22. Keputusan

5.5K 484 14
                                    

Sebelum membaca jangan lupa untuk kasih vote ya biar author semangat nulisnya!

Happy Reading guys~

.
.
.
.




3 Minggu Kemudian...

Dengan nafas yang memburu Becca terbangun dari tidurnya, matanya terbuka melihat sekeliling dan menghela nafas lega ketika dirinya tau berada dikamar. Ia menoleh dan melihat Freen masih tertidur disampingnya, dengan perlahan Becca bangun dari tempat tidur lalu masuk kedalam kamar mandi.

Dibawah shower Becca melamun memikirkan mimpi buruk yang selalu datang menghampirinya sejak insiden buruk yang mengakibatkan dirinya dan Freen kehilangan anak mereka.

Rasa menyesal terkadang menghantui Becca karena dia berharap jika anak ini tiada Freen tidak akan meninggalkannya, tapi ketika dirinya mengalami keguguran Becca merasa sangat terpukul.

"Apa kamu baik-baik saja?" tanya Freen yang melihat Becca keluar dari kamar mandi

"Ya, phi. Ini sudah hampir jam 7 jadi aku terlambat untuk menyiapkan sarapan."

Freen bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menghampiri Becca. "Sudah aku bilang kamu tidak perlu menyiapkan sarapan untukku, ada pelayan yang akan menyiapkannya."

"Tapi bukankah P'Freen menyukai sarapan yang aku siapkan?"

"Memang benar.. Tapi tidak setiap hari kamu harus menyiapkan sarapan." ucap Freen lalu memeluk Becca

Becca terkejut ketika Freen memeluknya dan melepaskan pelukan Freen dengan nafas terengah-engah.

"Bermimpi buruk lagi?" tanya Freen.

Sejak kepulangan Becca dari rumah sakit, Becca selalu bersikap aneh dan berkata sering bermimpi buruk tapi Freen tidak tau mimpi apa yang Becca alami karena Becca tidak pernah menceritakannya. Bahkan setiap kali Freen memeluknya tiba-tiba, Becca seperti orang ketakutan.

"Ya, tapi itu hanyalah mimpi biasa phi." jawab Becca sambil memakai bajunya

"Kamu tidak pernah menceritakan mimpi apa sebenarnya yang kamu alami."

"Hanya mimpi seperti dikejar hantu..dan itu sangat membuatku takut." balas Becca sambil tersenyum tipis

"Ah begitu.."

"Ya, sebaiknya sekarang phi mandi dan aku akan menyiapkan sarapan."

"Oke, aku akan mandi dulu.." ucap Freen lalu mencium pipi Becca sekilas sebelum Becca meninggalkan kamar

Freen menghela nafasnya, ia hanya bisa memaklumi mungkin saja istrinya itu masih mengalami trauma akibat kejadian pemerkosaan yang hampir menimpa Becca yang mengakibatkan mereka kehilangan buah hati  mereka.

﹌﹌﹌﹌﹌﹌

Selesainya Becca mengajar, ia pergi ke danau belakang tempatnya mengajar lalu duduk di pinggir danau. Matanya mentap pada air danau yang tenang berharap pikirannya akan ikut tenang jika menghabiskan waktu seperti ini  sebelum kembali ke istana.

"Ternyata kamu disini." suara Irin terdengar dari kejauhan.Irin yang melihat temannya duduk termenung pun ikut duduk disamping Becca

"Apa kamu baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja..."

"Aku tahu kamu masih merasa sedih karena kehilangan anak tapi jangan bersedih terlalu panjang Bec.."

"Aku tidak bisa menghilangkan rasa bersalahku. Andai aku tahu bahwa obat itu adalah obat penggugur sudah pasti aku akan menolaknya dengan segala cara."

Irin merangkul bahu Becca sambil menepuknya perlahan. "Berhenti menyalahkan dirimu karena ini adalah takdir Bec.. aku yakin suatu saat nanti kamu dan Khun Freen akan diberikan keturunan lagi."

The Choice [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang