Part 13

17K 1.5K 93
                                    

Rewel, satu kata bagi Chenle cocok buat tingkah Mark dan Haechan saat ini.

"Mark, berhenti gak? Chenle jadi gabisa fokus ngobatin gue kalau lu sembunyiin betadinnya muluk anjir!"

"Ga usah gelendotan bisa? Chenle tangannya ga luwes geraknya, Haechan."

"Chenle yang ini belum!"

"Nggak-nggak gue duluan, yang ini ketinggalan."

Pusing banget Chenle ngerasainnya, ngehabisin waktu sejam buat ngobatin mereka doang. Karena lebih banyak protes dan adu bacotnya. Usai memplesteri luka-luka keduanya, Chenle membereskan kembali kotak P3K dan tinggal membuang sampah.

Ketika Chenle berbalik dua Kakak PMR malah senyam-senyum gaje padanya. Merasa tidak enak, mengulum senyum Chenle jadinya.

"Maaf ya Kak, ruang UKS jadi berisik karena ada dua manusia penting lagi cosplay jadi bayi." ucap Chenle sopan, sengaja menyindir Mark dan Haechan juga.

Dua Kakak PMR terpana, baru kali ini menemukan seseorang yang tidak ada sungkan-sungkannya dengan Ketua dan Wakil ketua Osis. Sedangkan Mark dan Haechan tergolek lemas tidak peduli ucapan Chenle.

"Nggak papa Dek, hahaha. Tapi itu Mark sama Haechan disuruh berbaring aja kayaknya udah ga punya tenaga." jawab salah satunya, mengambil alih sampah dari tangan Chenle untuk dibuangnya.

"E-eh.. Terimakasih banyak ya Kak, jadi repotin." ucap Chenle canggung.

Satu-satu Chenle membantu Mark dan Haechan agar terbaring di ruang UKS. Lalu Chenle mendengus pelan, apa efek saling tonjok bisa membuat otak jadi terbalik? Kemana kewibawaan Mark dan Haechan?.

"Kak jangan tidur, harus makan dulu." peringat Chenle, saat melihat Haechan memejamkan mata sayunya.

Suara bel istirahat lantas berbunyi, Chenle bisa mendengar jika dua Kakak PMR itu menuju kantin.

"Kak Mark dan Kak Haechan aku tinggal bentar ya, mau aku beliin bubur di kantin."

"Chenle tunggu--" cegah Mark, menyerahkan ponselnya. "Boleh minta tolong, hubungin Eric." lanjutnya.

Mengangguk Chenle, menerima ponsel dan melakukan apa yang dipintai Mark. Ternyata ponsel Mark tidak memakai pengaman.

"Nyalain speaker-nya ya."

Setelah itu Chenle memegangi ponsel Mark, didekatkan di mulutnya.

Berdering...

"Halo Bang, gimana?"

"Lu dikantin kan?"

"Lemes banget Abang gue... Iya gue dikantin, pesen apaan nanti gue anter. Tanyain Haechan sekalian dah."

"Gue sama Haechan bubur ayam aja... Bentar... Kalau Chenle mau pesan apa?"

"Ha-hah? Chenle sop ayam." gelagapan Chenle menjawab, tidak mengira jika ikut dipesankan.

"WOII JENO, FAMILEE LAGI KUMPULAN!!"

Seruang disebrang telepon mengejutkan semuanya.

"ERIC BERISIK ANJING, GUE LAGI NGANTUK!!" umpat Haechan.

"Eh sori sori wkwkwk. Kegirangan gue."

"Norak!" ejek Haechan.

"Udah ah Ric. Dengerin gue, bubur ayam dua pedes dikit semua. Sop ayam satu nggak pedes. Minumnya es--"

"Nggak boleh es. Air putih semua." sela Chenle.

"Oh okay... Air minum botol aja biasa, tiga Ric."

"Ciyeee dirawat anaknya kiw kiw.."

ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang