15

358 38 0
                                        

Suasana malam semakin larut. Hanya ada kesunyian dibalik megahnya objek kediaman Asrama putra yang katanya banyak menyimpan peraturan ketat. Meski riuh suara jangkrik dan belalang terus saling beradu di gemerlapnya malam seolah mencoba menghasilkan sahutan-sahutan mencekam. Tetap tidak membuat sebagian kamar Asrama itu menyalakan lampunya nya.

Persis seperti seorang gadis di salah satu kamar Asrama yang tengah meringkuk gelisah. Sebisa mungkin tubuh itu tetap terbalut selimut. Menutupi keseluruhan tubuh munggilnya.

Ini kesekian kalinya Wiwi mengubah posisi berbaringnya untuk menghalau rasa takut. Entah itu tubuhnya yang menghadap ke kanan, ataupun lebih aman lagi memilih membelakangi pintu masuk. Setidaknya wiwi tak ingin mengarahkan tubuhnya agar berbaring terlentang. Itu terlalu menakutkan untuk seroang yang baru saja menghabiskan waktunya menonton film dengan gengre horor. Sebagai tipe cewe yang mempunyai mental paranoid. Berbagai spekulasi buruk sering kali hadir mengsuggesti isi pikirannya sendiri. Hal itulah yang membuatnya takut sehingga semakin sulit untuk terlelap.

Otak sialan—pikirnya. Jam sudah menunjukan pukul dua belas malam lewat tiga puluh menit. Dia masih berperang dengan ketakutannya sendiri. Wiwi banyak mengeluarkan keringat dingin. Sesuatu dalam pikiran kembali mengusiknya. Ketika sosok berwajah mengerikan muncul di dekatnya, lalu tiba-tiba wujudnya sekarang malah ikut berbaring dengannya dalam satu bantal yang sama.

Aaakh!!!

Merasakan kengerian itu, wiwi berjengit ketakutan. Lantas bangkit dari ranjangnya dan menuju ke tempat keberadaan Ozil.

Wiwi grusak-grusuk menaiki ranjang Ozil hingga Ozil yang masih dalam mata terbuka lebar di balik selimut berjingrat kaget.

"Anying ngapain lo!".

Melihat wiwi yang malah berbaring dibantalnya. Ozil buru-buru meraih ponselnya yang tergeletak sedang menampilkan salah satu adegan dewasa oleh sepasang lawan jenis tanpa menggunakan busana apapun.

Bangsat ni cewe ganggu ritual gue aja! Cicitnya dalam hati.

Ozil menyembunyikan ponselnya ke sarung bantal. "Woi lo ini udah berapa kali gue bilang jangan pernah naik di ranjang gue!".

Wiwi menurunkan selimut Ozil yang digunakan untuk menutupi seluruh wajahnya. "Gue takut. Tadi habis nonton film setan. Tuyulnya terngiang-ngiang mulu di sini". Wiwi memelas sembari telunjuk yang mengarah ke sisi kanan kepalanya.

"Makanya jangan sok berani. Mending lo nonton aja dua tuyul kembar kesayangan mnctv. Nah itu tuh cocok buat lo gak bakal ada seram-seramnya".

"Ihh itu Upin-Ipin kan?". Wiwi ahkirnya bangun, duduk menatap cemberut Ozil.

"Bukan. Ucup-Olan!".

Plak!

Anjing!.

Ozil berkedut. Gadis ini lancang sekali menampar pipinya. Padahal tadi dia sedang mencoba melucu. Ya meskipun garing.

"Sori tangan gue repleks. Liat ni gue lagi tremor". Wiwi menunjukan tanganya di hadapan Ozil yang tampak bergetar. "Ini cuma pengaruh ketakutan gue yang meningkat pada suhu drastis kan!. Astaga jangan sampai gue kena mental cuman karena liat anak kecil botak yang kerjaannya nyuri duit".

Apakah gadis ini sedang mencoba melawak?. Well, terdengar sangat tidak pantas untuk dingakakin. Ozil langsung memutar bola matanya malas.

Dia mendorong kecil tubuh wiwi agar menyerong ke posisi tidurnya. "Ini udah jam satu. Balik ke markas lo sana gue pengen tidur".

Wiwi meringkih. Terlihat gagap ingin mengatakan sesuatu. "Gu-e, gue tidur seranjang dengan lo aja deh". Tak berani menatap tepat di bola mata Ozil wiwi sekarang tampak merona. "Gue takut. Bo-leh ya hari ini aja".

Ozil belum menjawab, namun kenapa perilaku Wiwi yang tengah ketakutan justru terlihat menggemaskan. Ozil mendecih segera membuang muka menghilangkan rasa panas yang tiba-tiba menyelimutinya. "Gak!". Tolaknya

"Ozil gue gak akan bisa tidur. Bagaimana nanti ada yang garuk-garuk telapak kaki gue".

"Bukan cuman itu. Bentar juga bakal ada jari yang nusuk-nusuk di bawah ranjang lo". Kata Ozil terdengar menakut-nakuti. "Kalau lo rasa kaki atau tangan lo tiba -tiba dingin. Nah berarti lo lagi di sentuh-sentuh sama kuntilanak!".

"Jangan ngarang cerita kalau sudah jam satu subuh. Pamali".

Wiwi kesal. Ozil sangat tau cara menakut-nakutinya.

Dia bergerak ingin melemparkan bantal ke wajah cowok itu. Tetapi masih bisa di tahan oleh kulit lengan yang lebih kasar tengah memegang tangannya.

Ozil merampas bantal miliknya. Kembali memasang raut wajah galak. "Udah. Balik cepat sana ke ranjang lo. ."

"Ta-pi nanti ada".

"Tuyul!". Timpal Ozil cepat. "Astaga dia gak bakalan muncul di sini. Penghuni Asrama di sini miskin semua. Gak bakal sudi dia mencuri sama penghasil duit recehan kaya gue. Percaya sama gue tuyulnya cuman lewat terus lanjut pergi ke kamar Ansel".

Jantung wiwi terasa was-was. Mencubit lengan Ozil. "Jangan keras-keras nanti dia datang beneran!".

Ozil berdecak. "Ck mana hp lo sini. Biar gue hapus tuh film setan. Gak ada gunanya malah bikin Lo semakin gak waras".

"Gue tidur aja di sini ya. Gue gak bakalan aneh. tenang aja gue gak pernah ileran. Ranjang lo kayaknya pasti muat untuk dua orang. Plis lah Zil hari ini aja. Lo mau nanti gue kerasukan karena gak bisa lawan ketakutan gue. Haduh sebaiknya jangan nanti lo bisa pinsan buat satu Asrama geger". Dengan bujur rayu berserta mimik wajah yang terlihat dikasihani. Wiwi terpaksa mengeluarkan jurus cantik andalannya. Khusus malam ini aja tidak ada maksud apapun sumpah.

Tolong jangan menuding dia sebagai gadis murahan karena memaksa seorang berondong agar seranjangan dengannya.

Ozil tampak menimbang-nimbang. Rautnya yang datar perlahan mencair. Tidak mungkin kan dia meleleh hanya karena mendengar suara Wiwi yang merintih sedih. Dengan berat hati Ozil menghela nafas panjang mengangguk memperbolehkan maksud gadis itu.

"Gak boleh aneh-aneh. Guling ini sebagai batas aman. Jangan di pindahin. Ngerti gak!".

"Paham kok. Gak aneh-aneh sumpah. Untuk malam ini aja".

Meski masih kurang percaya sepercik omongan wiwi. Namun, Ozil Tak ingin membuang waktu lebih lama akibat jam yang sudah menunjukan pukul dua pagi. Besok ada jam sejarah. Dia tak ingin meluangkan waktunya karena mengantuk, apalagi mendengarkan penjelasan tentang abad di mana masa pertama kali manusia mengenal tulisan. Ituloh si homo sapiens spesies primata terahkir yang di nobatkan paling cerdas mengalahkan sebangsanya sendiri si Megantropus.

Ozil segera menaruh guling di tengah-tengah mereka sebagai jarak agar badan mereka tidak saling bersentuhan.

Gila!! Bukankah ini yang dinamakan terjebak dalam zona bahaya?

Sangat berbahaya.

Ozil sampai bersusah payah meneguk paksa salivahnya.

"Zil gue ikut pake selimut lo ya". Tanya wiwi memandang punggung Ozil yang membelakanginya.

Hanya deheman sebagai balasan setuju dari Ozil.

" Zil Lo kalau tidur suka ngorok gak. Untuk malam ini ngoroknya di tunda dulu. Nanti gue gak bisa tidur".

"Hm".

"Tolong pasang alarm juga biar kita gak kesiangan".

"Eh Zil-".

Belum sempat wiwi ingin melanjutkan perkatannya Ozil langsung berbalik menarik selimut yang membungkus keduanya agar menutupi keseluruhan wajah wiwi yang terus berisik.

"TIdur tolol!".

Live in a Boys Dormitory Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang