Happy enjoyy sengg💙
***
Upacara terpaksa harus dibatalkan dikarenakan hujan deras yang tiba-tiba saja mengguyur kota itu.
"Puji tuhan hujan, Semesta merestui gue buat nggak dihukum kali ini." Ucap salah satu murid yang di kelas Drisana.
"Betul, Terimakasih hujan." Balas temannya.
Drisana dan Angel yang mendengar itu hanya bisa menggelengkan kepalanya saja.
"Guys, Untuk hari ini kita nggak ada pelajaran ya." Ucap Gilang.
"Yuhuu jamkos, Mabar lah." Ucap Ken.
"Gas men." Sahut Ardan.
"Kenapa nggak ada pelajaran Lang?." Tanya Drisana.
"Wali kelas kita kejebak hujan." Jawab Gilang seadanya.
Drisana mengangguk paham.
"Boleh ngapain aja nih?." Tanya Angel.
"Boleh, Kecuali kantin. Nggak ada yang boleh ke kantin sampai jam istirahat tiba." Gilang kembali berucap kembali lebih tegas agar semua murid bisa mendengar.
"Yahh, Baru aja mau ke kantin." Ucap Angel dengan pelan.
"Nanti aja tunggu istirahat Njel." Balas Drisana.
"Kok lo denger?."
"Kan aku punya telinga."
Angel memutar bola matanya malas.
Drisana terkekeh melihatnya.
"Ya udah, Makasih ya Gilang." Ucap Drisana sambil tersenyum ramah ke arah Gilang.
Gilang mengangguk. "Sama-sama."
Lalu mereka berdua kembali duduk di tempat duduknya.
"Mabar nggak, Njel?." Ajak Ken.
Angel memang sering kali bermain game bersama mereka.
"Ayo, San lo ikut mabar nggak?." Tanya Angel.
"Aku ngeliatin aja deh." Sahut Drisana.
"Okelah."
Ken dan Ardan pun berpindah di dekat tempat duduk Angel.
"Yang kalah, Ada tantangannya." Ceplos Angel membuat mereka menatap Angel tak percaya.
"Jangan aneh-aneh anjir." Ucap Ardan.
Angel hanya tersenyum.
Drisana hanya memperhatikan mereka bertiga yang sedang main.
"San, Beneran nggak mau ikut?." Tanya Ken yang masih fokus dengan handphonenya.
"Nggak." Sahut Drisana sambil menggeleng kecil..
"Halo, Everybody." Ucap seseorang di depan pintu kelas mereka.
"Berisik." Ucap Gilang.
"Hehe, maaf maaf." Orang itu langsung masuk begitu saja.
"Ngapain lo?." Tanya Gilang.
"Mau ngapelin temen gue." Jawabnya dengan santai.
"Bolos lo?."
"Enak aja tuh congor, Lo nggak liat tuh temen-temen lo juga jamkos anjir." Sahut Akbar dengan kesal.
"Bukannya nggak boleh keluar kelas?." Tanya Gilang yang masih fokus ke bukunya.
"Hehe, Abis gue kaya anak tiri di kelas itu." Sahutnya sambil menyengir tak berdosa.
Sedangkan ucapan itu hanya dibalas anggukan kecil oleh Gilang.
"Jangan rusuh." Ucap Gilang setelah itu kembali membaca bukunya.
"Aman, Abangkuh." Sahutnya yang langsung menuju ke tempat duduk Drisana dan Angel.
"Buset, Tiga abang-abang ini sedang bermain game."
"Tiga abang-abang?." Tanya Drisana.
"Iya tiga, Ken, Ardan, Sama satu lagi abang jadi-jadian." Sahutnya sambil mengambil posisi duduk di sebelah Drisana.
"Sialan lo." Sahut Angel.
Akbad terkekeh mendengar itu.
"Bro, Pinjem kursi." Izin Akbar kepada murid yang duduk di bawah.
"Pake aja Bar."
"Lo kenapa nggak ikut main San? Nggak diajak Angel ya?."
"Mulut lo belum pernah digaruk monyet ya?." Angel menatap Akbar sekilas.
"Belum tuh." Jawabnya.
"Ken garuk bibir si Akbar itu." Perintah Angel membuat ketiga orang itu tertawa.
"Secara nggak langsung lo ngatain gue monyet dong, Njel." Sahut Ken.
"Jadi kenapa lo nggak ikut main?." Tanya Akbar sekali lagi.
"Aku lagi nggak pengen aja Bar."
Akbar mengangguk paham.
"Lo udah tau tentang berita pagi ini San?." Tanya Akbar dengan pelan.
"Mantannya kak Badiran?." Tanya Drisana.
Akbar menganggukan kepalanya.
"Udah kok Bar."
"Lo nggak papa?."
"Nggak kok, Emang aku kenapa?." Drisana malah bertanya balik.
"Nggak, Nggak papa."
***
Hai hai hai
Masih puasa kan?
Masih semangat juga kan?
Sabar, 20 hari lagi lebaran haha
Eh bener gasi 20 hari lagi? Lupa wkwk
Selamat membaca guyss, sorry kalau banyak typo hehe
Bayyyy senggg se u💙
Selamat malamm
KAMU SEDANG MEMBACA
Bandung dan Kamu
FanfictionBandung, Kota dengan segala keindahannya. Awalnya aku tidak percaya bahwa bandung seindah itu, Namun saat kakiku berpijak disana aku baru percaya bahwa Bandung memanglah kota dengan segala keindahannya.