16. Lukisan

5.2K 509 39
                                    

Sebelum membaca jangan lupa untuk kasih vote ya biar author semangat nulisnya!

Happy Reading guys~

.
.
.
.



Raut bahagia terpancar di wajah Becca saat ini. Ia tersenyum memandangi wajah Freen yang masi tertidur pulas di sampingnya, tangannya menyentuh mata, hidung hingga bibir Freen dengan pelan, bagian wajah Freen yang paling Becca suka adalah mata indahnya.

Meskipun sebelumnya sempat mengalami kerenggangan dalam rumah tangga mereka tapi Becca bersyukur sekarang sudah lebih membaik sejak pulang dari rumah kedua orangtuanya.

Tanpa ingin membangunkan Freen, Becca bangun dari kasur dan bergerak dengan sangat perlahan.

"Bec."

Freen menahan tangan Becca yang hendak turun dari kasur. Ia menarik dan memeluk tubuh Becca dengan erat memejamkan matanya untuk kembali tidur.

"Khun Freen..."

"Jangan pergi, aku ingin memelukmu lebih lama."

"Bagaimana bisa aku pergi jika Khun Freen memelukku seperti ini?" ucap Becca, ia terlihat pasrah ketika Freen memeluknya seperti ini

"Ini masih jam 5 pagi, lebih baik sekarang kita tidur lagi."

"Aku tidak bisa tidur, aku akan membantu Mae Aom menyiapkan sarapan untuk Khun Freen." ucap Becca sambil membelai pelan rambut Freen

"Apa yang ingin kamu makan pagi ini?" tanya Freen

"Entahlah, aku akan memakan apapun yang Khun Freen suka."

"Kalau begitu aku akan memakanmu... Karena aku menyukaimu." ucap Freen lalu mencium pipi Becca

"Khun Freen!!!" wajah Becca mulai memerah sesaat mendengar perkataan Freen

"Wajahmu memerah tapi terlihat menggemaskan." Freen terus menciumi pipi Becca, rasanya ia ingin menyedot pipi Becca yang menggemaskan.

Becca mendorong pelan tubuh Freen untuk melepaskan pelukannya, bukan karena ia tidak mau di peluk melainkan ia tidak mau Freen melihat wajahnya semakin memerah.

"Cukup Khun Freen, aku benar-benar harus pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan."

"Kamu boleh pergi ke dapur tapi dengan satu syarat.."

"Apa itu?"

Freen menunjuk bibirnya sendiri sambil menaik turunkan satu alisnya. Seakan paham maksud Freen, Becca langsung mencium bibir Freen dengan pelan. Keduanya saling menautkan bibir dan saling melumat bibir mereka satu sama lain, ciuman itu semakin panas hingga akhirnya Becca melepaskan ciuman itu karena hampir kehabisan nafas.

"Aw? Kenapa berhenti?"

"Aku harus segera kedapur, lagipula aku sudah memberikan Khun Freen ciuman kan?"

"Tapi aku menginginkan ciuman lagi."

Becca tersenyum menahan bibir Freen yang ingin kembali menciumnya. "Jika khun Freen menciumku lagi, aku tidak akan memberi jatah kedepannya."

Mendengar perkataan Becca membuat Freen mundur teratur dan kembali merebahkan tubuhnya. "Baiklah, sekarang aku tidak akan menciummu lagi daripada aku tidak akan mendapat jatah kedepannya."

"Bagus! Khun Freen kembalilah tidur, aku akan pergi menyiapkan sarapan."

Becca hanya tersenyum tipis ketika Freen mencium pipi Becca sekali lagi lalu pergi meninggalkan Freen untuk menyiapkan sarapan.


﹌﹌﹌﹌﹌﹌

Mobil putih milik Freen berhenti di depan sebuah rumah kecil. Dari dalam mobil Freen melihat beberapa anak kecil berdatangan ke rumah itu. Ini adalah pertama kalinya dia melihat tempat mengajar Becca..

The Choice [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang