#6#

12.5K 1K 13
                                    

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Dion untuk meminang Felix menjadi istrinya. 

Di atas hamparan bunga, Dion berdiri. Meraih tangan kanan Felix yang berdiri tegap di hadapan, memasangkan cincin emas putih berukir pada jari manis. Didekatkan tangan pada bibir, mengecupnya sembari memberikan doa didalam. 

Dion menurunkan tangan untuk memperhatikan Felix dihadapan.

Tuxedo putih terpasang apik pada tubuh ramping, riasan tipis serta tatanan rambut yang saling melengkapi satu sama lain. Lengkungan indah terpatri di bibir tipis. Mata hitam menatap Felix seperti sebuah maha karya yang diukir khusus hanya untuknya. 

Begitu cantik dan bersinar, 

Seseorang yang telah melahirkan anak-anaknya, seseorang yang dengan sabar menjalani kehidupan susah dan senang bersamanya, seseorang yang sangat Dion cintai.

Berada di titik ini, perlu perjuangan bagi dirinya dapat terus mempertahankan senyum yang terukir disana. 

Dion bahagia bisa melihat Felix dihadapannya. Berdiri, bergantian memasangkan cincin berbahan emas perak itu ke jari manisnya.

Senyum tidak luncur semenjak omega berjalan menghampirinya. Sama-sama mendengarkan janji suci di mulai dan saling mengucapkan ikrar janji pernikahan. 

Dion meraih wajah dengan riasan milik Felix, di usapnya menggunakan ibu jari sembari menikmati dan mensyukuri keindahan pasangannya.

"Saya bahagia." Gumam Dion. Memberikan kecupan singat pada kening Felix lalu kembali menatap manik hitam bagai obsydia itu. "Terima kasih sudah menerima Saya menjadi suami kamu."

Mungkin mengejutkan bagi para tamu yang menonton saat ini. Duduk tidak jauh dari altar pernikahan berada, tidak di pungkiri dapat melihat dengan jelas seorang Alpha yang memiliki kedudukan tinggi dan kini merupakan kepala keluarga Moonstone meneteskan air mata sesaat Omega mengecup pipinya. 

Berbeda dengan Felix yang terkekeh kecil. Di depan dada Dion, tangan Felix terkepal. Membuat dirinya tinggi dengan berdiri menggunakan kaki depan. Mendekatkan wajahnya sehingga dapat merasakan napas hangat Dion yang menerpa wajahnya. 

"Mohon bantuannya, Alpha."

Dengan begitu bibir mereka bersatu. Dion memberikan ciuman tulus tanpa nafsu, memberitahu bahwa kini di hadapan banyak orang Felix sudah sah menjadi miliknya. 

Tepuk tangan menggiringi kebahagiaan mereka. Sorak-sorai terdengar meriah, keduanya yakin mereka ikut bahagia atas apa yang mereka capai.

Tak lama tautan terlepas. Kening disatukan menikmati waktu sejenak sebelum akhirnya upacara pernikahan benar-benar berakhir.

"Huee! Yayah!"

Sangat singkat bukan?

Felix dan Dion melepaskan pelukan sesaat setelah mendengar teriakan. Terdapat Caine yang sudah menangis keras di dalam gendongan Mona. Meronta-ronta dengan tangan terulur ingin berada di gendongan kedua orang tuanya.

Tamu undangan tertawa setelah melihat Caine yang menjadi manja begitu Dion mengambil alih tubuhnya. Meletakkan pipi pada pundak Dion menimbulkan bercak basah di tuxedo karena air mata.

Felix mendekat. Mengusap surai basah Caine yang basah karena keringat lalu mengecup pelipis sang anak. Felix mendengar saat Caine bergumam. Mengalungkan tangan pada leher Dion untuk menenggelamkan kepala pada ceruk leher.

"Yayah janan nangic.." 

Pasangan suami istri itu saling memandang. Dion pertama kali yang memutuskan pandangan karena tertawa. Di ikuti oleh Felix yang lebih memilih menahannya. 

How My Papa And I Found Our FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang