Thirty-three

12.4K 1K 95
                                    

"Ini untuk ayah."

"Ini untuk kakak cantik."

"Dan terakhir, ini untuk Ley."

Seporsi roti mantou Allen letakkan di atas piring kosong milik Riley. Memotongnya menjadi potongan-potongan kecil agar Riley dapat dengan mudah memakannya.

Riley diam menatap pergerakan tangan Allen. Tubuh kecil Allen tidak menghalangi dirinya untuk membantu Riley. Dan itu membuat Riley merasa senang entah mengapa.

Setelah selesai memotong-motong, Allen mengambil roti mantou untuk dirinya sendiri. Menikmati empuknya roti bercampur dengan manisnya cokelat di dalam

"Ini enak loh Ley, harus dimakan!" Ucapnya pada Riley, yang menganggukkan kepala mengerti lalu memakan potongan mantou yang diberikan sebelumnya.

Manik Riley perlahan berbinar. Mengangguk beberapa kali menunjukkan pada Allen kalau roti-nya benar-benar enak.

Allen tersenyum senang. Mulai memakan kembali roti diikuti Riley disebelahnya.

Interaksi itu tidak lepas dari Caine dan Dion yang duduk di seberang keduanya. Sejak awal makanan utama sampai makanan penutup datang, Allen terlebih dahulu memporsikan makanan untuk mereka. Terutama Riley yang harus Allen bantu terlebih dahulu agar mau makan.

Allen terlihat senang melakukan itu untuk Riley. Begitu pula Riley yang senang saat Allen peduli dengannya.

Dion melihat ini seperti cerminan masa lalu dirinya dengan Felix. Riley seperti omega yang tidak berani makan terlebih dahulu sebelum Dion. Dan Allen seperti dirinya yang terus meyakinkan Felix agar mau memakan makanannya.

Caine sendiri memiliki rasa bersalah di hatinya. Anak itu bisa tersenyum begitu tulus meski Ia sedang memiliki banyak masalah di belakang.

Terutama disaat Felix baru saja melupakannya kembali tadi pagi.

Roti di atas piring sudah habis. Allen memerhatikan Riley yang mengeluarkan kertas dan pulpen lalu menulis disana. Mengingatkan Allen pada pulpen Riley yang sebelumnya Ia ambil karena terjatuh.

Kertas di angkat dan ditunjukkan, Allen membaca perlahan memahami tulisan sedikit berantakan itu.

Ley mau belikan Al es krim. Apa Al masih bisa makan?

Allen memiringkan kepala. Berfikir sejenak sembari menyentuh perutnya yang sedikit buncit akibat banyaknya makanan di perutnya.

"Al kenyang." Gumamnya. Riley yang mendengar itu murung. "Boleh belikan lain kali saja? Al pasti akan ingatkan Ley untuk belikan ke Al!"

Ekspresi Riley menjadi semringah. Mengangguk beberapa kali lalu menjulurkan ibu jari tangan kanan.

Allen mengerutkan kening. Sontak ikut mengeluarkan ibu jarinya meski tidak tahu untuk apa itu.

"Sip." Ucapnya.

Riley berkedip-kedip sebelum akhirnya menggeleng dan tersenyum lebar. Mendekatkan ibu jarinya pada ibu jari milik Allen dan menempelkannya.

"'an'i?"

Allen sejenak tekesima. Sejak awal ketika Allen melihat Riley, entah mengapa Ia begitu suka bagaimana Riley tersenyum kepadanya.

Riley memiringkan kepala tidak mendapat balasan dari Allen. Mengira mungkin saja Allen masih tidak mengerti dengan maksudnya. Tetapi saat Riley akan menarik tangannya sendiri, Allen mengaitkan ibu jari keduanya sehingga Riley sendiri tidak dapat bergerak.

"Al janji!"

Seruan itu menimbulkan banyak tatapan pengunjung lainnya pada meja mereka. Caine mendengarnya menahan tawa, sedangkan Dion mengalihkan pandangan ke arah lain. Membiarkan Allen kini dengan pipi memerah menyadari apa yang baru saja dilakukannya.

How My Papa And I Found Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang