Part 15

17.2K 1.4K 79
                                    

Jam kepulangan siswa-siswi hari ini lebih awal dari biasanya. Lingkungan sekolah jadi lebih cepat longgar dari sebelumnya. Menghargai permintaan Chenle yang tidak ingin menarik perhatian, ketiganya pun berjalan memisah menuju ke ruang musik.

Haechan sudah terlebih dahulu meminta izin pada Gissel, selaku Kakak pembimbing kelas Chenle. Reaksi Gissel malah antusias, senang karena Chenle akhirnya mau berpartisipasi.

Sebagai seseorang yang sampai dahulu, Chenle segera memasuki ruang musik yang sepi itu. Berbagai macam alat musik terawat, ditata rapi di dalam sana. Pandangan Chenle jatuh pada salah satu alat musik yang nampak gagah di depan, kaki Chenle melangkah mendekati dan tangannya mengelus lembut permukaan bagian atas.

Pikirannya otomatis memutar sebuah kenangan masa lalu. Sudah lama sejak kepergian Daddy dan Mommy ia tidak pernah menyentuh sedikitpun piano. Bahkan piano di rumahnya bertahun-tahun hanya menjadi pajangan. Timbul keraguan dihati Chenle, apakah ia masih bisa memainkannya.

Iseng Chenle menekan satu tuts dan memunculkan suara nada 'do'. Dada Chenle bergemuruh, seakan terpanggil dengan dentingan nada tersebut. Didudukkan dirinya pada kursi yang sudah tersedia, jari-jarinya tanpa perlu diatur sudah mengambil posisi.

Nada demi nada berbunyi, semakin lincah jari-jari Chenle menari diatas tuts-tuts berwarna hitam dan putih tersebut. Membentuk sebuah intro yang indah.

A starlight shines on me one day
Its meaning lingering in my warm hands
Those gloomy hearts and scary days, now

Sayangnya Chenle lupa dengan lirik lanjutannya, hingga ia hanya bermain instrumen sambil bersenandung.

Girl, I can't explain

Nada naik, tanda memasuki reffrain. Tiba-tiba dari arah pintu, suara ikut bergabung dengan nyanyian Chenle.

It's like we'll be in love forever
My eyes are telling you everything
Just like when we first met, it's still the same
Even if time blows and flutters away
The scent of this season lingers in my heart
I look in your eyes and it still feels like

Like we just met Eh eh eh et
Like we just met Eh eh eh et

Chenle memutus kontak matanya dengan Haechan dan beralih fokus ke jari-jarinya. Sedangkan Haechan melanjutkan lagu pada lirik akhir.

The warmth of that day is still passing by
Forever like this, you, always like this

Tidak ingin menjadi penonton semata, suara berat Mark ikut masuk.

I'll love you more, it's like we just met, darling ~~~

Satu pencetan tuts piano, lagu pun berakhir. Chenle sumringah, medongak menatap bergantian binaran bangga dari Mark dan Haechan padanya. Senyuman lebar itu, pandangan Chenle mengabur tiba-tiba astaga...

Suara riuhan tepuk tangan berhasil mengembalikan fokus Chenle. Sedang Mark dan Haechan terjingkat pelan dan memutar pandangan ke luar pintu.

"WOYY LU PADA KESINI DAH!!! LAGI ADA DRAMA FAMILEE NIH!!" teriak salah seorang siswa.

Terkejut, Mark yang paham keadaan akan berubah rusuh segera ambil tindakan menutup pintu ruang musik. Tetapi siswa dihadapannya segera menahan.

"Lepasin tangan elo!"

"Gak! Gue pengen semua orang sekolah biar tau kalau Ketua Osis yang dibangga-banggain mereka suka ngedrama."

ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang