"Sayang. Aku dari tadi panggil kamu lho. Kenapa gak Nyahut".
"Maap sayang. Aku masih terlalu sibuk terpesona dengan pemandangan indah di depanku".
"Apa seindah itu?.
"Benar-benar Indah mengalahkan kecantikan sang dewi bulan pada lentera gemerlap malam. Apa kamu tahu?, Eloknya setara bagai mutiara laut. Dia selalu bersinar terang hingga cahaya kilaunya selalu menghipnotisku kapanpun aku melihatnya".
Wiwi tersenyum lebar balas memandang sorot teduh Ansel. "Apa yang kamu maksud itu diriku".
Ansel tersenyum. Lantas tangannya tergerak untuk menyelipkan sehelai rambur panjang yang menjuntai Indah Itu di kuping wiwi.
Dewi ku benar-benar berkilau.
"Benar. Semua yang ada dalam dirimu benar-benar cantik. Sejak dulu aku telah kalah. Memandang sosokmu terus-menerus itu membuatku jatuh untuk ke sekian kalinya. Setiap waktu terlewati aku akan berjanji untuk terus mencintaimu. Jadi jangan pernah merencanakan sesuatu untuk meninggalkan diriku ini sayang".
Wiwi menutup matanya. Dia sangat malu menunjukan wajah meronanya dihadapan Ansel. Pria itu sejak dulu memang pandai mengeluarkan sebuah kalimat rayuan.
Meski kebenarannya. Wiwi pun selalu suka dengan sikap manis pria itu yang setiap saat memujinya.
"Ansel kamu ingin seorang anak laki-laki apa perempuan?".
Ansel tampak berpikir. "Aku tak masalah dengan jenis kelamin anak kita nantinya. Paling utama, bukan kah kita harus memberikan kasih sayang yang melimpah pada calon bayi kita nantinya".
"Kamu adalah calon ayah terbaik". Balas wiwi, tubuhnya telah berpindah posisi. Duduk bertengger manis di atas pangkuan Ansel. " Apa kamu ingin memiliki banyak Anak?".
Bibir Ansel semakin melebar tak kalah ucapan itu keluar begitu polos di bibir wanitanya. Ia ikut mengalungkan kedua tanganya di kedua sisi pinggang wiwi tak lupa mendekapnya dengan erat seolah tak mau melepaskannya pergi. "Tidak masalah. Banyak anak banyak rezeki".
"Banyak anak itu berapa?". Wiwi tampak greget. Dengan memasang raut sebal, seakan tak sabar menunggu kalimat selanjutnya.
"Bagaimana dengan 11 anak?, kita bisa mendirikan klub sepak bola tanpa menyewa jasa orang lain. Selain itu, aku akan memberi juga nama keluarga kita, sebagai marga Halilintar, aku begitu terinsipirasi dengan salah satu tokoh keluarga ajaib di indonesia, mereka nyata mempunyai 11 anak yang selalu bertingkah aneh".
Wiwi membelalak sembari memukul dada bidang Ansel dengan malu-malu. "Apa kamu serius mengatakan semua itu. Itu terlalu berat bagiku untuk seorang wanita yang akan mengandung setiap harinya".
"Aku memang serius mengatakannya. Jika kamu meragukan niatku, aku bisa membuktikannya sekarang darling".
Selesai kalimat itu terucap dari bibir Ansel. Dia mulai menempelkan tubuhnya menepis jarak agar bisa melakukan hasrat cinta Bersama wiwi yang sudah lebih dulu memejamkan iris matanya, wiwi konsisten mengikuti kata hatinya agar menerima setiap kecupan lembut dari Ansel.
Dibawah rembulan malam, suara decapan-decapan bibir saling bercumbu, seolah memperlihatkan pada dunia bahwa sepasang insan ini benar-benar tengah mabuk asmara. Ciuman itu terdengar sangat merdu, tak peduli walau sejuknya udara malam yang lewat tanpa permisi di balkon kamar mereka.
Wiwi mendesah keenakan. Ketika bibir basah Ansel malah turun ke pundaknya, mengecup kecil, menghirup aroma tubuhnya kuat-kuat, bahkan sepertinya pria itu telah membuat sebuah tanda merah di sekitar bahu dan lehernya yang menggoda.

KAMU SEDANG MEMBACA
Live in a Boys Dormitory
Fiksi RemajaBagaimana jika wiwi memilih membawa sendiri dirinya tinggal ke dalam Asrama putra. Demi menutupi identitas aslinya sebagai seorang cewek tulen Wiwi rela mengubah penampilan feminimnya agar bisa menyamar sebagai sosok pria. Predikat murid baru menja...