Part 1

35.7K 2K 77
                                    

Chenle mengetukkan sepatunya sebelah kanan ke tanah, lalu berdiri untuk membahu tas-nya. Sedikit merapikan seragam, Chenle pun berjalan ke pintu rumah. Sebuah mobil hitam nampak menepi pada pagar rumahnya, itu mobil Opa-nya, Seo Johnny.

Bergegas Chenle keluar pagar dan masuk ke dalam mobil Opa-nya.

"Selamat pagi Opa-Opi." salam Chenle mengulurkan badannya ke bagian depan mobil, untuk mencium pipi Johnny dan Ten bergantian.

"Selamat pagi juga Cucu manis, Opi. Semangat sekali Opi hari ini, karena hari pertama Chenle mengikuti kegiatan sekolah umum Opi yang mengantar." seru Ten sambil berbinar-binar.

"Chenle harus tahu, saking semangatnya Opi-mu semalam tidak bisa tidur. Beruntungnya tidak kesiangan bangunnya." tambah Johnny bernada jahil.

"Ya namanya juga excited. Apalagi aku sampai harus rebutan jadwal hari ini sama Taeyong." sewot Ten.

Sedangkan Chenle terkekeh mendengar pertengkaran kecil nan manis Opa sama Opi. Keduanya ialah orang tua dari Mommy-nya.

Jika ditanya kenapa dia bisa dijemput dan diantar Opa-Opi. Chenle adalah anak yatim-piatu, diumur sepuluh tahun kedua orangtuanya tewas karena kecelakaan pesawat saat perjalanan pulang setelah bisnis di luar negeri.

Jung Minhyung dan Seo Donghyuck

Nama mendiang Daddy dan Mommy Chenle. Kabar kepergian yang mendadak menimpa seorang anak SD yang kala itu baru pulang sekolah. Terkejut luar biasa saat sudah bukan sambutan selamat datang seperti hari biasa, namun sekejap berubah menjadi dua peti putih wadah jenazah Daddy dan Mommy-nya.

Chenle kecil menjerit histeris seketika, membuat orang sekitarnya teriris hati. Kejadian yang sama sekali belum pernah terbayang sama sekali di otak kecilnya, perasaan belum siap ditinggal dua orang yang selalu melimpahi kasih sayang kepadanya. Mental Chenle terguncang, terbawa rasa sedih mendalam hingga membuatnya berhenti sekolah dan memilih mengurung diri.

Namun keluarganya tak membiarkannya berlarut dalam kesedihan. Chenle disupport, diobati dan dihibur penuh kelembutan dan kesabaran. Berangsur-angsur dirinya sembuh meski tak sepenuhnya, mampu bangkit dan mengikhlaskan keadaannya.

Karena kehidupan akan terus berjalan, Chenle memutuskan mengejar ketinggalannya dalam menempuh ilmu. Chenle memutuskan home schooling dan keluarga memenuhi permintaannya.

Sesungguhnya Chenle sudah merasa yakin untuk terus bersekolah di rumah, tetapi nasihat dari gurunya begitu mempengaruhinya.

"Chenle anak cerdas, bersosialisasi itu penting. Dunia luar itu indah, sayang sekali jika Chenle melewatkan hal itu. Selain itu, Chenle juga akan menemui berbagai karakter manusia dan siapa tahu akan ada manusia yang bisa mengisi kebahagiaan dalam hati Chenle. Menginginkan kesembuhan itu, bisa daei orang lain juga loh."

Pernyataan terakhir sangat mengusik keteguhan Chenle, membuatnya kepo apa sungguh selain kedua orangtuanya dan keluarga akan ada manusia yang bisa membahagiakannya dan menjadi obat bagi dirinya?

Karena ingin memenuhi rasa penasarannya. Chenle pun mengumpulkan GrandDy-GrandBu serta Opa-Opi, guna merundingkan kemana ia akan melanjutkan belajarnya. Chenle juga mengutarakan jika tidak apa-apa ke sekolah umum apalagi GrandDy-nya pemilik sekolah umum terbesar di kota ini.

Dan inilah terjadi, hari pertama sekolah Chenle. Setelah rangkaian ujian dan syarat pendafataran ia lewati, akhirnya Chenle berhasil masuk tanpa embel-emble nama GrandDy.

ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang