"Kamu yang agak pendek. Iya benar kamu. Kamu masuk kelompok Ansel".
"Kok saya pak!". Olan membelalak tak terima karena dirinya yang dipilih. Cowok itu lantas berdecak terlihat malas menanggapi seorang guru olahraga yang tengah mengatur tim regu putra untuk bertanding bola sepak sebagai nilai praktek . "Bapak olahraga yang terhormat. Kenapa saya tidak dimasukan di kelompok Ozil saja".
"Jangan banyak bicara kamu. Sudah turutin saja apa kataku".
Bibir Olan sontak terkatup rapat
Pak Guru olahraga yang telah berusia tua itu kembali mengalihkan wajahnya ke hadapan para siswa yang berbaris.
"Nah kamu yang rambut mirip carli st.12 siapa namamu?".
"Ilham pak!".
"Bagus masuk kelompok Ozil".
"Bapak yakin gak salah sebut nama". Tutur Olan Matanya sengaja melirik Ansel yang berdiri songong di jarak beberapa langkah dari posisinya berbaris. "Boleh tukar kelompok gak pak?."
Guru olahraga itu menoleh lantas berjalan mendekat dihadapan Olan. "Hei bolang jago main bola tidak kau".
"Pak nama saya Olan bukan Bolang". Ralat Olan cepat.
"Itu saya sebut nama sekolah kamu".
"Nama sekolah saya muhammad Adriolan bukan Bolang pak".
Semua laki-laki yang berbaris tertawa serempak
"Njir jauh banget keseletnya Olan ke bolang. Itu namanya perundungan nama baik!". Bisik Faiz
Ozil tertawa kecil. "Cocok bro dia jadi bolang. Bentar lagi dia ke terima cast dari trans7 jadi bocah petualangan di sawah".
"Asu. Gak lucu sumpah humor lo".
"Itu nama kesayangan kamu dari saya". Guru itu kembali bersuara.
"Cieee".
Semua laki-laki yang berbaris lantas bersorak heboh.
"Anjay bau-bau pelangi". Kembali Faiz berbisik dengan suara kecil. Sembari menatap Ngeri pria tua itu.
"Pak saya mendingan satu tim sama Ozil deh. Soalnya kami dari dulu gak bisa dipisahkan dia besti saya pak dari smp. Tukeran aja pak saya sama Ilham". Olan memelas berharap dikabulkan.
"Banyak minta ya kamu bolang. Ya sudah sekarang kamu cari di kelompok Ozil satu orang untuk mengantikan posisi kamu".
Raut Olan merekah sangat cepat. "Terima kasih pak." lantas segera berbalik menarik lengan Ilham agar menyingkir dari tim regu Ozil .
"Siapa yang belum dapat kelompok angkat tangan cepat!".
Wiwi dengan cepat mengangkat tangan tinggi-tinggi. "Saya pak. Saya belum dapat kelompok!".
"Kamu?".
"Iya pak. saya anak baru dikelas. belum ada kelompok sama sekali." Jelas Wiwi.
Guru olahraga itu mengerut. Menjatuhkan bokongnya di kursi. "Ozil coba hitung teman kelompok kamu kalau sudah cukup sebelas. Begitu pun juga dengan kamu Ansel. Dan beritahu saya kalau sudah".
"Pak tim saya sudah cukup sebelas pak". Ujar Ozil.
"Saya juga pak". Ucap Ansel.
Wiwi terbengong lantas bolak-balik memperhatikan Ozil dan Ansel yang berdiri di kedua sisinya.
"Pak terus saya masuk kelompok mana?". Kata Wiwi memelas.
Ansel menunduk agar bisa melihat Wiwi. "Lo buat kelompok sendiri aja. Terus main bola sendiri".

KAMU SEDANG MEMBACA
Live in a Boys Dormitory
Teen FictionBagaimana jika wiwi memilih membawa sendiri dirinya tinggal ke dalam Asrama putra. Demi menutupi identitas aslinya sebagai seorang cewek tulen Wiwi rela mengubah penampilan feminimnya agar bisa menyamar sebagai sosok pria. Predikat murid baru menja...