Part 22

14.5K 1.1K 19
                                    

"Bunda, Mama... Chenle mau pamit. Besok Chenle mau berangkat ke China." ucapan Chenle usai malam malam mereka, berhasil membuat mata Yeji dan Shin Yee terbelalak.

"Sayang.." Yeji menangkup pipi Chenle, "Dengarkan Mama, kamu kenapa terburu-buru begitu? Kita belum bulat sehari bersama." Yeji tercekat dengan ucapannya.

Dari belakang Shin Yee menyusul memeluk Chenle.

"Kak Mark dan Kak Haechan juga belum siuman. Kamu tega meninggalkan mereka? Jika mereka mencari kamu, Mama harus jawab apa?" sedih Shin Yee.

Penyesalan memang datang di belakang, andai Yeji dan Shin Yee tak mengutamakan ego mereka. Akan bisa menikmati waktu bersama Chenle lebih lama sebelumnya. Anak Minhyung dan Donghyuck hatinya murni sekali hatinya.

"Nggak papa, Kak Mark dan Kak Haechan pasti akan mengerti. Chenle sudah menulis surat untuk keduanya. Nanti Bunda dan Mama jelaskan kepada Kak Mark dan Kak Haechan." kata Chenle menenangkan dan meyakinkan dua orang baru yang masuk pada list kesayangannya.

"Hiks hiks.. Hiks hiks." isakan Yeji dan Shin Yee bersahutan, memeluk erat-erat Chenle.

"Maafkan Chenle ya Bunda, Mama. Meski hanya beberapa jam kita mengenal, tapi Bunda dan Mama mau memperhatikan Chenle. Rasanya Chenle disayang, izinkan Chenle ikut menyayangi kalian ya?" bisa dirasa bahu, jika Chenle mendapat anggukan.

"Jangan lupakan Mama dan Bunda ya?" erang Shin Yee.

"Tidak akan Mama."

"Ka-kamu bakal kembali kan, sayang?" tanya Yeji lirih, teredam.

"Chenle janji, akan menemui Bunda dan Mama dahulu daripada Kak Mark dan Kak Haechan. Jika menginjak negara ini lagi." gumam Chenle, mengelus punggung Mama Lee dan Bunda Lee bersamaan.

Tokk tokk

Pintu kamar inap terketuk, Ayah Lee berinisiatif membukanya. Ternyata Jaehyun dan Johnny yang datang, berkata ingin menemui Chenle. Ayah Lee pun segera mempersilahkan kedua Kakek Chenle untuk masuk.

"Lele?" panggil Jaehyun lembut.

Pelukan Chenle pun merenggang, segera anak itu menoleh.

"GrandDy, Opa." Chenle berlari kecil menghampiri Jaehyun dan Johnny.

"Habis berpelukan, ya? Menambah ya, saingan Opa untuk menyayangi Lele?" kekeh Johnny mengelus lembut belakang kepala Cucu semata wayangnya.

"Opa nggak boleh gitu, semua punya tempat masing-masing dihati Lele." rengek Chenle.

"Baiklah-baiklah, biarkan saja Opa-mu ya anak baik. Sekarang Chenle ucapkan terimakasih pada masing-masing orang tua Kak Mark dan Kak Haechan." tutur Jaehyun, membalik tubuh Chenle dan menuntunnya.

Terlebih dahulu Chenle kehadapan Yeji, "Bunda, terimakasih untuk kasih sayangnya hari ini. Chenle bahagia sekali."

Pipi Chenle dikecupi, lalu dipeluk dan digoyang pelan.

"Iya Chenle, terimakasih kembali. Baik-baik disana ya, Nak. Bunda tunggu kehadiranmu kembali." pesan Yeji dan Chenle mengecup tangan sebagai balasan.

Bergeser pada Shin Yee, yang setia menangis.

"Mama jangan menangis, ikhlaskan Chenle sementara saja di negeri orang. Terimakasih untuk hari ini." ujar Chenle menghapus air mata di pipi Shin Yee.

Segera Shin Yee meraih tubuh itu, mengecupi kepala Chenle.

"Terimakasih juga Chenle ya. Harus menghubungi Mama selalu meskipun disana ya. Doa Mama selalu terucap untukmu, sebagai bentuk dukungan dan keikhlasan Mama." bisik Shin Yee dan Chenle mengecup juga tangan Shin Yee.

ReinkarnasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang