10. Hari Bahagia

7.3K 513 13
                                    

Seperti alarm terpasang di dalam tubuhnya, Becca terbangun padahal masih pukul lima pagi. Ia membuka matanya perlahan melihat sekitar lalu pandangan matanya beralih ke wajah Freen. Senyuman tipis terlihat di bibir Becca, jempolnya perlahan mengusap pipi Freen sambil menatap wajah Freen yang tertidur pulas.

Meskipun pernikahannya bisa di bilang terpaksa tapi seiring berjalannya waktu Becca merasa sudah mulai mencintai Freen dan ingin menjadi istri yang baik untuk Freen.

Dengan perlahan Becca menjauhkan tangan Freen yang memeluk tubuhnya dan bergerak secara perlahan agar tidak membangunkan Freen. Ia pergi ke kamar untuk mandi dan berganti baju setelah itu Becca pergi ke dapur.

Becca membuka kulkas dan melihat isi kulkas. "Apa yang harus aku masak?" gumamnya.

Ia mulai mempersiapkan bahan masakan serta beberapa alat masak. Dimulai dengan mencuci bahan masakan, memotong beberapa bahan masakan hingga memasaknya dengan sangat teliti sambil melihat resep yang ada pada ponselnya.

Aroma wangi dari masakan Becca menyebar di seluruh ruangan hingga Freen membuka matanya perlahan akibat mencium aroma tersebut. Freen melihat Becca sudah tidak ada di sampingnya dan mengubah posisinya duduk disofa, ia mengusap wajahnya sebelum akhirnya berjalan mencari asal aroma masakan yang membuat cacing di perutnya berdemo. Ia mengendus wangi tersebut yang berasal dari dapur dan melihat Becca sedang sibuk memasak.

"Selamat pagi."

Sapaan dari Freen membuat Becca yang sedang fokus memasak sedikit terkejut lalu menatap ke asal suara tersebut.

"Selamat pagi, Khun Freen."

"Ini baru jam setengah tujuh, kenapa Khun Freen sudah bangun?"

"Aroma masakanmu membuat cacing di perutku berdemo jadi aku bangun."

"Tapi, masakannya belum jadi Khun Freen.."

"Tidak apa, aku akan mandi dulu lalu menunggunya." jawab Freen

"Baiklah kalau begitu.."

Selesai mandi Freen pun menghampiri Becca yang sudah mempersiapkan sarapan diatas meja. Ia menarik kursi lalu duduk diam melihat Becca yang bolak balik menaruh masakannya diatas meja.

"Wow, jika dilihat dari tampilannya sangat menggugah selera." ucap Freen sambil memperhatikan satu persatu makanan itu.

Becca duduk di samping Freen lalu mengambilkan nasi beserta lauk di piring Freen. "Silahkan di coba, Khun Freen."

Freen mulai menyuapkan makanan ke mulutnya dan mengunyahnya dengan perlahan. "Ini rasanya sangat enak.." ucap Freen disertai senyuman

"Apa P'Freen menyukainya?"

Uhuk.. Uhuk....

Becca langsung mengambilkan minuman dan memberikannya kepada Freen. "Apakah Khun Freen tidak apa-apa?" tanya Becca dengan raut wajah khawatir

"Tadi kamu memanggilku apa?" tanya Freen setelah menyelesaikan minumnya

"P'Freen.. Tapi aku tidak memaksud untuk memanggil Khun Freen seperti itu." Becca meratal perkataannya tadi

"Mulai sekarang aku ingin kamu memanggilku P'Freen.."

"Huh?"

"Bukankah kita suami istri? Aku pikir tidak masalah jika kamu memanggilku dengan sebutan P'Freen." balas Freen lalu melanjutkan makannya

"Selama ini aku sangat ingin memanggil Khun Freen dengan panggilan P'Freen.."

"Sekarang kamu bisa memanggilku dengan sebutan itu.."

The Choice [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang