Hai guys, happy enjoy.
***
"Katanya, Bumi Pasundan ini diciptakan saat tuhan sedang tersenyum, Itu benar?." Tanya seorang gadis kepada seorang lelaki
Lelaki itu mengangguk singkat. "Benar."
"Aku menyukai Bandung, Dia indah karena ada kak Diran." Ucapnya dengan senyuman yang menghiasi wajah cantiknya.
Badiran Kaivan Mahija, Lelaki dingin dan sifatnya sangat cuek.
"Bandung dari dulu juga udah indah." Jawabnya acuh sama sekali tak menoleh kepada gadis disampingnya.
Gadis itu memanyukan bibirnya mendengar jawaban dari Badiran
"Kakak percaya nggak?Aku dulu tidak mau menginjakkan kakiku di Bandung." Ucap gadis itu membuat Badiran menoleh singkat.
"Kenapa?."
"Karena kata orang bandung itu luka sekaligus obat, Banyak orang yang merasa kehilangan di Bumi Pasundan ini." Jawabnya.
"Nggak semua." Jawab Badiran.
"Iya nggak semua."
"Kata orang juga Jangan jatuh cinta di Bandung. Karena ketika kamu jatuh cinta di kota ini kamu akan merasa sejatuh-jatuhnya dan ketika sakit kamu akan merasa sesakit-sakitnya. Aku sedikit takut mendengar itu, Hehe." Ucapnya diiringi dengan kekehan kecil.
Baru saja Badiran ingin menjawab namun ada yang memanggil gadis itu.
"San!!." Panggil salah satu temannya.
Drisana Athalia Natya, Panggil saja Risana. Gadis cantik, Lugu, Manis, Dan tidak terlalu tinggi hehe. Dia menyukai Badiran sejak pertama kali masuk sekolah. Sifat Badiran yang cuek dan tidak peduli itu membuat Drisana tertantang untuk meluluhkan hatinya.
Ia menoleh kearah belakang.
Temannya itu menghampiri Drisana dan Badiran disana.
"Permisi kak, Izin pinjem Risana sebentar ya." Ucap temannya Drisana kita sebut saja, Angel.
Badiran mengangguk.
Lalu Angel menarik lengan Drisana untuk sedikit menjauh dari sana.
"Apa sih Angel?." Tanya Drisana.
"Aduhh, Drisana gue kan udah pernah bilang jangan deketin kak Badiran, Lo mau dilabrak si Nenek Gayung itu?." Ucap Angel.
"Kak Shena njel." Jawab Drisana.
"Iye dia, Lo tau kan dia nggak pernah suka kalau ada orang yang deketin kak Badiran?Dia nggak akan segan-segan buat ngelukain lo San."
"Tapi emang aku salah kalau ngedeketin kak Badiran?Kak Shena kan belum jadi pacarnya kak Diran."
"Drisana lo emang nggak salah buat deket sama kak Badiran, Tapi kan lo tau si Nenek Gayung Itu Gimana?Gue cuma nggak mau lo kenapa-kenapa."
Drisana hanya diam saja tak menjawab apapun.
"Sekarang kita balik ke kelas ya?." Ajak Angel.
"Aku masih mau ngobrol sama kak Diran, Njel." Ucap Drisana.
Angel memutar bola matanya malas. "Sebentar lagi bel masuk, Mau kena hukum?."
"Udah Ayo." Ajak Angel menarik lengan Drisana.
Drisana mengangguk. "Sebentar, Aku mau pamitan sama kak Diran." Ia lalu melepaskan cekalan ditangannya.
Lalu Drisana pun menghampiri Badiran.
"Kak Diran, Aku balik ke kelas dulu ya?Ada tugas yang belum aku kerjain hehe, Dadah kak Badiran." Ucap Drisana dengan senyuman yang lebar hinggal menampilkan giginya.
Badiran hanya mengangguk mengiyakan.
Lalu Drisana segera pergi dari sana.
"Rasanya nggak nyesel aku pindah ke kota ini." Ucap Drisana sambil berjalan.
"Hah?." Ucap Angel.
"Iya nggak nyesel, Aku nggak nyesel karena ada kak Badiran di kota ini, Kota ini jadi semakin indah." Jawabnya dengan senyuman.
"Nggak ada kak Badiran juga kota ini tetap indah." Jawab Angel.
"Vibesnya beda Njel, Emang kamu nggak pernah jatuh cinta di kota ini?." Tanya Drisana, Ia memang belum lama berteman dengan Angel. Makanya belum mengetahui banyak tentang gadis disampingnya itu.
"Pernah, Tapi Nggak lama." Jawab Angel.
"Loh kenapa?."
"Dia kecelakaan waktu itu, dan nyawanya melebur dikota ini. Itu sebabnya gue nggak suka sama kota ini, Kota ini penuh luka buat gue." Jawab Angel dengan mata yang berkaca-kaca.
Ia memang sudah melupakan semua itu, tapi ia juga tidak bisa berbohong bahwa rasa sakit itu masih ada.
"Ya ampun Njel maaf ya aku nggak tau." Ucap Drisana merasa tak enak.
"Nggak papa, Gue juga udah mulai terbiasa."
Mereka pun sampai di dalam kelasnya.
"Darimana lo berdua?." Tanya Salah satu murid di kelasnya itu.
"Toilet." Jawab Angel singkat.
Ia langsung masuk begitu saja sambil menarik lengan Drisana tanpa memperdulikan sang ketua kelas.
"Anak sekolah kok kelakuannya kaya preman pasar." Ucap Adel dengan pelan namun Angel dan Drisana masih bisa mendengar itu.
"Masih mending preman nggak kayak lo, Cabe cabean." Sahut Angel.
"Sialan lo anjing."
Angel tak lagi menanggapi.
Drisana dan Angel pun langsung duduk ditempatnya.
***
Bagaimana part awalnya guys?
Jangan lupa sebarkan bintangnya guys, terimakasih.
Salam dari aku si pengagum Bumi Pasundan dan salah satu penduduknya, hehe.
See you di part selanjutnyaaaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandung dan Kamu
أدب الهواةBandung, Kota dengan segala keindahannya. Awalnya aku tidak percaya bahwa bandung seindah itu, Namun saat kakiku berpijak disana aku baru percaya bahwa Bandung memanglah kota dengan segala keindahannya.