"Nih kasih ke cewek yang dikepang dua tadi".
Ozil memberikan satu botol le mineral dingin pada cowok culun, teman kelasnya sendiri. Dan pria itu tampak menurut segera menerimanya.
"Awas jangan bilang ini dari gue. ". Lanjutnya mengancam.
"Terus harus bilang dari siapa".
"Bilang dari cowok terganteng disekolah".
"Dari Ansel ya?!".
Ozil melotot. sontak menarik tinggi-tinggi kerah seragam cowok dihadapanya. "coba ulang siapa cowok terganteng disekolah. Gue apa si anak manja itu!".
Cowok itu mengerjap-ngerjap bodo. "Ans—".
"Siapa. Ngomong yang bener".
"Maksud gue. Kegantengan bang Ozil lah yang paling sempurna diantara semua cowok-cowok disini. Tentu saja Ansel masih tertinggal jauh di bawah".
Ozil tersenyum congkak. Lalu melepaskan pegangangnya pada seragam sekolah temannya yang sering mendapat juara satu di kelas. "Bagus sini gue perbaiki baju lo".
"Mau ngapain bang". Kata cowok tersebut takut-takut.
"Sini gue cuman mau servis bentar muka lo".
Cowok itu mengerjap merasakan tangan Ozil yang tengah melepaskan kacamatanya. Ozil membuka mulutnya lebar-lebar lalu meniupnya sehingga dia bisa
Melihat bekas titik air liur yang tertinggal di sela kacamatanya. Dia lantas mengernyit jijik bagaimana ini bukannya penglihatanya jernih, matanya malah semakin kabur menatap air liur ozil yang mirip seperti embun sekarang melekat jelas di kacamatanya."Gila ganteng banget lo kalau diginiin". Seru Ozil sembari mengusap-ngusap tatanan rambut temannya yang sengaja di belah tengah. "Gini aja ganteng kok kayak jepri saputra. Habis ini semua cewek di sekolah pasti bakalan nempelin lo mulu. Oke sekarang buruan laksanain tugas lo. Ingat yang seperti gue bilang tadi". Lanjutnya mendorong teman kelasnya menjauh.
Setelah memastikan pria tersebut menjauh. Ozil langsung berbalik arah kembali menuju keberadaan Wiwi dan Olan pada kumpulan anak siswa kelas sepuluh.
Dia mendesis menatap apa yang kedua spesies berbeda gender itu lakukan. Ozil sengaja meninggalkan mereka sebentar membeli air minum hanya untuk diberikan pada adik kelas. Sudah seminggu lebih ini wajah imut adik kelas itu terbayang di otaknya hanya karena mendengar suaranya yang halus saat meminta maap padanya karena tak sengaja menabraknya sehabis berlari.
Sebenarnya pula dia bisa memberikannya langsung sendiri tanpa bantuan cowok gila pelajaran di kerasnya. Hanya karena Ozil ingin bermain aman dekatin adik kelas di sekolahnya, sekaligus berjaga-jaga jangan sampai cewek incarannya jijik deluan sebelum dia bertindak. Alhasil ia terpaksa menyuruh cowok culun di kelasnya mengantikan perannya.
Ozip berdecak. Langkah kakinya kemudian menghampiri dimana tempat Wiwi dan Olan berada. Ia langsung menarik kerah belakang seragam sekolah wiwi yang tengah mencekik leher cowok lain.
Perempuan ini memang minta dibawa ke pak Rudi.
Apa dia laporkan saja sekarang jenis kelamin gadis ini yang sebenarnya ke penjaga asrama!
Lihat dia baru satu bulan pindah di sini tapi sudah berani mengajak adu jotos adik kelasya.
Cukup cewek itu menjelmah jadi pria saja gak perlu perilakunya ikut kebawah seperti preman sekolah!
"Bro Ozil!". Seru wiwi menemukam Ozil yang berdiri dibelakangnya dengan pandangan datar.
Wiwi melompat merangkul pundak Ozil sehingga Ozil dapat merasakan sensasi aneh ketika lengang kurus itu bersentuhan langsung dengan lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Live in a Boys Dormitory
Teen FictionBagaimana jika wiwi memilih membawa sendiri dirinya tinggal ke dalam Asrama putra. Demi menutupi identitas aslinya sebagai seorang cewek tulen Wiwi rela mengubah penampilan feminimnya agar bisa menyamar sebagai sosok pria. Predikat murid baru menja...