Part 5

20.8K 1.7K 37
                                    

Akibat nametag-nya dibuatin Haechan, Chenle harus ikhlas dipamer-pamerin ke seluruh penjuru sekolah. Tangannya digandeng, siapapun yang berpapasan atau dahulu menyapa Haechan akan diajak ngobrol membicarakan nametag yang dipakainya.

Hal itu membuat Chenle bingung juga, sia-sia tekat dirinya kemarin yang berjanji akan menjauhi Mark maupun Haechan. Namun Chenle membatin, tidak apa-apa mungkin hanya sehari ini saja. Besok ia akan menyimpan nametag buatan Haechan dan memakai miliknya sendiri.

Kembali pada kegiatan gila Haechan.

"Hai Kak Haechan..." ini Winter yang nyapa, sambil senyam-senyum gaje ngelirik Chenle.

Chenle mendengus.

"Ohh, temen sekelas Chenle kan ini?" tanya Haechan dan mendapat anggukan Chenle, karena ia menoleh ke Chenle.

"Temen sebangku juga sih, Kak." sahut Winter semangat.

"Bagus, titip jagain Chenle selama dikelas ya. Kalau ada yang ganggu dia, cepet lapor ke gue. Tenang aja, lu bakal dapet fee dari gue." pesan Haechan santai, seakan yang diobrolkan tidak ada disana.

"Kak Haechan sudah jangan bercanda." sela Chenle.

"Gue nggak bercanda, kok." bantah Haechan terang-terangan.

Merasa hawa-hawanya nggak enak, Winter pun berinisiatif menengahi.

"Kak Haechan sama Chenle kayaknya sedari tadi rame-rame seru banget. Ada apa nih?" tanya Winter antusias

Layaknya memantik api, binar mata Haechan kembali menyala-nyala.

"Lu harus lihat nih, hasil karya tangan cantik gue." heboh Haechan seperti awal, sambil menunjuk-nunjuk nametag Chenle.

"Chenle cakep loh, uuuu cute banget nih anak kalau lagi serius." pipi Chenle dicubit-cubit huhuhu.

"Terus-terus nih, kapan lagi elu ngelihat si ketua osis yang sok cool itu mau wajahnya ditempelin ke nametag. Boro-boro kan, waktu nyalonin diri jadi ketua aja dia gamau banget mukanya difoto." oceh Haechan udah mirip mbak atau mas yang lagi promosiin barang dagangannya.

"Wahhh berarti nametag Chenle nih, perdana banget yaa." apalagi malah diladeni sama Winter.

Membuat Chenle makin melotot, tapi tak digubris Winter sama sekali.

"Iyalah, spesial banget nih pake telor."

Krukk krukk

Semua tiba-tiba terdiam mendengar suara perut itu.

"Astagaaa, gue keasikan pamerin lu. Lupa kalau ini tuh jam istirahat. Bego banget gue. Maafin gue ya." keluh Haechan, mengumpati dirinya.

"Nggak papa, bukan salah Kakak. Kak Haechan juga nggak bego, perut Chenle aja gatau malu kok bisa bunyi sih padahal udah kutahan." jelas Chenle.

Haechan menatap datar Chenle.

"Gue ke kantin yak." pamit Haechan ke Winter yang cepat mengangguk.

Kemudian berlalu begitu saja, sambil tetap menggandeng Chenle. Membawa langkah menuju kantin, yang masih lumayan rame.

"Elu tuh, gabole sungkan-sungkan sama siapapun."

"Nggak kok." ini fakta guys, Chenle beneran bukan orang nggak enakan. Baru dengan Haechan ia takut untuk mengutamakan egonya, Chenle hanya tidak ingin kehilangan dan mengganggu moment Haechan tengah bersemangat kala bersamanya.

Ia merasa tenang, seperti bersama Mommy-nya... astaga Chenle dia itu Kak Haechan.

"Nggak apanya, tuh perut lu lapar kok nggak bilang sama gue. Awas aja kalau diulangi." omel Haechan.

ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang