Happy Enjoy guyss.
***
Matahari sudah mulai tenggelam yang tandanya sebentar lagi malam hadir.
Setelah percakapan di meja makan tadi bersama ibunya Drisana pun membantu untuk mencuci piring.
Saat sudah selesai ia kembali ke kamarnya.
"Kira-kira kak Diran lagi apa ya?." Tanya Drisana sambil menatap langit di balkonnya.
"Kangen deh sama kak Diran." Ucap Drisana sambil terkekeh pelan.
"Apa aku chat aja ya?Aduhh, Tapi takut nggak di bales."
"Itu urusan belakangan deh, Yang penting sekarang aku chat aja dulu."
Drisana membuka room chatnya bersama Badiran.
Kak Diran.
Hai kak?
knp?
Anu kak, kita ada tugas ga ya?
kt bd kls btw.
Ohh iya ya kak
Drisana merutuki kebodohannya sendiri bisa bisanya ia sampai lupa bahwa ia dan Badiran beda kelas.
knp lo cht gue?ad hal pntng?.
Ngga ada kak, cuma mau nanya aja kak diran lagi apa?
g pntng.
Penting loh kak buat aku
Badiran tidak lagi membalas chat tersebut.
"Gini banget Ngecrushin orang yang kayak kulkas." Ucap Drisana.
"Nadhif, Lagumu jauh lebih indah dibanding dengan kisahku."
"Apa aku pelet aja kak Badiran ya? Jangan deh nanti kalau peletnya salah sasaran gimana?."
Drisana sudah tak tahu lagi bagaimana cara mendekati seorang Badiran Kaivan Mahija itu.
Drisana melamun sambil melihati bintang-bintang disana.
"Bandung, Kak Badiran, Dan bintang dilangit."
"Ketiga itu akan menjadi objek favorit aku deh kayaknya." Drisana tersenyum.
"Nggak papa deh kak Badiran kayak kulkas berjalan sekarang, Tapi aku yakin suatu saat nanti kak Badiran pasti akan bucin sama aku, Kaya di novel-novel."
"Tapi bisa nggak ya?Harus, Harus bisa."
"San." Panggil Ira dengan sedikit berteriak.
Drisana yang mendengar itu pun segera menjawab.
"San di balkon bu." Jawab Drisana juga ikut berteriak agar sang ibu bisa mendengarnya.
Tak lama Ira pun datang menghampiri Drisana.
"Ibu cariin ada disini ternyata." Ucap Ira.
"San tadi bosen bu di kamar terus." Jawab Drisana.
Ira mengangguk paham, Drisana memang tidak terlalu banyak teman disana. Bahkan disekolahnya pun ia hanya memiliki Angel.
"Kenapa nggak coba ajak temanmu untuk keluar?." Tanya Ira.
"Takut nggak ada yang mau bu." Jawab Drisana seadanya.
"Lagian juga udah terlalu malam bu." Lanjutnya.
Ira melihat jam ditangannya dan ternyata benar saja ini sudah menunjukan pukul 20:59.
"Ah iya, Sudah hampir jam sembilan.". Jawab Ira.
"Ibu tidak mau menambah teman untuk aku?." Tanya Drisana.
"Teman?Teman bagaimana?." Tanya Ira Tak paham.
"Adik bu." Jawab Drisana membuat sang ibu merasa malu.
"Kamu saja sudah cukup untuk ibu dan ayah." Jawab Ira.
"Tapi aku kesepian bu, Memangnya ibu tega membiarkan anaknya kesepian?." Ucap Drisana.
"Sudah malam, Mending kamu tidur sekarang." Ucap Ira mengalihkan.
"Tapi janji akan memberikan aku seorang adik."
"Nanti ibu belikan boneka yang mirip seperti bayi."
Drisana terkekeh pelan.
"Ya sudah, selamat malam ibu." Ucap Drisana.
"Malam juga."
Setelah itu Drisana dan ibunya pun masuk kedalam kamar Drisana.
Saat Drisana sudah terbaring ditempat tidurnya Ira pun keluar darisana tak lupa juga menutup pintu.
Sebelum memejamkan matanya Drisana tak lupa untuk berdoa.
"Selamat malam bandung, Selamat malam juga kak Badiran." Ucapnya lalu memejamkan matanya.
***
Hai guys gimana part ini?
Gimana pun kalian menilai cerita ini aku tetap mengucapkan terimakasih sebanyak banyaknya karena sudah menyempatkan waktunya untuk membaca ceritaku.
Doain aku terus ya semoga hari esok dan seterusnya bisa lebih bagus lagi.
Jangan lupa bintangnya di 'klik'
See youuuu all
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandung dan Kamu
FanfictionBandung, Kota dengan segala keindahannya. Awalnya aku tidak percaya bahwa bandung seindah itu, Namun saat kakiku berpijak disana aku baru percaya bahwa Bandung memanglah kota dengan segala keindahannya.