ZOMBIE! READY? FIGHT!
SET DESTROY! UNSTOPPABLE POWER! RUMBLING TITAN! READY? FIGHT!
"Zombie? Kenapa Michinaga tidak menggunakan Plosion Rage?" tanya Sae keheranan
"Dia pasti punya alasannya sendiri, percaya saja padanya," sahut AceBuffa dan Okuz bergerak dalam lingkaran, saling mencari kesempatan untuk menyerang. Setiap langkah kaki Okuz membuat tanah bergetar.
Kerbau dan banteng saling berhadapan, mengintimidasi lawan dalam diam hanya dengan tatapan mata satu sama lain.
Dengan satu sentakan kakinya Buffa bergerak maju, tangan kirinya terangkat. Satu sabetan lengan kiri Buffa mengenai Okuz yang sama sekali tidak bergeming, seakan serangan Buffa tidak berefek apapun padanya.
Lagi dan lagi Buffa menyabet lawannya dengan Zombie Breaker maupun cakarnya, namun tidak mampu membuat goresan sedikitpun pada tubuh Okuz.
"Sudah cukup serangan kekanak-kanakan mu itu!" seru Okuz tenang sambil mencengkam Buffa tepat di lehernya dengan satu tangan lalu mengangkatnya tinggi.
Buffa mencoba melepaskan diri dengan terus menyerang membabi-buta yang tetap tidak berefek apapun pada Okuz.
Dengan satu gerakan Okuz melemparkan Buffa hingga menghantam pagar pembatas.
"Kau memang kuat, tapi bukan berarti tidak bisa dikalahkan!" seru Buffa berusaha berdiri.
"Hentikan omong kosong mu itu, di dunia ini hanya yang terkuat yang akan menang!" kata Okuz.
"Tidak akan tau kalau belum dicoba kan?" ujar Michinaga berlari ke arah Okuz
Buffa kembali melancarkan serangan, tapi dengan satu pukulan Okuz membuat Buffa kembali terpental jauh.
Lagi dan lagi Buffa terus bangkit dan melancarkan serangannya pada Okuz. Tapi berkali-kali pula dia berhasil dipukul mundur dengan satu pukulan.
"Sudah cukup, menyerahlah bila kau masih sayang nyawa!" kata Okuz setelah memukul Buffa hingga menghantam tembok pembatas untuk kesekian kali.
"Lalu apa? Membiarkan lebih banyak lagi korban dan menunggu kehancuran dunia? Jangan bercanda!" sergah Buffa, sebelah tanduknya patah dan visor kirinya pecah memperlihatkan sebagian wajah Michinaga yang babak belur dibalik helm.
Okuz menatap Buffa yang masih berusaha berdiri dan menghela nafas.
"Aku akan menceritakan kisahku. Kisah dimana duniaku dihancurkan oleh DGP," kata Okuz memulai, "Awalnya aku hanyalah seorang petani. Tanah di pemukiman kami sangat tandus sehingga sangat sulit mendapat hasil panen yang bagus. Bahkan tidak ada cukup rumput untuk makan ternak. Kemudian datang orang-orang yang mengaku dapat mengabulkan apapun keinginan kami dengan syarat kami harus bertarung dalam sebuah game bernama Desire Grand Prix. Aku salah satu di antaranya. Selama Desire Grand Prix berlangsung, kelaparan pun makin menjadi karena beberapa peserta bersikap semena-mena dan mengambil lebih banyak jatah makan dari yang seharusnya. Maka sambil terus berjuang di pertarungan, aku dan beberapa warga desa juga berjuang membuat Ransum yang bisa membuatmu tahan tidak makan berhari-hari. Namun ada satu kesalahan yang akhirnya membuat orang yang memakan ransum itu kehilangan akal dan berubah menjadi zombie. Pihak DGP melihat ini sebagai potensi untuk membuat permainan semakin menarik dan membuat lebih banyak orang menjadi zombie. Kami yang tidak senang dengan perbuatan mereka akhirnya melawan meskipun kami tidak sekuat mereka tapi berhasil membuat mereka kewalahan dan akhirnya melakukan Grand End lalu kabur.
"Tinggallah kami yang terus berjuang hidup hingga pecah perang demi makanan. Mereplikasi Rider System yang ditinggalkan DGP untuk bertarung dan bertahan hidup," Okuz mengakhiri ceritanya.
Buffa berhasil berdiri dengan bertumpu pada Zombie Breaker miliknya.
"Aku tau dunia yang kau maksud itu. Aku dan Eiji sudah ke sana berkat temanmu yang memakai Dimension Buckle itu," kata Buffa sambil memasangkan Fever Slot Buckle di slot kiri Desire Driver lalu mengaktifkannya, "Aku mengerti penderitaanmu, sama sepertiku yang kehilangan sahabat. Kau juga pasti kehilangan orang-orang yang berharga untuk mu, tapi itu tidak bisa dijadikan alasan untuk merenggut kebahagiaan orang lain hanya demi mencapai tujuanmu!" seru Buffa sambil belari ke arah Okuz
"Tau apa kau soal penderitaan!" Okuz yang sejak awal nyaris tidak bergerak akhirnya berlari kearah Buffa. Tiap langkah kakinya meninggalkan ceruk dibelakangnya.
Okuz mengayunkan tinjunya yang besar tetapi Buffa berhasil menghindar tepat waktu. Dia melihat sedikit celah di bagian pinggang pada sambungan armor Okuz dan dengan sigap segera mengayunkan Zombie Breaker tanpa menyia-nyiakan kesempatan ke celah itu. Rantai pemotong pada Zombie Breaker berputar cepat mengiris pinggang Okuz membuatnya menjerit kesakitan.
Okuz berhasil menangkap Buffa dan melemparkannya menjauh, namun Zombie Breaker tetap tertancap dipinggangnya.
"Kau petarung yang hebat," puji Okuz seraya mencabut Zombie Breaker dan melemparkannya.
"Heh, kau juga sangat tangguh pria besar!" sahut Buffa
"Tapi pertarungan harus berakhir disini!" seru Okuz melesat ke arah Buffa, begitu juga Buffa melesat kearahnya.RUMBLING TITAN VICTORY!
GOLDEN FEVER VICTORY!
Kejadiannya berlangsung begitu cepat tapi seakan berlangsung dalam gerak lambat. Okuz melayangkan tinjunya yang besar dan mematikan tetapi entah bagaimana gagal mengenai wajah Buffa, disaat yang bersamaan Buffa berhasil menancapkan cakar di tangan kirinya tepat di Desire Driver dan tembus ke perut lawannya.
"Kerja bagus bocah!" kata Okuz yang perubahannya serta-merta terlepas lalu ambruk di bahu Buffa
"Kau sengaja kan?" kata Buffa
"Entahlah, kau mengingatkan aku pada diriku dulu. Semangat juang yang begitu tinggi dan pantang menyerah. Entah bagaimana aku bisa membuang itu semua," sahut Okuz
"Aku juga sama. Seandainya tidak bertemu dengan teman-temanku, mungkin aku tidak akan sekuat ini," kata Buffa
"Aku Yoshizawa Ren, boleh aku tau namamu?" Napasnya mulai tersengal
"Azuma, Azuma Michinaga," sahut Buffa
"Michinaga, nama yang bagus. Mungkin di kehidupan selanjutnya kita bisa..." namun kata-kata itu tidak pernah dilanjutkan lagi oleh Ren
Michinaga melepaskan perubahannya sendiri dan membaringkan Yoshizawa Ren yang telah wafat.
"Aku tau pria besar, dengan senang hati aku akan jadi temanmu dikehidupan manapun. Istirahatlah yang tenang," ujar Michinaga pelan.
Perlahan tubuh Ren berubah menjadi serpihan-serpihan cahaya yang tersedot kedalam buckle milik Miru."Pemenangnya Kamen Rider Buffa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamen Rider Geats : Destiny Game
FanfictionTiga tahun telah berlalu sejak berakhirnya Desire Grand Prix, semua orang hidup bahagia di dunia yang diciptakan oleh Ukiyo Ace. Namun muncul masalah baru dengan dimulainya Destiny Game yang dibuat oleh seorang pria misterius bertopeng rubah hitam y...