Part 24

1.8K 112 6
                                    

Happy Reading.









Ellard melewatkan makan malam, karena mendadak tidak nafsu makan. Memilih berada di ruang kerjanya, Ellard fokus memeriksa email yang baru masuk. Saat sudah jam 8 malam, Ellard baru sadar bahwa ponselnya tertinggal di kamar, langsung segera menuju kamar, karena khawatir Claire menghubungi.

Mengambil ponselnya di atas nakas, yang pertama Ellard buka adalah pesan dari Claire. Tidak ada pesan baru, hanya ada pesan sebelum jam 7 malam.

Claire :

*Aku sudah sampai di LA hotel diantar sopir, dan aku sendiri, karena assistant-ku sakit, jadi aku menyuruhnya pulang.

*Kau jangan lupa makan malam.

*Ah, kau harus tahu bahwa klienku adalah Robert Theodore.

*Dosen di kampusku.

Membaca nama Robert Theodore, jantung Ellard seketika berdegup kencang. Ellard yakin, Claire lupa dengan informasi mengenai siapa saja yang orang diwaspadai. Segera membalas pesan Claire, Ellard harap Claire langsung membalas pesannya.

*Jam berapa kau selesai?

Ellard menunggu, melihat jam di ponsel yang sudah berganti menit, tapi tidak ada juga balasan dari Claire. Bahkan pesannya pun belum dibaca. Merasa tidak tenang, Ellard memutuskan menjemput Claire sekarang juga. Setidaknya harus memastikan Claire baik-baik saja. Jika pertemuan dengan Robert belum selesai, tidak masalah menunggu.

***

Sambil mengemudi, Ellard terus berusaha menghubungi Claire, tapi tidak mendapat jawaban. Ellard mendadak menjadi cemas. Selama ini Ellard sangat sadar bahwa Robert selalu berusaha mengambil apa yang sedang dirinya rencanakan.

Apalagi setelah berita tentang dirinya semakin dekat dengan Tom, dan muncul rumor akan menikah dengan Claire, beberapa kali Robert seperti mengajak bersaing. Setelah berita tentang akan menikah dengan Claire dikonfirmasi, perusahaan Robert semakin terang-terangan mengajak perusahaannya bersaing.

Ellard tahu bahwa Robert kembali ke Italy sebelum pernikahannya dengan Claire. Tidak peduli dengan kembalinya Robert, karena merasa tidak ada masalah apa pun, tidak ada lagi persaingan dalam bisnis atau hal lainnya. Ellard tersadar sesuatu, lalu menyalakan sein kiri untuk menepi.

Saat mobilnya sudah menepi, Ellard kembali menghubungi Claire, tapi tetap tidak mendapatkan jawaban. Ellard memutuskan melacak posisi ponsel milik Claire. Bukan hal sulit untuk Ellard melakukan hal seperti ini. Melihat posisi Claire masih berada di LA hotel, Ellard semakin curiga.

Ellard langsung menghubungi Malvin, karena Malvin adalah satu pemegang saham di LA hotel. Tidak butuh waktu lama untuk Malvin mengangkat panggilan Ellard.

"Aku butuh bantuanmu," ucap Ellard.

"Apa?" tanya Malvin.

"Sambungkan cctv semua restoran di LA hotel ke ponselmu, lalu cari keberadaan Claire," jelas Ellard sambil mulai kembali melajukan mobilnya.

"Ok," ucap Malvin sebelum mengakhiri panggilan.

Ellard harus mengakui bahwa dalam keadaan darurat seperti ini, Malvin dan Geffrey memang sangat bisa diandalkan. Keduanya tidak akan bertanya jika dirinya sudah meminta bantuan, karena sudah tahu pasti dalam keadaan darurat. Jadi tidak ada waktu untuk menjelaskan.

***

Saat diberitahu bahwa Claire tidak ada di semua restoran LA hotel, Ellard semakin yakin ada yang tidak beres. Malvin sedang mencoba mencari dari seluruh cctv hotel itu, tapi sudah pasti memerlukan waktu cukup lama, karena begitu banyak cctv yang terpasang.

Ellard berusaha tenang sambil berpikir harus apa. Jika biasanya dalam keadaan darurat otaknya akan mampu berpikir dengan cepat, kali ini Ellard tidak mampu berpikir apa pun. Perasaannya begitu cemas memikirkan apa yang terjadi pada Claire.

Lagi-lagi selama hidupnya, Ellard belum pernah merasa panik seperti ini. Untuk kedua kalinya, Claire membuatnya begitu khawatir. Ellard berpikir sejenak akan melakukan apa. Malvin sudah melacak seluruh pengunjung, tapi tidak ada atas nama Robert. Bahkan di restoran pun tidak ada reservasi atas nama Robert.

Ellard langsung mengangkat panggilan dari Malvin saat ponselnya baru berdering.

"Aku sedang dalam perjalanan ke sana, aku akan mengecek secara langsung," ucap Malvin.

"Ok," balas Ellard.

LA hotel memiliki penjagaan yang sangat ketat. Ellard juga tidak ingin membuat keributan dengan mencari Claire secara terang-terangan, karena jika kejadian ini sampai bocor ke media, akan menyulitkan nantinya. Jadi Ellard memilih menunggu. Meski sudah sangat tidak sabar.

***

Saat Malvin tiba, pria itu langsung mengambil alih ruangan cctv. Semua karyawan diminta keluar dari sana, hanya ada Ellard dan Malvin yang kini berada di ruangan itu. Keduanya fokus mencari keberadaan Claire, memutar semua cctv di hotel itu. Sampai akhirnya Ellard berhasil menemukan Robert yang sedang menggendong Claire.

Ternyata beberapa cctv sempat mati saat kejadian, pantas sulit sekali mencari keberadaan Claire. Begitu tahu harus ke mana, Malvin langsung meminta resepsionis memberikan access card menuju kamar yang Robert tuju. Sejak tadi fokus mencari di area kamar presidential suite, ternyata Robert justru menuju kamar biasa.

Ellard sangat tidak sabar menunggu lift sampai di lantai tujuannya. Tangannya berkali-kali terkepal. Saat lift berdenting, lalu terbuka, Ellard langsung berlari keluar dari sana. Tidak ada siapa pun di lorong, Ellard merasa seperti ada yang mencurigakan.

Sampai di depan kamar 204, Ellard langsung menempelkan access card. Membuka pintu dengan cepat, mata Ellard mengerjap melihat Claire terbaring tidak sadarkan diri di atas ranjang dengan tubuh tertutup selimut.

Ellard berlari masuk sambil melihat sekeliling. Tidak ada orang lain dan tidak ada yang mencurigakan. Ellard melihat ke sekeliling dinding, memastikan tidak ada cctv, setelah itu menghampiri Claire. Ellard mengangkat selimut. Tubuh Claire masih memakai pakaian lengkap, bahkan high heels pun masih terpasang.

"Claire," panggil Ellard sambil mengelus lembut pipi Claire.

Tidak ada respons, Ellard memutuskan menggendong Claire. Bertepatan dengan Malvin masuk ke dalam kamar.

"Amankan kamar ini, aku akan mengeceknya nanti," ucap Ellard.

Malvin mengangguk, lalu mengambil tas Claire yang ada di atas nakas. "Kita lewat lift karyawan, agar tidak bertemu siapa pun," jelas Malvin.

Ellard melangkah lebih dulu, disusul oleh Malvin. Sesekali tatapan Ellard tertuju pada wajah Claire. Jantung Ellard kembali berdegup lebih cepat karena menahan marah. Sungguh tidak menyangka akan mengalami kejadian seperti ini di tempat ramai. Robert sepertinya ingin bermain-main dengannya.

***

Sampai di mansion, dokter Luwis sudah menunggu. Ellard langsung menuju kamarnya, diikuti dokter Luwis. Ellard menidurkan Claire di atas ranjang, lalu melepas high heels yang Claire pakai. Dokter Luwis sudah mengeluarkan stetoskop yang dibawa.

"Dia sudah tidak sadar kurang lebih 4 jam," ucap Ellard.

"Aku akan mengambil sampel darahnya agar tahu apa penyebab dia tidak sadarkan diri," balas Luwis sebelum memeriksa Claire.

Ellard hanya diam menatap wajah Claire. Pikirannya terasa begitu penuh. Ini baru awal, tapi sudah merasa ragu untuk melanjutkan tujuannya menjadikan Claire sebagai umpan. Jika dirinya berhasil membuat Rob menunjukkan diri, pasti apa yang terjadi kini belum ada apa-apanya.

Memikirkan kemungkinan Robert adalah Rob, setelah ini akan mencari tahu, Ellard harus memastikan Claire baik-baik saja lebih dulu. Jika benar Robert adalah Rob, maka sudah tahu siapa targetnya.









See you next part. 👋

OUR SECRET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang