Bab 17

6.2K 271 9
                                    

Talita POV

Satu hal yang selalu aku syukuri. Allah memberikanku fisik yang sempurna. Tinggi, langsing, kulit putih, hidung bangir, rambut hitam legam dan lebat. Wajahku sempurna. Cantik dan menawan.

Sedari sekolah menengah pertama, sudah banyak teman-teman pria yang menyukaiku. Mereka bilang aku seperti boneka barbie. Yah. Aku akui itu.

Setelah kuliah, aku bertemu dengan seorang pria yang lumayan ganteng menurutku. Dia begitu antusias saat aku menerima pernyataan cintanya.

Keadaan ekonomi keluarganya, yang hanya kelas menengah, membuat aku tidak bisa melanjutkan hubungan lebih serius dengannya.

Wajar kan? Dengan modal wajah seperti ini, aku harus dapat crazy rich di negara ini. Dan, tentu saja aku berhasil.

Seorang pria kaya raya, menyatakan cinta kepadaku. Pacaran kami melebihi batas. Bahkan menginap di hotel dan tidur bareng adalah kegiatan kami menghabiskan libur weekend.

Aku difasilitasi dengan lengkap. Mobil, perhiasan, kartu kredit dan tentu saja liburan mewah.

Hidupku sempurna. Satu yang aku sayangkan, dia tidak mau menikahiku dengan resmi. Hanya mau aku jadi simpanan saja. Karena setelah beberapa lamanya kami bersama, dia menikahi seorang gadis, anak pengusaha.

Meskipun begitu, aku tetap saja menjalin hubungan dengannya. Hingga akhirnya, kami ketahuan. Istrinya itu ternyata bar-bar juga. Kami bertengkar hebat, dan endingnya, aku dibuat babak belur.

Pria itu mengirimkan sejumlah uang kepadaku sebagai kompensasi, dan memintaku untuk melupakannya. Jika aku tidak mau berakhir di penjara.

Aku menurut. Lagi pula, sudah banyak tabungan yang aku kumpulkan, selama menjalin hubungan dengannya. Rumahku di kampung juga sudah dia renovasi.

Aku kembali merencanakan untuk menjalin hubungan dengan pria berduit. Doaku dijabah. Aku bertemu kembali dengan masa laluku. Ternyata, pria itu sudah beristri, dan tentu saja dia sukses.

Walau masih pemula dalam bidang bisnis, tapi yang aku lihat, dia sudah punya dasar keuangan yang mapan.

Aku merayunya. Dan terus mendekatinya. Meskipun pada awalnya, aku kesulitan, karena dia adalah tipe pria setia, namun jangan panggil aku Talita, jika tidak bisa menaklukan hati pria, dengan kecantikanku.

Dia menikahiku. Memberikan mahar fantastis dan hunian yang mewah. Itu syarat dariku. Aku menghujani dia dengan kepuasan. Dan memberikan servis yang luar biasa, saat dia bersamaku.

Aku selalu mendapatkan hari-harinya, hatinya, bahkan duitnya. Talita dong. Istrinya yang aku ketahui bernama Anaya adalah seorang yang penurut. Walaupun dia cantik, tapi menurutku, kecantikannya, tidak bisa menyaingiku.

Dia tidak tau, bahwa suaminya sudah menjadi milik wanita lain. Aku menghasut Mas Surya, supaya memberikan dia nafkah 400rb saja setiap bulan. Toh, selama setahun menikah, dia belum juga hamil.

Aku menguasai Mas Surya, dalam segi apapun. Dia hanya kembali ke rumah Anaya, jika ingin mengambil baju ganti dan makan. Aku jarang memasak. Malam nyuci juga.

Posisiku semakin di atas awan, saat Melisa lahir. Putri pertama kami yang elok parasnya. Mas Surya bukan hanya mencintai Melisa, tapi juga tergila-gila padanya.

Tak pernah lagi aku lihat dia pulang ke rumah Anaya. Dia malah mempekerjakan seorang art, Mbok Narsih. Untuk melayani perut dan pakaiannya.

Entahlah dengan Anaya itu. Katanya dia juga melahirkan anak perempuan, lima bulan sebelum Melisa lahir.

Akhirnya, karena hasutanku, Mas Surya menceraikan wanita lusuh itu. Yes! Akulah pemenangnya. Hanya Talita. Tidak boleh ada yang lain.

Anak-anakku adalah jerat untuk Mas Surya. Bisnisnya sukses. Dia melejit bagai roket. Dan aku yang bahagia.

Tolong Maafkan AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang