Time cures all things. Baru kemarin Agni terbangun dari sebuah kehidupan buruk yang terasa begitu nyata, kemudian diberikan kesempatan kedua untuk kembali dari kesedihan, kegagalan dan keputusasaan. Waktu kelulusan telah tiba.
Orang-orang yang ia pikir akan menemani masa kuliahnya hingga hari terakhir tidak lagi bersamanya. Seperti ada barrier, Agni tidak lagi mempermasalahkan atau mengharapkan kasih dari mereka. Yang ia tidak menyangka, menemukan teman-teman baru di kelas yang selalu mendukungnya, memberikan emotional support dan tidak pernah meminta apapun. Selain mengajaknya makan siang di kantin kampus atau minum kopi sambil mengerjakan skripsi.
Di tengah kehidupannya yang berubah drastis, ia tetap bisa menikmati masa muda yang ia inginkan. A state of fighting for something she wants. Agni tak lagi mengambil keputusan hanya untuk dianggap berbeda.
"Ni, congratulations." Ucap Padma yang tiba-tiba menyapanya dari belakang dan memeluknya. Ia balas tersenyum, "Thanks."
"Jadi datang kesini untuk kakak ipar nih?" Goda Agni yang membuat Padma mengubah raut wajahnya.
"Enggak lah, kalau bukan karena lo juga lulus, gue gak ikutin Pram." Balasnya dengan nada tinggi. Pram dan Agni berbalikan. Entah karena kecelakaan hari lalu atau mereka yang tidak bisa menyerah dengan satu dan lainnya, keduanya kembali bersama.
"Lagian bingung gue, Elang juga ngintilin dia kesini. Sebenarnya tuh cewek maunya apa sih?" Kata Padma lagi. Bicara tentang perubahan yang ada, Leona kini membangun bisnis dengan Elang dan meskipun masih tahap pre-seed, Leona berhasil menegakkan kepalanya ketika bertemu keluarga Pram.
"Bisnisnya aja belum jalan, banyak gaya. Bingung gue." Ucap Padma lagi dengan nada menggibah.
"Udah deh, ngomong yang baik-baik saja." Agni menghentikkan omelan Padma yang pasti tak ada ujungnya.
"Eh, iya, yang datang hari ini siapa aja?" Tanya Padma mengalihkan topik sesuai permintaan Agni. Sahabat kecilnya ini menunjuk kearah bangku belakang, "Papa, Agam dan Levon. Gak tahu deh gimana tuh orang dapat undangan ekstra." Jawab Agni bangga.
"Good for you, girl." Entah mengapa Levon duduk disitu berusaha tidak mengambil perhatian dari orang banyak, namun tetap saja ada beberapa orang yang berhenti di bangkunya dan meminta tanda tangan. Fans katanya.
"Agni, foto sama yang lain yuk." Teriak salah satu teman sekelasnya yang menunjuk kearah teman sekelasnya yang baru datang. Agni tersenyum dan mengangguk. Ia melihat keriuhan masa muda yang percaya diri setelah empat tahun berkuliah.
Untuknya, kuliah tidak hanya fase belajar. Tapi lebih ke waktu dimana ia menemukan dirinya kembali, mengenali arti pertemanan dan belajar tentang kehidupan. Ia tidak lagi memaksa untuk menjadi bagian dari orang-orang yang tak menghargainya.
Di satu sisi, ada sekumpulan teman-teman organisasinya dulu yang berfoto dengan Leona. Riuh, karena sang ketua organisasi yang datang bersama pacarnya. Sementara di sisi lainnya, teman-teman sekelasnya yang mendukungnya.
"I am coming."
***
Seorang perempuan yang berjalan berdampingan dengan Pram, dan Elang yang ada di belakangnya seolah menunjukkan betapa pentingnya perempuan ini di hadapan orang banyak. Ia harus mengakui bahwa Leona adalah sosok perempuan dari keluarga menengah yang menarik, keras kepala, punya pride, cerdas dan mampu menggerakan hati banyak orang. Contohnya ya orang-orang yang berjalan mengelilinginya.
"Agni, I miss you." Ia bersemangat memeluk Agni yang berdiri tegak tanpa menunjukkan ekspresi yang berarti.
"Mama lo dimana?" Tanyanya melirik ke sekeliling perempuan itu. Leona sudah tidak memiliki ayah, namun memiliki ibu dan kakak yang sudah seperti orangtua sendiri. Ia juga mengingat bahwa kakak Leona adalah seorang pengacara hukum di kotanya yang mendirikan firma hukum sendiri di tanah peninggalan ayahnya. Bisa dikatakan, Leona memiliki finansial yang cukup meski tidak berlebihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agni, pemeran utama [discontinue]
ChickLitTerbangun dari mimpi buruknya, Agni menjalani sepuluh tahun penuh penderitaan hingga akhirnya meninggal dunia. Ia selama ini merasa rendah diri, tanpa pencapaian dan tidak berhasil menggapai impiannya hingga depresi menutup diri dari semua orang kec...