Part 32

414 35 7
                                    

Happy Reading.









Masih diam di tempat, Ellard hanya menatap Claire dengan tatapan menilai. Berusaha menebak isi pikiran Claire, nyatanya Ellard tetap tidak dapat tahu apa yang dipikirkan istrinya itu. Tidak mungkin Claire serius meminta cerai. Namun wajah istrinya itu terlihat serius dan tidak terlihat terpaksa mengucapkan itu.

"Ulangi lagi ucapanmu," pinta Ellard.

"Aku ingin cerai," jelas Claire menatap Ellard dengan tatapan semakin serius.

Ellard mengangguk pelan. "Aku akan meminta pengacaraku mengurusnya," ucap Ellard, lalu menatap Robert.

"Kau menginginkan istriku karena mencintainya, atau karena ada masalah denganku?" tanya Ellard.

Rahang Robert mengeras mendengar Ellard masih menyebut Claire istriku.

"Menurutmu?" Robert balik bertanya sambil merogoh saku celana, mengambil bungkus rokok dari dalam sana.

Ellard tidak menjawab, karena sudah enggan berbicara dengan Robert. Tatapannya kini kembali menatap Claire.

"Apa kau baik-baik saja, Claire?" tanya Ellard dengan tatapan mengamati Claire.

"Ya," jawab Claire tanpa ragu.

"Berhenti menatap calon istriku seperti itu," ucap Robert sebelum mengisap rokoknya.

"Aku tidak punya urusan lagi di sini. Jika hanya itu yang dibicarakan, proses perceraian akan segera dilakukan," jelas Ellard sebelum membalik badannya.

Tangan kiri Robert terangkat memberikan isyarat melalui ibu jarinya yang mengacung. Tidak butuh waktu lama satu tembakan melesat mengenai lengan Ellard. Terdengar teriakan Claire begitu nyaring melihat muncratnya darah dari lengan Ellard.

"Apa yang kau lakukan?!" tanya Claire dengan suara kencang, menatap Robert dengan mata melebar.

"Berengsek!" seru Ellard sambil berlari cepat menghampiri Robert.

Namun lebih dulu terdengar suara tembakan. Yang Ellard pikir akan mengenai dirinya. Ternyata justru menembus punggung Robert. Tidak hanya sekali, melainkan tiga kali tembakan mengenai Robert, tembakan ketiga menembus kepala. Mata pria itu melebar, rokok yang terapit di jari spontan jatuh begitu saja.

Jika tadi melihat Ellard tertembak, Claire berteriak, kini melihat Robert hanya matanya yang melebar. Ellard berhenti tidak jauh dari Robert yang sudah terkapar di lantai. Di susul suara tembakan dan perkelahian terdengar jelas sangat riuh.

Ellard melangkah hingga berdiri di hadapan Robert. Kakinya terangkat menuju leher Robert.

"Bajingan! Berani sekali kau ingin membunuhku!" seru Ellard dengan kaki menginjak leher Robert.

Dengan sisa keberanian yang dimiliki, Claire melangkah mendekati Ellard. Hingga berhasil berdiri di samping Ellard, Claire melihat kepalan tangan Ellard begitu kencang, wajahnya menunjukkan kemarahan. Darah mengalir dari bahu Ellard menetes mengenai Robert yang sudah tidak bernyawa

Perlahan Claire mengulurkan tangannya agar dapat menggenggam tangan Ellard. Spontan Ellard menoleh saat tangan Claire menyentuh tangannya. Kepalan tangan Ellard terbuka untuk menggenggam tangan Claire. Ekspresi kemarahan di wajah Ellard perlahan melunak begitu saja.

Ellard tidak pernah menyangka bahwa akan ada orang yang mampu meredakan dirinya di saat dalam keadaan emosi. Bahkan Claire tidak mengucapkan apa pun, wanita itu hanya menyentuhnya dengan begitu lembut, tapi mampu meluluhkan semua perasaan marah yang dirasakan.

Suara berisik semakin terdengar mendekat. Pria berseragam bersenjata lengkap mendekat ke arah Ellard dan Claire dengan senjata ditodongkan ke arah Robert. Ellard masih diam, tapi kakinya terangkat dari leher Robert, tatapan matanya menatap Claire tidak terbaca.

OUR SECRET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang