengikuti dibelakangnya
"Karena ini tadinya kantor pusat Desire Grand Prix di masa ini, dan seharusnya tidak banyak yang berubah," kata Tsumuri sambil mengecek peta gedung di dekat tangga lantai dua.
Mereka terus mendaki tangga sampai kelantai duabelas gedung itu, lift tidak dapat digunakan sehingga mau tidak mau mereka terpaksa menaiki tangga.
"Ayo sedikit lagi kita sampai, perpustakaan dan ruang arsip seharusnya ada di ujung sana," kata Tsumuri menyemangati.
Koridor begitu lengang dan berdebu, langkah kaki mereka bergema di dinding mengikuti di setiap langkah mereka berdua.
"Tapi bukannya agak mencurigakan gedung sebesar ini terbengkalai tanpa penjagaan sama sekali?" tanya Win ketika mendapati bahwa semua kamera pengawas mati.
"Soal itu nanti saja, yang penting kita harus mencari cara untuk pulang terlebih dahulu," kata Tsumuri
Mereka akhirnya tiba di perpustakaan dan ruang arsip. Didalamnya terdapat banyak rak buku yang menjulang hingga langit-langit. Berbagai buku dan E-book tersusun rapi, begitu juga dengan komputer yang berbaris rapi di meja-meja.
"Jadi apa yang mau kita cari disini?" tanya Win setelah menaikin elevator rak buku.
"Ku rasa segala hal yang berhubungan dengan dimensi," sahut Tsumuri sambil mengutak-atik komputer dihadapannya
Sekitar lima belas menit keduanya hanya diam dan fokus pada kegiatan mereka. Win menemukan setidaknya dua puluh buku yang membahas tentang dimensi.
Satu jam berikutnya mereka tidak hentinya memeriksa arsip, buku, dan segala macam yang membahas tentang dimensi.
"Inti semua pembahasan ini sama: dibutuhkan verifikasi untuk melakukan perpindahan dimensi," kata Win sambil melempar buku yang dibacanya ke atas meja, "Ngomong-ngomong, bukannya kalian orang masa depan bisa bebas berpindah-pindah masa?" sambung Win menanyai Tsumuri
"Ya saat itu DGP memiliki sistem tersendiri, lagipula menjelajahi waktu cukup berbeda dengan berpindah dimensi. Jalur Warp yang dibutuhkan untuk lompatan juga berbeda panjangnya dengan jalur Warp perpindahan waktu," jelas Tsumuri
"Begitu ya. Seandainya saja kita bisa membuat Dimension Buckle yang lain," keluh Win
"Membuat Buckle baru itu mudah, tapi tanpa adanya data yang cukup percuma saja. Lihat ini yang kutemukan saat mencari tahu tentang Dimension Buckle," Tsumuri menyodorkan sebuah E-book kepada Win, "Dimension Buckle dan Buckle-Buckle lain yang digunakan kelompok Kiseki Miru adalah prototype seperti halnya Creation Driver, dan tidak ada blueprint ataupun data terkait. Membuat ulang tanpa data tersebut sama saja bunuh diri namanya," jelas Tsumuri
Win mengernyitkan dahi, mencoba mengingat dan mencerna semua informasi yang telah mereka dapat.
Spider Phone milik Tsumuri berbunyi, "Kelompok Ace dan Kelompok Sae sudah berhasil menemukan portal dimensi di tempat mereka. Semua sudah menemukan portalnya, berarti semua bergantung pada keberhasilan kita," Tsumuri memberi tahu Win
"Kalau lihat Spider Phone aku jadi teringat kalau dulu bukannya hanya untuk pengumuman misi, player ranking, dan menghubungi Game Master serta suporter?" tanya Win mencoba mengingat
"Benar," jawab Tsumuri singkat
"Lalu kenapa sekarang jadi bisa digunakan untuk berkomunikasi antar pemilik Spider Phone?" tanya Win lagi
"Karena sudah dibuat penyesuaian. Saat Chirami yang menjadi Game Master pun dibuatkan aplikasi baru agar player bisa melakukan voting siapa yang jadi Dezastar," jawab Tsumuri lagi
"Kalau begitu bukannya tinggal buat aplikasi untuk berpindah dimensi?" tanya Win sekali lagi
"Membuat aplikasi sih gampang, tapi tetap saja kita butuh verifikasi," jawab Tsumuri mulai kesal
"Verifikasi? Maksudnya dari Game Master?" tanya Win mencoba untuk lebih memahami
"Benar, butuh seorang Game Master dan Vision Driver," jawab Tsumuri masih tidak mengerti arah pembicaraan sebenarnya kemana
"Harusnya di tempat ini ada Vision Driver kan?" tanya Win terus menggiring Tsumuri
"Walaupun ada, Desire Grand Prix sudah tidak memiliki Game Master," Tsumuri makin kesal
"Kita punya kok, kan Ace Game Master yang baru," sahut Win
"Tapi Ace tidak bersama kita!" sergah Tsumuri
"Ayolah Tsumu-chan, Vision Driver sudah di depan mata. Game Master bisa diwakilkan oleh salah satu dari kita berdua, jadi tinggal membuat aplikasinya!" seru Win mencoba menyadarkan Tsumuri
"Hareruya Win kau jenius!" pekik Tsumuri kemudian serta merta mencium bibir Win
Win yang mendadak dicium diam mematung seperti robot kehabisan baterai.
"Apa yang kau tunggu? Vision driver seharusnya ada di ruang produser di lantai lima belas. Segeralah ke sana selagi aku mengerjakan pembuatan aplikasinya di sini!" tegas Tsumuri
"Eh? Apa? Oh ya, baiklah kalau begitu," Win tersadar dan segera meninggalkan perpustakaan.
Win bergerak cepat menuju lantai lima belas. Suara derap langkah kakinya bergema di dinding. Kakinya serasa mau patah saat dia menaiki tangga.
"Ruang manager, ruang investor, ah ini dia ruang produser!" teriak Win girang.
Ruang produser terlihat lebih mewah dari bayangan Win, banyak ID Core dan Desire Driver tersimpan rapi dalam sebuah peti kaca.
Win mengacak-acak seisi ruangan itu, setiap sudut di cek dengan sangat teliti. Tetapi tidak ada di manapun.
"Kalau aku seorang produser, dimana akan kusembunyikan benda berharga milikku?" Win bergumam menanyai dirinya sendiri, matanya terus menjelajahi seisi ruangan.
Sebuah lukisan Perjamuan Terakhir menarik perhatiannya.
"Ok lukisan, tolong jangan kecewakan aku," gumam Win sambil memeriksa lukisan itu.
Sebuah mekanisme tanpa sengaja teraktifkan dan lukisan itu bergeser kesamping menunjukkan sebuah brankas dibaliknya.
"Syukurlah tidak embel-embel kunci keamanan lain," kata Win saat berhasil membuka brankas tanpa susah payah.
Di dalam brankas itu terdapat Vision Driver yang masih sangat baru. Win segera mengambilnya. Selain Vision Driver yang telah diambilnya, Win melihat sebuah Raise Buckle diantara tumpukan coin-coin emas kuno.
"Maaf emas, tapi Buckle ini terlihat lebih cantik dari kalian," gumam Win sambil mengambil Buckle itu, "Sepertinya kau versi upgrade dari Monster-chan ya?"
Mendadak alarm berbunyi, Win yang kaget langsung berlari keluar ruangan. Sekumpulan robot dan drone bermunculan dan mengejarnya.
"Kenapa baru sekarang!" gerutu Win, dia bergerak cepat menuruni tangga, sesekali melakukan lompatan berbahaya menghindari tembakan dari drone.
"Tsumu-chan tangkap!" Teriak Win saat telah sampai di perpustakaan, Vision Driver dilemparkannya ke udara. Tsumuri yang kaget lantas melompat dan menangkap tepat pada waktunya
"Apa... Apa yang terjadi?" tanya Tsumuri
"Entahlah, tapi sepertinya aku tidak sengaja mengaktifkan alarm anti maling," sahut Win yang terus mencoba menepis serangan gerombolan robot dan drone, "Yang lebih penting, bagaimana pembuatan aplikasinya?"
"Sudah hampir selesai, kira-kira sekitar dua puluh persen lagi!" ujar Tsumuri
"Kalau begitu cepatlah, sementara itu aku mau bermain sebentar!" seru Win, "Henshin!"

Funky Monster! Ready? Fight!

"Jadi namanya Funky Monster? Bahkan aku dapat gitar juga!" kata Punk Jack terdengar bangga
Win menghancurkan robot dan drone pengejarnya dengan Funky Guitar miliknya.
"Ayo kita selesaikan ini!" teriak Punk Jack sambil memainkan musik dengan Funky Guitar

Music Charge! Tactical Melody!

Gelombang suara membuat semua robot dan drone yang ada di hadapan Punk Jack hancur berkeping-keping.

"Pembuatan aplikasinya telah selesai!" seru Tsumuri
"Bagus kalau begitu cepat pakai Vision Driver nya!" perintah Punk Jack
"Hah? Aku?" tanya Tsumuri tak percaya
"Cepatlah! Kita tidak tau apakah akan datang lebih banyak lagi penyerbu!" tegas Punk Jack
"Baik!" seru Tsumuri segera mengenakan Vision Driver dan menekankan jarinya ke pemindai sidik jari

Vision Driver user verification!
Loading...
Verification complete!
Game Master Tsumuri log in!
Access confirm!

"Semua persiapan selesai!" teriak Tsumuri setelah mentransfer data aplikasi pelompat dimensi ke Spider Phone miliknya dan yang lain
"Bagus, saatnya pulang," kata Punk Jack tepat saat sekelompok lain drone dan robot keamanan muncul.
Punk Jack menggendong Tsumuri lalu dengan sekuat tenaga berlari menembus jendela.
"Pegangan yang kuat!" teriak Punk Jack
"Harusnya kau bilangnya sebelum melompat!" Tsumuri balas berteriak sambil memejamkan mata dan memeluk Punk Jack dengan erat
Mereka meluncur turun dengan cepat, setiap lantai terlewati hanya dalam satu denyut jantung.
Beberapa detik kemudian mereka mendarat dengan aman di atas sebuah mobil yang terparkir. Drone dan robot yang mengikuti mereka menhantam jalanan dan hancur.
"Maaf kami tidak punya rem!" teriak Punk Jack melompat turun dari atap mobil yang penyok kemudian berlari menjauh.
"Tidak punya rem, apa-apaan itu," kata Tsumuri tak dapat menahan tawa

Kamen Rider Geats : Destiny GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang