15. Sebuah Momen

5.8K 537 20
                                    

Sebelum membaca jangan lupa untuk kasih vote ya biar author semangat nulisnya!

Happy Reading guys~

.
.
.
.

Jam menunjukkan pukul lima dini hari disaat seluruh penghuni istana masih tertidur pulas, seorang wanita berjalan mengendap-endap di lorong istana sesekali matanya melihat sekeliling untuk memastikan keadaan aman dan tidak ada satu orangpun yang melihat dirinya.

Sampailah wanita itu didepan sebuah kamar, ia membuka kunci pada kamar tersebut yang membuat pemilik kamar terkejut melihat wanita itu.

"Syukurlah Nona Becca sudah bangun."

"P'Nam, apa yang phi lakukan disini?" tanya Becca dengan wajah bingung

"Aku membawakanmu sarapan dan sedikit cemilan untuk makan siang karena saat siang mungkin aku tidak bisa mengantarkan kamu makanan." ucap Nam sedikit berbisik

"Tapi bukankah Khun Freen melarang saya untuk makan?"

"Benar. Tapi aku melihat wajahmu kemarin pucat jadi aku dan Mae Aom memutuskan untuk membuatkan kamu makanan.."

"Saya pikir saya tidak akan memakannya karena takut jika Khun Freen tau." ucap Becca

"Tidak ada yang akan tahu karena seluruh penghuni istana masih tidur. Cepatlah makan dan habiskan sebelum terlambat.."

"Tapi..."

"Tolong makan saja Nona, anggap sebagai rasa menghargai usaha saya dan Mae Aom." ucap Nam memelas

"Baiklah.." Becca mengambil mangkok berisi sup dan langsung memakannya menggunakan nasi yang telah Nam siapkan. Sedangkan Nam menunggu di depan pintu untul mengamati keadaan sementara Becca makan.

"Sudah selesai P'Nam.."

"Baguslah, sekarang aku harus pergi karena biasanya jam segini Khun Freen akan bangun."

"Terima kasih banyak P'Nam."

Nam mengangkat nampan tersebut dan bergegas meninggalkan kamar Becca. Akhirnya Nam bisa bernafas lega setelah berhasil mengantarkan makanan kepada Becca, ia hanya khawatir tuannya itu akan jatuh sakit jika tidak makan. Nam juga tidak habis pikir jika Khun Freen bisa tega melakukan hal seperti ini kepada istrinya sendiri.







﹌﹌﹌﹌﹌﹌

Freen membuka matanya perlahan membiasakan cahaya matahari yang masuk dari celah jendelanya. Ia mengubah posisinya duduk diatas ranjang sambil melamun mengumpulkan nyawanya.

Jorin yang ikut terbangun pun ikut mengubah posisinya duduk disamping Freen dan memeluknya dari belakang.

"Good morning." ucap Jorin lalu mencium pipi Freen

"Good morning too.." balas Freen sambil memegang tangan Jorin yang memeluk pinggangnya

Jorin mengecup bahu Freen, tangannya bergerak meraba perut hingga masuk ke dalam celana Freen untuk meremas penis Freen dengan perlahan.

"Jorin... Mmhh..." Freen membiarkan tangan Jorin untuk meremas penisnya dan langsung mendorong tubuh Jorin untuk tidur dikasur.

Ia mulai mencium bibir Jorin dengan nafsu lalu berpindah mencium leher, dada, perut dan kembali lagi mencium bibir Jorin. Kedua bibir itu saling bertautan satu sama lain, tangan Freen juga meremas kedua payudara Jorin.

Kring... Kring..

Freen melepaskan ciumannya dan langsung mengambil ponselnya yang berada diatas meja untuk mengangkat panggilan masuk di ponselnya.

The Choice [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang