5

199 28 0
                                    

"Olan masa kencing dicelananya. Pas kita lewatin kelas dia langsung gemeteran nutup mata terus, padahal ma cuman si didit yang kebetulan lagi nyapu di kelasnya. Payah lo penakut!".

"Lagian bego kok nyapu malam-malam. Siapa yang gak salah ngira".

Olan menyisir rambut atasnya yang dijabrik. kedua tangannya bergerak ke atas hendak merapikan. "Soalnya ni ya pas Sd gue pernah diceritain sama kakak cewe gue. kalau dengar orang yang lagu nyapu tengah malam, jangan coba-coba lo pada keluar buat intip sekali pun lo penasaran banget. Karna kemungkinan yang lagi nyapu itu bukan orang tapi mbak kunti yang lagi jalan di sekitaran rumah lo".

Faiz memperbaiki posisi duduknya lebih merapat ke arah Wiwi. Hingga gadis itu berjingkrak kaget mendapat sentuhan itu. "lah mau ngapain mbak kunti jalan-jalan di sekitaran rumah gue".

"Ya gak tahu. Mau ngajak lo maling kali!". Ucap olan sembari melemparkan kulit aqua seribu yang telah habis ke wajah Faiz. Sedikit kesal mendengar pertanyaan temannya itu.

Mereka tengah duduk santai di  bangku halaman lapangan bola voly. Niat awal sebenarnya ingin melihat aksi memukai para cheerleaders sekolah tanpa maksud menonton tim bola voly putra. Kata Fadillah Si seksi bahenol lebih menggoda ditonton dari pada si tinggi kekar dengan jersey tanpa lengan. Bukannya nambah kesan cool. yang ada ketika mereka akan smash, otomatis ketek yang di tumbuhi rambut-rambut lebat itu terangkat ke atas, dan pastinya akan timbul tuh aroma-aroma menyengat bau bawang campur terasi akibat keringat yang mengalir dari sekitaran bulu ketek itu. Iyuuh.

Asumsi Fadillah memang selalu diluar nalar.  katanya jiwa mudanya masih normal karna  lebih memilih nonton yang bohay dari pada sejenisnya.

beda lagi dengan Wiwi. Dari pada fokus apa yang mereka bicarakan mengenai pembahasan Olan. Netranya lebih memilih memperhatikan sosok Ansel dan cowok-cowok lainnya yang tengah bermain voly. Pemandangan disana lebih menyegarkan ketimbang melihat siswi perempuan dipinggir lapangan yang tengah dilempar-lempar ke atas bahkan dioper sana sini.

"Bagaimana caranya kalian bisa gak ketahuan sama pak Rudi". Tanya Fadillah penasaran.

"Jangan ditanya. Kita ini mah jagoan. Udah pro". Kata Ucup. Berhighfive dengan olan.

"terus semalam lo berdua ngapain aja di sekolah". Fadillah menaikan alisnya dengan kepala bolak-balik memandang Olan dan ucup.

"Rahasia". Ujar Olan.

"pasti semalam lo berdua  mau berbuat asusilah". Tuduh Faiz sangat keras.

Sontak Kepala Faiz langsung mendapat  ketukan berturut-turut oleh Ucup dan Olan.

"Kalaupun gue mau belok. Pasti gue nyarinya yang ganteng bukan yang modelan kayak dia. Udah kurus, miskin, jelek lagi".

Olan memandang sinis Ucup. "sesama miskin gak boleh bilang gitu".

"Nyenyenye".

Obrolan itu terus berlanjut. Dengan Wiwi yang tetap fokus pada sesuatu yang menarik di lapangan sana. Beberapa siswi juga terlihat ikut menonton disertai yel-yel para cheerleaders seperti menyemangati tim bola voly putra. Wiwi seperti merasakan hembusan angin sepoi yang menerpa wajahnya begitu segar saat di depan sana Ansel bersiap melakukan servis. Wiwi tersenyum melamun membayangkan dia menjadi  tokoh utama cewe dinovel romans yang sering dibaca remaja-remaja sepertinya. Tentu dengan Ansel yang berperan sebagai pangeran berkuda tampannya.

Oh yeah, ngehalu itu sungguh indaaaah.

"Lan coba lo nunduk. Dia mau naik tuh".

Olan mengangguk mendengar penuturan Ozil. Ia kemudian berjongkok dengan arah pandang pada anggota pemandu sorak. seorang siswi berhasil naik ke atas dengan bantuan pundak temannya. Ketika siswi itu berada pada posisi paling atas Dengan repleks arah mata Olan ikut bergerak naik melihat ke arah titik yang ingin dilihatnya. Ia lalu berdiri memasang raut datar, dan berbalik memandang Ozil yang tersenyum pongah.

Live in a Boys Dormitory Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang