Upacara wisuda telah usai, Chenle ditarik teman seangkatnya untuk sesi foto bersama atau menerima buket hadiah. Meski ekspresi Chenle biasa, gemuruh dalam hatinya tidak mereda. Bahkan selesai kegiatan, menghampiri keluarga pun ia tak berani membalas pandangan dua orang di pojok yang mengikuti setiap gerak-geriknya.
"Selamat atas kelulusaannya Cucuku.." ucap Ten, mencubit kedua pipi Chenle gemas.
"Bawa sini hadiahnya, biar Opa yang bawa." pinta Johnny.
"GrandDy bawain juga." diikuti Jaehyun, mengambil alih bawaan Chenle.
Menyeringai tipis, tiba-tiba Taeyong rangkul pundak Chenle.
"Gra-GrandBu?" gagap Chenle kebingungan, makin gelegapan saat Taeyong ternyata menuntun ia ke hadapan Mark dan Haechan.
"Ayo disapa dulu! Kak Mark dan Kak Haechan datang jauh-jauh kesini untuk Lele loh." perintah Taeyong ke Chenle.
Begitu gelisah dan gugup Chenle, bahkan melirik Taeyong dulu.
"Mmm hai Kak." lirih Chenle.
"Hai Chenle.. Hebat banget udah lulus. Selamat ya anak manis, ini ada hadiah buat Chenle diterima ya." sahut Haechan tersenyum cerah, rasa hangat manjalari hati Chenle.
"Ini juga bingkisan buat Chenle. Semoga Chenle suka, dibuka nanti aja ya." tambah Mark menyerahkan paperbag.
Menahan getaran di tangannya, Chenle berhasil meraih buket bunga dengan boneka lumba-lumba memakai topi toga ditengahnya dan bingkisan tersebut. Tidak tahan, tangan Haechan terulur mengelus pipi Chenle sekali.
Terkekeh kecil Taeyong memandang itu.
"Lele lihat GrandBu, tadi Kak Mark dan Kak Haechan meminta izin buat mengajak kamu makan siang. Semua sudah mengiyakan, tapi kembali lagi keputusan ada di Lele. Syukur kalau Lele mau, tapi kalah menolak Kak Mark dan Kak Haechan nggak papa." papar Taeyong pelan.
Chenle mengangkat pandangan ke Taeyong, menyampaikan rasa bimbang dalam dirinya.
"Cucu GrandBu nggak perlu bingung, Kak Mark dan Kak Haechan sudah siap dengan apapun jawaban Chenle. Mereka sudah berjanji tidak akan memaksa Chenle, jika memang tidak mau." tutur Taeyong, menangkup pipi Chenle.
Pandangan Taeyong meyakinkan Chenle, berkata jika semua akan baik-baik saja. Tertunduk Chenle, berfikir matang-matang. Membuat Mark dan Haechan menegang menanti jawaban Chenle.
Berselang cukup lama, Chenle pun mengangguk pelan. Bahu Mark melemas dan Haechan menghembus nafas panjang, lega luar biasa keduanya.
"Lele mau. Hanya makan siang kan?" ucap Chenle pada Taeyong.
"Iyap! Biar GrandBu bawa barang Lele sini." sahut Taeyong antusias dan mengambil barang pemberian Mark dan Haechan dari tangan Chenle.
Beralih kesamping, "Nak Mark, Nak Haechan bawa Chenle seperti anak kalian sendiri ya." pesan Taeyong tersenyum jail dan mendapat anggukan salah tingkah dari yang dititipin. Xixixi.
"GrandBu jangan begitu." tegur Chenle cemberut.
"Hehehe bercanda Sayang, yasudah babaiiii Lele... Harus baik dan sopan sama Kak Mark dan Kak Haechan ya." ujar Taeyong terakhir, diiyakan Chenle.
Keempat Kakek Chenle pun melambaikan tangan bersamaan sebagai salam pamit, disusul Jisung yang melempar senyum menggoda. Meninggalkan Chenle bersama Mark dan Haechan.
"Ayok Chenle." ajak Haechan, gagal meraih tangan Chenle karena ditarik dulu oleh empunya.
"Kak maaf." sela Chenle tidak enak.
Haechan menggeleng, "Nggak papa Chenle, aku paham okay. Jangan merasa tidak enak." balasnya kemudian tersenyum maklum.
Mark dan Haechan pun berjalan dahulu menuju mobil, Chenle di belakang mengikuti. Kecanggungan sangat terasa di antara ketiganya, bahkan sampai mobil dilajukan. Mark dan Haechan pandai-pandai menahan diri supaya Chenle merasa nyaman dan tidak terganggu.