25. Rumah

5.9K 548 15
                                    

Sebelum membaca jangan lupa untuk kasih vote ya biar author semangat nulisnya!

Happy Reading guys~


.
.
.
.







Freen membuka matanya perlahan, kepalanya terasa pusing akibat semalam menangis sampai tanpa sadar ia tertidur. Dengan perlahan Freen merubah posisinya duduk di pinggir ranjang dan melihat jam menunjukkan pukul lima dini hari yang akhirnya Freen memutuskan untuk mencuci muka lalu meninggalkan kamarnya.

Suasana istana lumayan sepi dan hanya beberapa pelayan yang beraktifitas yang biasanya membersihkan istana dan menyiapkan sarapan. Ketika Freen baru menurun beberapa anak tangga, ia merasa tiba-tiba kepalanya terasa pusing hingga membuat pandangannya kabur serta tubuhnya terasa sangat lemah dan tiba-tiba...

"ARGHHHHH" suara teriakan Freen membuat para pelayan berlarian kearahnya bahkan Jorin pun keluar dari kamarnya untuk menghampiri Freen

"Ada apa ini?" tanya Jorin panik melihat Freen memegangi kakinya

"Saya melihat Khun Freen terjatuh hingga kebawah tangga tapi tadi saya tidak sempat membantu karena kejadiannya sangat cepat." ucap salah satu pelayan yang menemukan Freen pertama kali

"Sakit sekali kakiku Jorin..." ringis Freen hingga mencengkram lengan Jorin

"Bawa Khun Freen ke mobil karena saya akan membawanya ke dokter bersama Nam." perintah Jorin

"SIAP LAKSANAKAN!" jawab Nam dengan cepat

"Pelan-pelan ini sangat menyakitkan." gerutu Freen ketika dirinya di tuntun menuju ke mobil

.
.
.
.

Freen yang baru saja selesai di tangani dokter hanya berbaring di ranjang rumah sakit menunggu Jorin dan Nam untuk masuk kedalam ruangan. Tak lama kemudian Jorin terlihat memasuki ruangan bersama Nam.

"Jadi bagaimana keadaan kaki saya?" tanya Freen penasaran dengan hasil dokter

"Dokter berkata Khun Freen mengalami cedera ringan dan meski begitu butuh waktu agar Khun Freen bisa kembali berjalan dengan normal. Dan soal pusing dan tubuh Khun Freen terasa lemah itu karena Khun Freen masih belum sembuh akibat kehujanan beberapa hari lalu selain itu sejak kemarin Khun Freen tidak makan." jelas Jorin panjang lebar

"Benar.. sejak semalam aku belum makan."

"Jagalah kesehatanmu Freen, jangan terlalu bersedih karena wanita itu. Kamu selalu menyiksa diri bersedih seperti ini tapi lihatlah Rebecca yang bahagia diatas penderitaanmu karena ketika dia bercerai denganmu, dia akan menikah dengan Khun  Billy.." ucap Jorin dengan nada kesal

"....."

"Maaf sebelumnya tapi saya pikir ini bukan saat yang tepat untuk membahas masalah seperti ini, Khun Jorin." ucap Nam dengan suara pelan sambil  menundukkan kepalanya

"Benar  yang dikatakan Nam. Saya sedang tidak ingin membahas hal itu dan lebih baik ayo kita pulang karena saya ingin beristirahat."

Kini Freen sudah sampai di istana setelah selesai dari rumah sakit. Ia menempati kamar yang terletak di bawah agar lebih gampang pergi kemanapun tanpa menuruni tangga mengingat kini dirinya memakai kursi roda untuk bergerak.

"Jorin, bisakah aku meminta untuk dipanggilkan Nam kesini?"

"Apa ada yang ingin kamu bicarakan dengannya? Nanti aku akan menyampaikannya pada Nam."

"Aku ingin berbicara empat mata langsung dengannya jadi panggilkan saja dia langsung ke kamar ini." ucap Freen

"Baiklah kalau begitu." Jorin pergi keluar kamar dan tak lama kemudian sosok Nam masuk ke dalam kamar lalu duduk dibawah.

The Choice [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang