16: Bertemu Sang Dewi

42 2 0
                                    

Eiji melompat masuk kedalam arena dan tiba tepat sebelum akhirnya Michinaga tumbang. Dia mengalungkan sebelah lengan Michinaga ke pundaknya dan membantunya berjalan kembali ke kursi penonton.
"Kerja bagus walaupun kau babak belur begini," puji Eiji
"Tapi pertarungan belum selesai, masih ada empat orang lagi yang harus kita lawan sebelum bisa menghadapi Kiseki Miru," kata Michinaga sambil menahan sakit saat dibantu duduk.
Sementara mereka bicara, monitor kembali mengacak nama-nama rider yang akan bertarung.

TAG TEAM:
KAMEN RIDER GEATS (OWN BUCKLE)
KAMEN RIDER SIRIUS (RAISE BUCKLE: BOOST + DRILL )
VS
KAMEN RIDER KOUNELI (OWN BUCKLE)
KAMEN RIDER SURAGA (OWN BUCKLE)

"Pertarungan ketiga: Kamen Rider Geats dan Kamen Rider Sirius VS Kamen Rider Kouneli dan Kamen Rider Suraga!"

Ace dan Eiji melompat masuk ke arena. Neon dan Sara menyemangati mereka dengan sekuat tenaga.
Sementara itu Sayaka baru saja berlari memasuki koloseum dan melihat bahwa adiknya telah berada di dalam arena, siap bertarung.

"Henshin!"

DUAL ON! HYPER LINK! LASER BOOST! READY? FIGHT!

DUAL ON! BOOST! ARMED DRILL! READY? FIGHT!

DIMENSION! READY? FIGHT!

DUAL ON! TIME! ARMED ELECTRIC! READY? FIGHT!

"Ah, aku hampir lupa. Oleskan obat ini pada luka bocah kerbau itu!" seru Kouneli sembari melemparkan sebotol obat pada Sara yang dengan kikuk menangkapnya.
"Hei Ichika! Apa yang kau lakukan?" tanya Suraga
"Sedikit bantuan kecil tidak melanggar aturan ya kan, gagak kecil?" Kouneli melangkah mendekati Suraga dan menarik lepas Time Buckle dari Desire Driver Suraga dan memasangnya pada Desire Driver nya sendiri, "Aku pinjam ini, ya? Lagipula aku lebih membutuhkan ini daripada kau," sambungnya.

TIME STRIKE!

Suraga mematung akibat efek Time Buckle, Miru berdiri dari singgasananya dan berseru "Apa yang kau lakukan?" sebelum menyadari bahwa dirinya juga tidak dapat bergerak, begitu pula dengan bawahannya yang lain.
"Maafkan aku Tuan Miru, tanganku sedikit tergelincir tadi," kata Kouneli sambil mengalihkan pandangan pada Sirius
Dalam hitungan detik Kouneli muncul begitu saja di antara Sirius dan Geats.
Dengan refleks Geats dan Sirius melayangkan pukulan kearah Kouneli yang menghindar dengan gesit.
"Tenanglah, aku akan membawa kalian ke sebuah tempat," bisik Kouneli lalu mereka bertiga menghilang dari tengah arena.
Mereka berpusar dalam kehampaan yang menyesakan dan tiba di sebuah tempat yang serba putih.
Tidak ada apa-apa di tempat itu, hanya hamparan kosong dan putih. Hanya ada seorang wanita duduk di sebuah bangku yang jaraknya cukup jauh dengan mereka bertiga.
"Dimana ini?" tanya Sirius
"Tempat yang bukan dimana pun," sahut Kouneli yang telah kembali ke wujud manusia.
Geats melangkah mendekati wanita yang duduk di bangku itu. Sosok yang sangat dia kenali.
"Ibu?" tanya Ace
"Ace? Akhirnya ibu bisa bertemu lagi denganmu," wanita itu menoleh, senyum cerah tergambar diwajahnya.
Ichika mendekati mereka dan membungkuk di depan wanita itu.
"Mitsume-sama, saya berhasil membawa mereka berdua," kata Ichika penuh hormat
"Jangan terlalu sopan begitu, teman anakku adalah temanku juga," ujar Mitsume
Eiji menghampiri mereka bertiga, aura hangat dan nyaman terpancar dari Mitsume seakan-akan dia adalah api unggun di tengah perkemahan.
"Ace dan kau juga Eiji, duduklah ada yang mau ku katakan," kata Mitsume dan Eiji serta Ace menurutinya.
Tempat itu bila diperhatikan ternyata tidak benar-benar kosong, hamparan putih yang dilihat Eiji ternyata lautan dandelion yang berayun pelan seperti ombak yang tenang. Juga ada bunga mawar putih disekeliling tempat mereka duduk.
"Ace, Eiji, takdir dunia saat ini berada dipundak kalian berdua. Ace sebagai dewa pencipta dan juga Eiji pemegang kekuatan penciptaan ku," Mitsume memulai, "Sekitar lima tahun yang lalu saat Kiseki Miru mengambil kekuatan penciptaan milikku, entah bagaimana kesadaranku kembali. Aku merasakan niat jahatnya dan sebelum dia mendapatkan separuh kekuatan penciptaan yang berhasil diekstraksi itu, aku membagi setengah kekuatan itu menjadi dua bagian sehingga baik Miru maupun Eiji sama-sama memegang seperempat kekuatan penciptaan. Kemudian selama dua tahun setelahnya aku mencari seseorang yang tepat untuk membantuku merebut kekuatan itu kembali. Dalam batas waktu singkat kesadaranku berkeliling ke berbagai dunia, hingga akhirnya aku menemukan profesor Iwana yang adalah ayah dari Ichika. Menanamkan ide pembuatan Rider System untuk menjaga orang-orang nya dan juga kisah tentang Dewa Rubah dan Kaisar Musang -itu adalah kau dan temanmu, Ace- yang akan menyelamatkan dunia mereka dari kehancuran.
Selain itu aku juga beberapa kali menampakkan diri pada Ichika beberapa kali, membantunya mempersiapkan diri dalam misi pencarian Eiji,"
Ace dan Eiji mendengarkan cerita Mitsume dengan seksama.
"Daripada membuang waktu mencari orang, bukankah lebih mudah bila anda mencari saya secara langsung?" tanya Eiji
"Sayangnya tidak semudah itu. Selain kesadaranku yang tidak dapat terus menerus aku pertahankan, aku juga menjaga agar posisimu tidak diketahui Miru. Bila berada dekat denganku, maka Miru akan dengan cepat tau dimana kau berada," jelas Mitsume
"Kalau hanya itu saja, bukankah lebih mudah bila Miru mencari kakakku saja? Maksud saya, kak Sayaka yang membuat permohonan untuk membangkitkan saya kan?" tanya Eiji lagi
"Benar kalau Sayaka lah yang digunakan Miru saat itu. Memanfaatkan keinginan Sayaka yang besar untuk menghidupkan mu kembali adalah ide Miru. Selama proses membangkitkan dirimu itulah Miru mengektrak kekuatan penciptaan, dan untungnya dia tidak menyadari kalau kekuatan yang di ekstrak itu telah terbagi. Dia mengadakan Game kematiannya semata untuk mengambil harapan dari semua korban, juga untuk menemukanmu. Ketahuilah kekuatan penciptaan dalam dirimu mulai bangkit seiring waktu," kata Mitsume
Mitsume mengalihkan pandangannya pada Ace, dia menatap Ace dengan penuh cinta seorang ibu.
"Ace, kedua bagian ektraksi kekuatan penciptaan itu makin lama makin tidak stabil dan kurasa kau tau apa yang harus kau lakukan?" tanya Mitsume sambil menggenggam tangan Ace
Mata Ace terpejam, lalu ia berkata, "Aku tau, tapi apa memang harus begitu?" Ace balik menanyai ibunya
"Kau yang membuat pilihan. Dan setiap hasil dari apa yang kau pilih memiliki konsekuensinya sendiri," kata Mitsume
Mitsume berdiri dan menjauh beberapa langkah dari mereka. Dia memandangi hamparan dandelion yang seputih salju.
"Ace, setelah ini kita tidak akan bertemu lagi. Mulai dari sini aku serahkan segalanya padamu," ujar Mitsume sambil memandang tangannya yang mulai memudar.
"Aku tau bu, lagipula aku ini rubah loh!" seru Ace
Mitsume berbalik dan memandang anaknya sambil tersenyum untuk terakhir kali sebelum menghilang.
Seluruh bunga di tempat itu mendadak layu sekaligus setelah hilangnya Mitsume.
Ichika segera berubah ke wujud Rider. Lalu mereka melompat kembali ketempat semula.

Kamen Rider Geats : Destiny GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang