Bab 32

5.7K 290 4
                                    

Tolong Maafkan Ayah 32

Alisya menatap Niken dengan wajah sendu. Sebenarnya di dalam hatinya, dia merindukan wanita yang telah melahirkannya itu, namun trauma masa lalu, yang membekas dalam ingatannya, membuat dia enggan untuk dekat-dekat dengan Niken.

Setelah mengalami penyiksaan dari ibunya sendiri, Alisya jatuh sakit. Sakit di fisiknya tidak seberapa, di bandingkan sakit di jiwanya. Alisya jarang bicara, jarang tersenyum. Makan pun harus dipaksa. Jika bukan Hendrawan yang menyuapinya, dia tidak akan makan.

Dengan jadwal Hendrawan yang padat, sering kali terjebak meeting mendadak, membuat Alisya bertambah sakit. Dia mulai bangkit lagi, saat bertemu dengan Anatasya.

Secara tidak sengaja, Alisya menyukai suara merdu Anatasya. Dia sangat sering menonton konten youtube Anatasya. Jadilah, saat pertemuan bisnis, Hendrawan, meminta langsung kepada Anaya, untuk mempertemukan Anatasya dan Alisya, karena saat itu Alisya sedang sakit.

Selama beberapa tahun, Hendrawan tidak tau, jika Niken sering kali menyiksa Alisya. Dia berhasil menyembunyikan semua itu, dengan mengancam Alisya. Dia tidak menyukai Alisya sejak dia lahir, karena, mertuanya yang ingin cucu laki-laki.

Awal mula penyiksaan itu terjadi, saat tidak sengaja, Alisya melihat sang ibu, berduaan dengan ayah dari temannya. Dengan alasan membawa anak-anak untuk belajar bersama, mereka berdua memadu kasih di rumah mereka sendiri.

Alisya sering merasakan ketakutan yang berlebihan. Jika mendengar suara teriakan sedikit saja, dia akan gemetar lalu bersembunyi di pojok ruangan, sambil menutup ke dua telinganya dengan telapak tangan.

Tidak ada seorangpun pembantu yang berani mengadu, atau sekedar untuk menyelamatkan Alisya, mereka juga takut akan ancaman Niken. Nyonya mereka yang arogan dan bengis.

Bukan cuma itu alasan trauma Alisya, kerap kali, anak itu dilecehkan oleh selingkuhan ibunya. Walaupun tidak sampai merenggut kesuciannya, namun, perbuatan pria itu, membuat Alisya sering ketakutan tanpa alasan.

Hendrawan yang super sibuk, pergi saat Alisya masih tidur, dan pulang, saat Alisya sudah tidur, membuat dia tidak tau menahu dengan perkembangan dan pertumbuhan buah hatinya.

Selama dua tahun, Niken berhasil bermain petak umpet, dengan kehidupan putrinya sendiri. Dia menggerus habis keceriaan dan kebahagiaan Alisya.

Menyembunyikan kejahatan, ibarat bangkai yang dibungkus rapi. Serapi apapun, tetap saja baunya akan tercium. Penderitaan Alisya diketahui Hendrawan, saat Safira, sepupunya, berkunjung ke rumah mereka, untuk memberikan suprise ulang tahun kepada Niken. Niken dan Safira bersahabat sejak lama.

Suprise yang berujung petaka untuk Niken itu, sekaligus membebaskan Alisya dari penderitaan. Safira memergoki, pria selingkuhan Niken, berbuat makziat dengannya di kamar tamu yang pintunya tidak dikunci dengan benar.

Semua pembantu tidak ada di rumah. Hanya ada Alisya, yang duduk di pojok ruang tengah dengan lebam, hampir di sekujur tubuhnya. Pakaian anak itu sobek sedikit di bagian bahu. Dan ada tanda merah keunguan bekas pelecehan di lehernya.

Suara desahan Niken dan pria itu, berubah menjadi teriakan histeris, saat Safira menyiram mereka berdua dengan air mendidih dari teko listrik yang sementara mengepul, saat dia datang.

Tubuh pria yang berada di atas tubuh Niken, melepuh di sekujur punggungnya. Niken terkena siraman air mendidih itu, di kedua tangannya yang saat itu sedang memeluk tubuh si pria.

Laki-laki itu langsung pingsan saat itu juga, dengan keadaan tubuh yang polos tak berpakaian. Dengan kalap, Safira memukulkan teko listrik itu kepada Niken, dia berhenti, saat Niken sudah bersimbah darah dan air mata.

Tolong Maafkan AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang