Part 24

16.5K 1.4K 36
                                    

Malam ini Mark akan mencoba usul dari Haechan, mencari keberadaan Chenle lewat dua Kakek Chenle yang hadir pada pertemuan kolega. Tidak semudah yang dibayangkan, kenapa mendadak Bunda-nya ini selalu menariknya dan memamer-mamerkan dirinya pada putri-putri dari kolega lainnya. Membuat waktu Mark molor beberapa jam.

Tapi bukan Mark, jika tidak pandai berkelit. Ketika Bunda-nya lengah, ia mencoba mencari alasan ke kamar mandi padahal sedang mencari Johnny dan Jaehyun. Segera Mark atur nafasnya ketika menangkap postur tubuh kedua Kakek Chenle tersebut.

"Selamat malam Tuan Jung dan Tuan Seo." sapa Mark sopan.

Kedua Kakek Chenle menghentikan obrolan mereka dan beralih pada Mark.

"Nak Mark, selamat malam.." balas Johnny menyambut ceria.

"Iya selamat malam." ini Jaehyun tersenyum tipis.

Johnny merangkul pundak Mark, "Kau sudah dewasa ya. Bahkan sudah bisa membantu perusahaan Ayah-mu. Waktu cepat sekali berlalu." puji Johnny kagum.

"Terimakasih Tuan Seo, saya masih perlu banyak belajar dari Anda berdua juga." senyum canggung yang Mark bisa berikan, malu menerima pujian itu belum pantas rasanya.

Sengaja Mark mengajak mereka basa-basi dahulu, menanyakan kabar atau berbicara tentang perusahaan lain. Hingga Tuan Jung dan Tuan Seo mau bertanya-tanya soal dirinya dan inilah waktunya...

"Hebat loh, jadi lulusan cumlaude. Semoga cucuku menyusulmu." ujar Jaehyun.

Inilah yang ditunggu Mark.

"Oh iya, Chenle semester akhir ditahun ini. Saya akan mendoakan untuknya selalu. Kalau boleh saya tahu, dima---?"

Belum selesai, tiba-tiba Tuan Jung memegang tangan Tuan Seo.

"John sudah jam segini, Ten bisa marah jika kau pulang lewat dari jam yang dia tentukan." pungkas Tuan Jung, yang dipandangan Mark tatapannya menajam.

"Astaga Jaee, aku lupa. Baiklah ayo kita pulang." tapi tidak ada kebohongan, Johnny memang harus pulang lebih awal.

"Maaf ya Nak Mark, aku harus pulang." pamit Johnny.

"Baik Tuan Seo dan Tuan Jung hati-hati." ucap Mark, terpaksa merelakan jika percobaannya gagal.

Johnny dan Jaehyun pun mengangguk, setelah itu sama-sama berlalu. Bahu Mark menurun, kecewa pada dirinya sendiri dan merasa bersalah dengan Haechan.

.
.
.

Percobaan kedua, percobaan ketiga dan terakhir percobaan keempat hari ini. Atas rundingan bersama, kali ini Haechan akan berpartisipasi. Sengaja, ia merengek ikut pada Papa-Mama dia dan diiyakan dengan mudah.

Katanya sih, "Siapa tahu kamu dapet jodoh disana!". Haechan meringis dalam hati, dia masih ingin sendiri saja. Berkali-kali kandas ditengah jalan, membuatnya ingin melepas diri sejenak dengan hal mencari pasangan.

Seperti yang dulu-dulu, Mark dan Haechan milih mojok. Bedanya sih, menentukan pertanyaan untuk menanyakan soal Chenle pada Kakek Chenle. Karena suasana yang rame, bisikan Mark tidak terdengar di kuping Haechan.

"Nggak denger, Kak." keluh Haechan.

Menarik kursinya, tubuh Mark condong mengarahkan bibirnya ke telinga Haechan.

Tubuh Haechan otomatis menegang, tapi memang itu salah satu cara supaya ia bisa mendengar rencana Mark. Matanya mengerjap mencoba fokus, tapi hembusan nafas Mark menimbulkan rasa geli pada Haechan.

Plakkk

Cup

Sialan! Siapa yang mendorong punggungnya?! batin Haechan menggeram.

ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang