Keberadaan Allen di tengah-tengah mereka tidak menghilangkan ketegangan disekitar.
Terlewat sepuluh menit bagi keenamnya berkumpul untuk melakukan makan pagi bersama. Tetapi tidak ada satupun yang mencoba memecahkan ketegangan bahkan Allen sekalipun.
Yang terkecil terlalu fokus memandang ayah alpha nya yang duduk di sisi lebar meja. Sediri karena memang cukup untuk menampung satu orang. Sedangkan Allen duduk di sisi kanan panjang meja yang dimana ada Felix tepat di kirinya.
Dion menyadari tatapan Allen meletakkan alat makan, membalas tatapan Allen yang kini tersentak karena ketahuan melihat. Pipi putihnya berubah menjadi merah, meminta bantuan tubuh sang papa untuk dapat menyembunyikan wajah meronanya.
"Papa, papa." Panggil Allen, berbisik tepat di telinga Felix. "Itu ayahnya Al kan?"
Felix berdeham pelan menjawab pertanyaan Allen. Bingung dengan pertanyaan mendadak dari Allen. "Kenapa memangnya?"
"Ternyata tampan! Mirip Al." Ucap Allen percaya diri. Tidak di sadari oleh Allen ternyata ucapannya terdengar sampai telinga lainnya. Brent menahan tawa sedangkan Ethan tersenyum tipis di seberang. Caine masih fokus pada makanannya dan Dion menikmati kopi-nya.
"Aku juga tampan kalau begitu?" Tanya Brent, memutuskan untuk bergabung dalam pembicaraan ibu anak itu.
Allen melihat Brent datar, menggeleng cepat sembari tangannya tetap memegang lengan Felix.
"Kak Bent seperti papa dan kakak cantik. Manis."
Jawaban Allen membuat semua perhatian tertuju padanya. Ethan mengangkat alis dan Caine melirik tanpa menghentikan makannya.
"Ap-"
"Brent sepertinya lebih cocok ke pahit,"
"Hei!"
"Setuju."
"Jangan ikut-ikutan, Caine!"
Keributan terdengar setelahnya di meja makan. Melupakan ketegangan yang sebelumnya ada diantara mereka. Lebih banyak interaksi antara Ethan, Brent, Caine, dan Allen. Tidak dengan Dion dan Felix yang diam memperhatikan.
Kemudian keduanya saling memandang. Tidak terlalu lama karena Felix memutuskan terlebih dahulu saat Allen menarik-narik tangannya untuk meminta pembelaan.
Kejadian itu tidak luput dari pandangan Caine. Bagaimana Ia dapat mendeskripsikan tatapan keduanya walaupun hanya sebentar.
Setidaknya makan pagi ini tidak terlalu canggung seperti yang Caine bayangkan.
---
Sudah seminggu ini Caine memilih untuk bersinggah di rumah sakit dibandingkan mansion sampai malam hari.
Rasanya, jika saat ini Ia berada di mansion, Caine bisa saja meluapkan seluruh emosinya dan membuat hubungannya dengan Felix semakin lebih kacau. Di tambah Felix tinggal bersama mereka sekarang.
Di rumah sakit, sang nenek menerimanya dengan baik. Tidak memprotes ataupun memotong pembicaraan Caine yang terus menerus sama dari hari ke hari.
Setelah sarapan tadi, Caine langsung bergegas ke rumah sakit untuk kembali mengunjungi sang nenek. Sarapan tentu berjalan lancar, tidak seperti yang Caine bayangkan mungkin saja kacau karena Caine yang meledak-ledak.
Felix sepertinya juga sadar diri, atau memang memilih untuk tidak terlalu mendekat dengannya mengingat bagaimana reaksi Caine saat tahu Felix akan tinggal di mansion pertama kali.
Dion ataupun kedua saudaranya tidak mencoba menghentikan Caine. Keputusan Caine sendiri lah yang ingin langsung menerima Felix atau tidak. Bahkan pergi ke rumah sakit pun, Dion mengizinkan seperti hari-hari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
How My Papa And I Found Our Family
Teen FictionAllen Sahnon, anak berusia delapan tahun yang tinggal di komplek kumuh pinggir kota. Tinggal hanya bersama dengan sang papa membuat Allen harus mandiri di usia dimana anak-anak lainnya bermanja. Meski begitu, Allen tidak pernah kekurangan kasih say...